TINJAUAN PEMISAH ARAH PERMANEN
TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN PARMAN
BANJARMASIN
Diajukan Sebagai Persyaratan
Untuk Menyelesaikan
Program
Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri
Banjarmasin
OLEH
ALEXSEN PANJAITAN SYAIFUL RAKHMAN
NIM.
SO3 010031 NIM.
SO3 010048
PEMBIMBING
RIA ADRIYATI,ST.
NIP.
132 148 404
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2004
ABSTRAKSI
Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi sosial dan politik diperlukan
adanya prasarana dasar, yang salah satunya adalah sarana transportasi atau
jalan.
Seiring dengan kemajuan zaman dan pertumbuhan diberbagai
aspek kehidupan, dari sini dapat kita simpulkan yakni terjadi peningkatan arus lalu
lintas pada jalan-jalan pekotaan yang mengakibatkan bertambahnya
permasalahan-permasalahan lalu lintas.
Untuk mengoptimalkan fungsinya, jalan harus memiliki
kinerja yang standar dan direncanakan. Jalan S.Parman merupakan bagian dari
jalan utama yang ada di kota Banjarmasin yang mana aktivitas di daerah jalan
ini cukup besar. Selain itu pula ruas jalan ini merupakan jalur transportasi
darat yang digunakan masyarakat bila hendak masuk dan keluar kota Banjarmasin
ke kabupaten lain (Marabahan) ataupun ke propinsi tetangga (Kalimantan Tengah).
Maksud dan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisa arus lalu lintas pada jalan S. Parman setelah
adanya pemisah arah, sehingga dapat diketahui seberapa besarnya pengaruh
pemisah arah terhaadap kapasitas jalan. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa
Derajat Kejenuhan akan menjadi lebih kecil bila menggunakan pemisah arah dibandingkan dengan tidak menggunakan
pemisah arah.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan masukan bagi pengelola dan pemakai
jalan, agar dapat lebih meningkatkan kinerja jalan S. Parman sebagai
jalan perkotaan, maupun sebagai jalur transportasi antar kota.
Abstact
To support growth of political and
social economics needed the existence of
elementary prasarana, which one of them
transportation medium or road;street.
Along with progress of growth and
epoch various life aspect, from here earn we conclude namely happened the
make-up of traffic current taking the
air town resulting increasing [him/ it] problemss of traffic.
To
is optimal its function,
road;street have to have performance which standard and planned. Road;Street of
S.Parman represent the part of main road exist in town of Banjarmasin the which
activity area walke big enough. Besides
also this joint streets represent used land transportation band society /when will enter and town exit of
Banjarmasin to other sub-province ( Marabahan) and or to neighbour province (
Middle Kalimantan).
Purposes and objectives of this research is to
analyse traffic current road;street S.
Parman after existence of winnow of direction, so that can know how big influence of winnow instruct road;street
capacities terhaadap. Pursuant to calculation got that Degree of Saturation
will become smaller if/when using winnow of direction compared to not use winnow of direction. From result of
this research expected can give input
and information to organizer and of road;street, rning more is improving performance walke S. Parman as urban
road;street, and also as intercity transportation band.
B A B I
P E N D A H U L U A N
UMUM
Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini, kebutuhan akan penggunaan jalan
amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan maupun di
pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian masyarakat itu sendiri yang
nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat
sehingga negara kita dapat maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu
sendiri.
Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat
transportasi yang dapat digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak
dan sering digunakan oleh pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak
hanya terbatas pada arus lalu lintas saja, tetapi juga dirasakan perlu
diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitas-fasilitas transportasi pada
keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa yang diingini.
Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari
system transportasi secara keseluruhan.
Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak
yang berkaitan sangatlah dituntut kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah
merencanakan dan meningkatkan prasarana jalan yang sudah ada sedangkan pemakai
jalan dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan tersebut agar tingkat
pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas penunjang,
antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median)
merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus
lalu lintas. Penempatan median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu
lintas yang berlawanan, sehingga efektifitas jalan dapat ditingkatkan.
1.1
LATAR BELAKANG
Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat
penting karena dengan jalanlah maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin
agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu
diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas
dengan kemampuan jalan yang terbatas.
Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru
dialami di Kota-kota besar khususnya di
Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan masyarakat untuk
menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas
kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu
bertambahnya pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut
adanya peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu
adanya penelitian mengenai kapasitas jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi
dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan jumlah kendaraan dan
perkembangan penduduk khususnya di kota Banjarmasin.
Jalan S.Parman yang ada dikota Banjarmasin merupakan
jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian
jalan yang menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak
menggunakan pemisah jalan. Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan
pemukiman, pertokoan, sekolahan, rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya
menyebabkan lalu lintas jalan tersebut mengalami perkembangan sesuai dengan
keadaan sekitar jalan tersebut.
Untuk itulah perlu adanya diadakan tinjauan terhadap
system lalu lintas yang ada dengan dibuatnya pemisah arah jalan.
1.2
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun penelitian yang kami lakukan mempunyai maksud
untuk meninjau kapasitas pada jalan S.Parman, Mulai dari depan jalan Rumah
Sakit Islam hingga Sekolah Madrasyah (Arah luar Kota) sepanjang ±
300 meter setelah adanya pemisah arah
permanen. Disamping itu dapat diketahui rasio lalu lintas dan derajat kejenuhan
terhadap kapasitas jalan yang ada.
Melalui ini pula hasil dari penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Berupa informasi tentang kapasitas jalan. Dari
hasil penelitian tersebut akan dapat diketahui permasalahan yang ada dan
mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan nantinya dapat
memberikan informasi dalam perencanaan transportasi kota pada umumnya dan
khususnya perencanaan jalan dalam pusat kota, sehingga dapat diterapkan dalam
usaha memaksimalkan jalan yang ada.
Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan yang bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam merencanakan
transportasi kota.
1.3
PEMBATASAN MASALAH
Daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu
pada jalan S. Parman Banjarmasin. Untuk
mengetahui apakah pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh terhadap
kinerja jalan atau tidak maka perlu adanya peninjauan terhadap median jalan
yang sudah ada. Adapun penelitian ini berdasarkan pada ketentuan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan data-data
pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas, hambatan
samping, geometrik jalan.
Pada pelaksanaan survey yang berhubungan dengan
pengumpulan data-data digunakan beberapa asumsi yaitu :
- Daerah Pengamatan dalam menghitung jumlah volume lalu lintas dan hambatan samping yaitu ± 300 meter.
- Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping diambil pada jam-jam yang mewakili,dimana dianggap pada jam tersebut kuantitas arus lalu lintas dari jalan tersebut meningkat (jam puncak), yaitu :
- Pagi, antara pukul 07.00 – 09.00 WITA, saat orang memulai aktivitas pekerjaan
- Siang, antara pukul 12.00 – 14.00 WITA, Saat orang istirahat makan siang
- Sore, antara pukul 16.00 – 18.00 WITA, saat orang selesai dari aktivitas pekerjaan dan pulang kerumah.
- Volume lalu lintas rata-rata hasil survey selama satu minggu dimana nanti diharapkan dapat diketahui asumsi hari tersibuk dan jam tersibuk.
- Untuk volume lalu lintas di sepanjang segmen jalan yang diamati adalah sama.
- Untuk survey pengukuran lebar jalur efektif dan lebar jalan efektif dianggap sama rata
- Kinerja yang dihitung hanya pada sampai derajat kejenuhan
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun dalam penulisan tugas akhir ini kami dasarkan
pada aturan yang telah ditetapkan oleh panitia tugas akhir tahun 2004
Politeknik Negeri Banjarmasin, dimana isi kami dapat dari hasil pengamatan kami
di lapangan dan pula dari literatur-literatur yang ada.
Isi dari penulisan Tugas Akhir ini dimulai dari :
Bab I, bagian-bagiannya yaitu terdiri dari, Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat,
Pembatasan Masalah, Sistematika Penulisan.
Pada Bab II diuraikan tentang landasan teori, maksudnya yatu hal-hal
teori yang ada hubungannya dengan apa yang akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Pada Bab III berisikan tentang Metodologi penelitian atau
perencanaan. Pada bab ini dijelaskan tentang langkah-langkah dalam melakukan
penelitian/perencanaan dan proses penjelasan dalam melakukan penelitian/perencanaan.
Bab IV merupakan Pembahasan dari tugas akhir ini, dimana teori dan
rumusan yang ada pada bab sebelumnya digunakan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Bab V berisikan
kesimpulan dan saran, artinya setelah penulis melakukan penelitian terhadap
ruas jalan yang diamati maka dapat ditarik suatu kesimpulan dan dapat
memberikan suatu solusi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perilaku dari arus lalu lintas merupakan hasil dari pengaruh
gabungan antara manusia, kendaraan dan jalan dalam suatu keadaan lingkungan
tertentu. Dalam hal lalu lintas, manusia berupa pejalan kaki atau pengemudi dan
dalam keadaan itu juga merupakan factor yang paling tidak tetap dan tak bisa
diramalkan secara tepat.
Sedangkan jalan mempunyai fungsi yang sangat penting terutama
yang menyangkut perwujudan perkembangan antara daerah yang seimbang dan
pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan pertahanan dan keamanan nasional
dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional. Peranan ini akan dapat
dioptimalkan jika jaringan jalan yang ada tetap terpelihara serta adanya
pengaturan yang tepat dan system arus lalu lintas pada arus jalan tersebut.
Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan
luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber
daya untuk pembangunan raya dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas arus
lalu lintas yang ada merupan persoalan utama dibanyak negara. Telah diakui
bahwa usaha besar diperlukan bagi
penambahan kapasitas dimana akan diperlukan metode selektif untuk perancangan
dan perencana agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan perencanaan
jalan raya.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
karakteristik utama jalan yang mempengaruhi kapasitas pada lalu lintas jalan
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu :
-
Geometrik
-
Komposisi dan arus pemisah arah
-
Pengaturan lalu lintas
-
Aktivitas samping jalan /
hambatan samping
-
Prilaku pengemudi dan populasi
kendaraan
2.1 Geometrik
Karakteristik geometrik untuk jalan berbagai
tipe akan mempunyai kinerja berbeda
pada pembebanan lalu lintas tertentu misalnya jalan terbagi dan jalan tidak
terbagi, sedangkan untuk lebar jalur lalu lintas, kecepatan arus bebas dan
kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas.
Karakteristik geometrik tipe jalan yang
digunakan untuk masing-masing tipe jalan menggunakan analisa operasional,
perencanaan dan perancangan jalan perkotaan. Untuk setiap tipe jalan ditentukan
prosedur perhitungan yang dapat digunakan pada kondisi :
-
Alinyemen datar atau hampir
datar
-
Alinyemen horizontal lurus atau
hampir lurus
-
Pada sigmen jalan yang tidak
dipengaruhi antrian akibat hambatan samping atau arus iringan kendaraan yang
tinggi dari samping.
Ø Tipe Jalan
Tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada
pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi dan tak terbagi, jalan
satu arah.
Ø Lebar Jalur Lalu Lintas
Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
pertambahan lebar jalur lalu lintas.
Ø Kerb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar
berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan
kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya
kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi jalur lalu
lintas, tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu.
Ø Median
Median yang baik direncanakan untuk menurunkan
kapasitas.
2.2 Komposisi Arus dan Pemisah Arah
-
Pemisah arah lalu lintas
Kapasitas jalan dua arah paling
tinggi pada pemisah arah 50-50, yaitu bilamana arus pada kedua arah adalah sama
pada peride waktu dianalisa.
-
Komposisi lalu lintas
Komposisi lalu lintas mempengaruhi
hubungan kecepatan arus, jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam kendaraan per
jam yaitu tergantung pada rasio sepeda motor per kendaraan berat dalam arus
lalu lintas. Jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang
(smp/jam) tidak dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas.
2.3 Pengaturan lalu lintas
Melalui diterapkannya pemberlakuan
batas kecepatan didaerah perkotaan di Indonesia yaitu dengan pembatasan akses dari
lahan samping jalan dan sebagainya
2.4 Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan.
Keaneka ragaman perilaku dari
pengemudi dan pengguna jalan yang ada di Indonesia khususnya didaerah
perkotaan dimasukan dalam prosedur
perhitungan secara tidak langsung melalui ukuran kita.
2.5 Median Jalan
Median jalan merupakan salah satu
fasilitas penunjang jalan yang turut berpengaruh terhadap karakteristik arus
lalu lintas. Penempatan median ini biasanya berfungsi untuk memisahkan arus
lalu lintas yang berlawanan arah. Fungsi median jika digunakan sebagai pemisah
arah lalu lintas antara lain;
- Untuk menyediakan jarak yang diperlukan untuk membatasi atau mengurangi terhadap lampu besar pada kendaraan yang berlawanan arah terutama saat malam hari
- Untuk menyediakan daerah netral yang cukup lebar, dimana pengemudi dapat mengontrol kendaraan pada saat darurat
- Untuk menambah kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan
- Untuk menydiakan ruang yang diperlukan untuk kanalisasi pertemuan-pertemuan pada jalan
- Dengan lebar jalan yang cukup, median jalan memberikan pengamanan bagi pengguna jalan pada saat belok atau balik arah.
- Sebagai sarana pengamanan bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan.
Dalam hal ini median dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu;
- Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan.
- Median ditinggikan, terdiri atas jalur dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan.
Adapun lebar minimum median terdiri
atas jalur tepian selebar 0,25-0,50 meter dan bangunan pemisah jalur. Sedangkan
bentuk median yang ditinggikan tebal minimumnya yaitu 2,0. Median direndahkan
lebar minimumnya 7,0.
2.6 Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak
terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas segmen jalan. Faktor hambatan samping
yang terutama berpengaruh pada kapasitas
dan kinerja jalan perkotaan adalah :
- Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang sepanjang segmen jalan.
- Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.
- Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan dan jalan sisi.
- Arus kendaraan yang bergerak lambat, yaitu total ( kendaraan / jam ) dari sepeda, becak, gerobak, dan sebagainya.
Evaluasi pengaruh hambatan samping jalan
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nilai hambatan samping yang terjadi
dari fasilitas lalu lintas dalam penyesuaian pergerakan arus lalu lintas itu
sendiri. Perhitungan hambatan samping diperlukan data geometrik dan data arus
lalu lintas untuk kerb dan median.Sedangkan data arus lalu sedangkan data arus
lalu lintas meliputi :
1. Arus lalu lintas
Arus lalu lintas secara
umum yaitu keadaan lalu lintas yang mempunyai pengaruh ditinjau dari volume dan
kecepatan lalu lintas itu sendiri, manual kapasitas jalan Indonesia meliputi :
2.
Kecepatan arus bebas pada
kondisi sesungguhnya :
(MKJI 1997;hal 5-18)
FV = ( FVo + FVw ) x FFsf x FFVcs
Dimana :
FV : Kecepatan arus
bebas sesungguhnya (LV) (Km / jam )
Fvo : Kecepatan arus
bebas dasar (LV) (Km / jam)
FVw : penyesuaian lebar jalan lalu lintas efektif
(Km / jam)
FFVcs : Faktor penyesuaian ukuran kota.
FFVsf : Faktor penyesuaian hambatan samping.
3.
Kapasitas
Untuk nilai kapasitas
kapasitasdigunakan rumus :
(MKJI 1997; hal 5-18 )
C = CO x Fcw x FCsp x FCsf xFCcs (smp/jam)
Dimana :
C : Kapasitas (
smp/jam)
CO : Kapasitas dasar
untuk kondisi tertentu (smp/jam )
Fcw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas.
FCsp :
Faktor penyesuaian pemisah arah.
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping.
FCcs :
Faktor penyesuaian ukuran kota.
4.
Tingkat kinerja jalan
DS
= Q / C ( sumber MKJI 1997, hal 5-19
)
Dimana :
DS : Derajat kejenuhan
Q : Kapasitas arus lalu lintas .
C : Kapasitas
b. Pengambilan Data
Pada pengambilan data lapangan yang
digunakan dalam studi evaluasi ini meliputi :
5.
Data geometrik.
6.
Data hambatan samping / side friction.
7.
Data volume lalu lintas.
Data Geometrik Jalan yang diperlukan
pada evaluasi ini adalah :
8.
Data panjang segmen jalan yang diteliti.
9.
Data lebar trotoar / kerb jalan efektif.
Dalam pengambilan data geometrik ini
dipergunakan meteran untuk melakukan pengukuran dilapangan.
c. Jalan Raya
Jalan raya adalah bagian jalur tertentu yang
dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat – syarat tertentu, yang sangat
erat hubungannya dengan kendaraan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan
yang dituntut dalam suatu perjalanan.
Adapun bagian – bagian yang didapatkan didalam
jalan raya yaitu :
10. Badan jalan adalah bagian
jalan yang meliputi didalam jalan raya yaitu median, dan bahu jalan .
11. Bahu jalan adalah bagian
dari lebar mamfaat jalan yang berfungsi antar lain:
a.
Ruangan tempat berhenti sementara kendaraan.
b.
Ruang untuk menghindarkan diri pada saat darurat untuk
mencegah terjadinya bahaya.
c.
Pelindung konstruksi perkerasan terhadap kikisan .
d.
Ruang untuk tempat pemasangan tanda lalu lintas, rel lindung
dan lain- lain
- Damaja ( Daerah mamfaat jalan ) adalah daerah yang meliputi seluruh badan jalan, seluruh tepi jalan dan ambang pengaman .
Konstruksi jalan raya adalah
suatu bagian jalur tertentu yang dapat dilewati kendaraan dan memenuhi syarat –
syarat tertentu, syarat – syarat tersebut sangat erat hubungannya dengan
keadaan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu
perjalanan .
Tujuan dari cara ini untuk mendapakan keseragaman dalam merencanakan
geometrik jalan antar kota, guna menghasilkan geometrik jalan yang memberikan
kelancaran, keamanan dan kenyamanan bagi pemakai jalan .
Untuk menghitung frakuensi hambatan
kejadian samping dikalikan dengan factor bobot. terlebih dahulu
. Tabel 2.1 Efisiensi Hambatan Samping
Hambatan Samping
|
Faktor Bobot
|
Pejalan kaki
|
0.5
|
Kendaraan umum dan kendaraan berhenti
|
1.0
|
Kendaraan masuk dan keluar dari sisi jalan
|
0.7
|
Kendaraan lambat
|
0.4
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5 –82
- Kecepatan Arus
bebas
Untuk kecepatan arus bebas sesungguhnya dipakai
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
FV = (Fvo + Fvw) * FFsf * FFVcs
Dimana :
FV : Kecepatan arus bebas kendaraan ringan
untuk kondisi sesungguhnya (Km/jam)
FVw :
Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (Km/jam)
Fvo :
Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan (w) (Km/jam)
FFVcs : Penyesuaian
kecepatan untuk ukuran kota
FFVsf : Faktor
penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu
Tabel 2.2 Kecepatan Arus Bebas Dasar FVo untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan
|
Kecepatan arus bebas dasar
Fvo (Km/jam)
|
|||
Kendaraan
Ringan (LV)
|
Kendaraan
Berat (HV)
|
Sepeda
Motor (MC)
|
Semua
Kendaraan
(Rata-Rata)
|
|
Enam lajur terbagi (6/2)
atau tiga lajur satu arah (3/1)
Empat lajur terbagi (4/2 D) atau dua lajur satu arah (2/1)
Empat lajur tak terbagi (4/2UD)
Dua lajur tak terbagi (4/2 UD)
|
61
57
53
44
|
52
50
46
40
|
48
47
53
40
|
57
53
51
42
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-44
Tabel 2.3 Penyesuaian FVw untuk pengaruh lebar jalur
lalu lintas pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan
Tipe Jalan
|
Lebar jalur lalu lintas Efektif (Wc)
(M)
|
(FVw Km/Jam)
|
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
|
Per Lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
|
-4
-2
0
2
4
|
Empat lajur tak terbagi
|
Per Lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
|
-4
-2
0
2
4
|
Dua lajur tak terbagi
|
Per Lajur
5
6
7
8
9
10
11
|
-9,5
-3
0
3
4
6
7
|
Sumber : MKJI 1996 : Hal. 5-45
Tabel 2.4
Faktor penyesuaian FFVsf untuk pengaruh hambatan samping dan lebar bahu
pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan untuk jalan luar perkotaan dengan
bahu
Tipe Jalan
|
Kelas Hambatan Samping
|
Faktor penyesuaianuntuk hambatan samping dan lebar bahu
|
|||
Lebar bahu efektif rata-rata
Ws (M)
|
|||||
<0,5 M
|
1,0 M
|
1,5 M
|
>2 M
|
||
Empat lajur terbagi (4/2 D)
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
1,02
0,98
0,94
0,89
0,84
|
1,03
1,00
0,97
0,93
0,88
|
1,03
1,02
1,00
0,96
0,92
|
1,04
1,03
1,02
0,99
0,96
|
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
1,02
0,98
0,93
0,87
0,80
|
1,03
1,00
0,96
0,91
0,86
|
1,03
1,02
0,99
0,94
0,90
|
1,04
1,03
1,02
0,98
0,95
|
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD) atau jalan satu arah
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
1,00
0,96
0,90
0,82
0,73
|
1,01
0,98
0,93
0,86
0,79
|
1,01
0,99
0,96
0,90
0,85
|
1,01
1,00
0,99
0,95
0,91
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-46
Tabel 2.5 Faktor penyesuaian FFVcs untuk pengaruh
ukuran kota pada kecepatan arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
|
Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota
|
<0,1
0,1-0,5
0,5-1,0
1,0-3,0
>3,0
|
0,90
0,93
0,95
1,00
1,03
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-48
2.7 Volume Lalu lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui
suatu titik pada suatu jalur gerak per satuan waktu, dan karena itu biasanya
diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu.
Untuk menghitung volume lalu lintas perjam pada jam-jam puncak arus
sibuk, agar dapat menentukan kapasitas jalan maka data volume kendaraan arus
lalu lintas ( per arah 2 total) harus diubah menjadi satuan mobil penumpang
(SMP) dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang.
Ekivalen mobil
penumpang (EMP) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan
dan arus lalu lintas total dinyatakan dalam 1 jam.
Semua nilai smp
untuk kendaraan yang berbeda berdasarkan koefisien ekivalen mobil penumpang
(EMP).
Tabel 2.7 Menentukan
Ekivalensi mobil penumpang (EMP)
Tipe Jalan = Jalan satu arah dan jalan terbagi
|
Arus lalu lintas per jalur
(Kend/jam)
|
EMP
|
|
HV
|
MC
|
||
Dua Lajur satu arah (2/1)
Empat lajur terbagi (4/2D)
Tiga lajur satu arah (3/1)
Enam lajur terbagi (6/2 D)
|
0
> 1050
0
> 1100
|
1,3
1,2
1,3
1,2
|
0,40
0,25
0,40
0,25
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal.5-38, Tabel A-3 : 1
Tabel 2.8 Faktor Penentuan Frakuensi kejadian
Tipe Kejadian Hambatan Samping
|
Simbol
|
Faktor Bobot
|
Pejalan kaki
Parkir, Kendaraan berhenti
Kendaraan keluar + masuk
Kendaraan lambat
|
PED
PCV
EEV
SMV
|
0,5
1,0
0,7
0,4
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal.5-83
2.8 Kapasitas jalan/sesungguhnya
Kapasitas sesungguhnya didefinisikan sebagai arus maksimum melalui
suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi
tertentu.
Nilai kapasitas diamati melalui pengumpulan data di lapangan selama
memungkinkan, karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen
jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas sepanjang jalan), kapasitas
juga diperkirakan dari analisa kondisi ringan lalu lintas.
Kapasitas total adalah hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co)
untuk kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor korelasi (F) dengan
memperhitungkan pengaruh terhadap kapasitas, kapasitas dinyatakan dalam satuan
mobil penumpang (smp). Adapun persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah
:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FC cs
Di mana C = Kapasitas
sesungguhnya (smp/jam)
Co = Kapasitas
dasar (ideal) untuk kondisi ideal tertentu (smp/jam)
FCw = Faktor
Penyesuaian untuk kapasitas
FCsp = Faktor penyesuaian untuk kapasitas pemisah
arus
FCsf = Faktor penyesuaian untuk kapasitas hambatan
samping 2 bahu jalan.
FCcs = Faktor penyesuaian untuk kapasitas ukuran
kota.
Untuk faktor
penyesuaian didapat dari tabel jika kondisi sesungguhnya sama dengan kasus
dasar (ideal) tertentu maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan kapasitas
menjadi sama dengan kapasitas dasar (Co).
Tabel 2.9 Kapasitas dasar Co untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan
|
Kapasitas dasar
(SMP/jam)
|
Catatan
|
Empat lajur tebagi atau jalan satu arah
Empat lajur tak terbagi
Dua lajur tak terbagi
|
1650
1500
2900
|
Per lajur
Per lajur
Total dua arah
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal.
5-50
Tabel 2.10 Penyesuaian kapasitas FCw untuk pengaruh
lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan
Tipe Jalan
|
Lebar jalur lalu lintas efektif (Wc)
(M)
|
FCw
|
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
|
Per Lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
|
0,92
0,96
1,00
1,04
1,08
|
Empat lajur tak terbagi
|
Per Lajur
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
|
0,91
0,95
1,00
1,05
1,34
|
Dua lajur tak terbagi
|
Per Lajur
5
6
7
8
9
10
11
|
0,56
0,87
1,00
1,14
1,25
1,29
1,34
|
Sumber : MKJI 1997 :Hal. 5-51
Tabel 2.11 Faktor penyesuaian kapasitas
untuk pemisah arah (FCsp)
Pemisah arah
SP %-%
|
50-50
|
60-40
|
70-30
|
80-20
|
90-10
|
100-0
|
|
FCsp
|
Dua lajur
2/2
|
1,00
|
0,94
|
0,88
|
0,82
|
0,76
|
0,70
|
Empat lajur
4/2
|
1,00
|
0,97
|
0,94
|
0,91
|
0,88
|
0,85
|
Sumber : MKJI 1997 :Hal. 5-52
Tabel 2.12 Faktor penyesuaian FCsf untuk
pengaruh hambatan samping dan lebar bahu pada kapasitas jalan perkotaan dengan
bahu
Tipe Jalan
|
Kelas Hambatan Samping (SFC)
|
Faktor penyesuaianuntuk hambatan samping dan lebar bahu (FCw)
|
|||
Lebar bahu efektif rata-rata
Ws (M)
|
|||||
<0,5 M
|
1,0 M
|
1,5 M
|
>2 M
|
||
Empat lajur terbagi (4/2 D)
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tiggi
|
0,96
0,94
0,92
0,88
0,84
|
0,98
0,97
0,95
0,92
0,88
|
1,01
1,00
0,98
0,95
0,92
|
1,03
1,02
1,00
0,98
0,96
|
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
0,96
0,91
0,92
0,87
0,80
|
0,99
0,97
0,95
0,91
0,86
|
1,01
1,00
0,98
0,94
0,90
|
1,03
1,02
1,00
0,98
0,95
|
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD) atau jalan satu arah
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
0,94
0,92
0,89
0,82
0,73
|
0,96
0,94
0,92
0,86
0,79
|
0,99
0,97
0,95
0,90
0,85
|
1,01
1,00
0,98
0,95
0,91
|
Sumber : MKJI 1997 : Hal. 5-53
Tabel 2.13 Faktor penyesuaian FCcs untuk pengaruh ukuran kota pada
kapasitas jalan perkotaan
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
|
Faktor Penyesuaian untuk ukuran kotaFCcs
|
<0,1
0,1-0,5
0,5-1,0
1,0-3,0
>3,0
|
0,86
0,90
0,94
1,00
1,04
|
Sumber : MKJI 1997: Hal. 5-55
2.9 Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (Ds) merupakan rasio arus terhadap kapasitas yang
digunakan sehingga faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja dan segmen
jalan, nilai derajat kejenuhan juga menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan pada jalan tertentu
dihitung sebagai berikut :
Ds =
Di mana Ds =
Derajat kejenuhan (smp/jam)
Q = Arus lalu lintas
C =
Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
Q. smp =
arus total yang sesungguhnya (smp/jam) yang dihitung dengan
Q.smp =
Q. kendaraan x Fsmp sehingga :
Q
= (emp IV x LU (kend/jam) + emp
Hu x Hu (kend/jam) + emp Mc x (Me
kend/jam)
Untuk nilai emp, masing-masing kendaraan didapat dari tabel emp.
Adapun istilah-istilah yang digunakan antara lain :
C (Kapasitas) : Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat
dipertahankan pada kondisi ideal
tertentu.
Ds (Derajat kejenuhan) :
Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan
tertentu.
Sf (Hambatan
samping) : Dampak terhadap tingkat kinerja lalu
lintas diaktifitas samping segmen
jalan umum/kendaraan lain berhenti.
Smp (Satuan mobil
penumpang) : Satuan untuk arus lalu lintas di mana
arus berbagai tipe kendaraan diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk
mobil penumpang) dengan menggunakan smp.
Emp (Ekivalen mobil
penumpang) : Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe kendaraan
dibandingkan kendaraan ringan terhadap kecepatan dalam arus lalu lintas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir
ini yaitu dengan menggunakan metode observasi dan metode deskriptif
3.1.1 Metode Observasi
Dengan meggunakan metode ini penulis
secara langsung melakukan pengamatan di lapangan guna pengumpulan dataa-data.
Adapuin yang diobservasi yaitu jumlah kendaraan yang lewat, arah lalu lintas
dan hambatan samping yang ada di kanan dan kiri ruas jalan yang diamati.
Pengambilan dan Pengumpulan data-data di lapangan
yang diperlukan meliputi :
-
Data volume
lalu lintas
-
Data hambatan
samping
-
Data
geometrik jalan
o
Pengambilan
data Volume lalu lintas
Pengambilan data volume lalu lintas
dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari atau satu minggu, hal ini dimaksudkan agar
nantinya didapat bukan hanya jam tersibuk saja melainkan juga kemungkinan hari
tersibuk pada ruas jalan tersebut. Adapun pengambilan data ini dimulai pada
tanggal 9 Mei 2004 - 15 Mei 2004.
Alat yang digunakan dalam pengambilan
data volume lalu lintas ini menggunakan alat pencacah (hand tally counter),
dimana data tersebut kemudian dimasukan pada kertas formulir pengisian data yang
telah disediakan.
Data volume yang diamati dan dilakukan pada
jam-jam puncak/sibuk, yaitu :
-
Pagi hari,
jam 07.00 – 09.00 WITA
-
Siang hari,
jam 12.00 – 14.00 WITA
-
Sore hari,
jam 16.00 – 18.00 WITA
Semua data yang didapat dicatat dalam
jangka 60 menit, berdasarkan pada Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Untuk pencatatan masing-masing jenis kendaraan
dikelompokan pada :
-
Kendaraan
ringan (LV); misalnya mobil penumpang, sedan, minibus, pickup, jeep.
-
Kendaraan
berat (HV); misalnya dump truck, trailler, bus.
-
Sepeda motor
(MC); misalnya kendaraan roda dua dan tiga.
Dari data ini diharapkan diperoleh data volume
lalu lintas pada jam sibuk/puncak.
o
Pengambilan
data hambatan samping
Pencatatan frakuensi kejadian hambatan
samping dilakukan selama 7 hari bersamaan dengan pengambilan data volume lalu
lintas, dimana survey ini juga menggunakan alat pencacah dan disarkan pada
aturan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
o
Pengambilan
data geometrik
Pada pengambilan data ini digunakan meteran
sebagai alat utama yang dipakai, Adapun data yang diambil sebagai berikut :
- Panjang segmen
jalan yang diamati pada jalan S. Parman adalah ± 300 meter
- Lebar jalur
jalan untuk masing masing sisi adalah :
- Sisi A = 6,50
Meter , (arah menuju dalam kota), dimana dibagi menjadi dua lajur.
- Sisi B = 6,50
Meter , (arah menuju keluar kota), dimana dibagi menjadi dua lajur.
- Lebar pemisah
arah/median = 0,5 Meter
- Lebar trotoar
efektif yaitu :
-
Sisi A = 1,50 Meter
- Sisi B =
1,50 Meter
3.1.2 Metode Deskriptif
Dengan adanya metode ini
diharapkan dapat memberikan informsi kepada pembaca berkaitan tentang pengaruh
pemisah jalan pada ruas jalan S. Parman tentunya sesuai dengan peraturan MKJI,
baik jalan tersebut maupun kapasitas idealnya.
3.2 Flow Chart
Penulisan Tugas Akhir
Bagan Alir
Penulisan Tugas Akhir
3.2.1 Penjelasan Flow chart Tugas Akhir
Adapun hal yang pertama dilakukan oleh
Penulis dalam rangka memulai Penulisan
Tugas Akhir ini yaitu mengumpulkan bahan atau literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini baik dari catatan-catatan yang sudah diterima dibangku kuliah
maupun literatur-literatur yang ada di Perpustakaan Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Pada pelaksanaan penelitian/survey
lapangan adapun data-data yang diperlukan guna perhitungan Tugas Akhir ini
yaitu :
-
Data geometrik jalan
-
Data Volume Lalu Lintas
-
Data Hambatan samping
Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulis melakukan
penelitian ini selama satu minggu pada ruas jalan yang diamati yaitu jalan
S.Parman, dimana metode yang digunakan dalam perhitungan jumlah pengguna jalan
ini yaitu metode perhitungan manual (Manual Count). Dalam proses ini penulis
tidak lepas dari acuan utama yaitu dengan menggunakan peraturan yang ada pada
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI ) tahun 1997.
Setelah data-data terkumpulkan kemudian penulis mulai
melakukan perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan isi dari Tugas Akhir
ini yaitu :
-
Volume Lalu lintas
-
Frakuensi habatan samping
-
Kapasitas Jalan
-
Kecepatan rata-rata
-
Derajat Kejenuhan
Kumudian setelah
adanya perhitungan tersebut maka dihasilkan berapa besarnya nilai-nilai dari
perhitungan yang dimaksud, yang mana setelah selesai mendapatkan hasilnya maka
penulis melakukan konsultasi dengan Dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh
Panitia Tugas Akhir Politeknik Negeri Banjarmasin. Pembimbing akan memeriksa
dan memngoreksi perhitungan dan hasi dari penelitian yang dilakukan mahasiswa.
Setelah
semua penulisan ini disetujui oleh pembimbing, maka penulis dianggap selesai
dalam penulisan Tugas Akhir dan berhak
dalam mengikuti sidang untuk penyelesaian program studinya.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Volume Lalu lintas
Perhitungan untuk menentukan volume lalu lintas dalam Satuan Mobil
Penumpang (SMP) digunakan ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) untuk jenis
kendaraan yang berbeda
Hasil data survey volume lalu lintas pada ruas jalan S.
Parman selama Satu minggu tertuang pada tabel
Perhitungan Volume Lalu lintas (kendaraan/jam) diambil hari yang
tersibuk yaitu berdasarkan survey diketahui hari SELASA.
Contoh Perhitungan
Perhitungan Volume Lalu lintas per jam
Hari Sibuk =
Selasa
Jam Puncaak =
07.00-08.00 WITA
Untuk Kendaraan Ringan (LV)
= Volume lalu lintas (Kend/jam) x EMP LV
= 486 x
1,00
= 486 SMP/Jam
Untuk Kendaraan Berat (HV)
= Volume lalu lintas (Kend/jam) x EMP HV
= 28 x
1,2
= 34 SMP/Jam
Untuk Sepeda motor (MC)
= Volume lalu lintas (Kend/jam) x EMP MC
= 3014 x
0,25
= 754 SMP/Jam
Total = LV + HV +MC
= 486 + 34 + 754
= 1274 SMP/Jam
4.2 Hambatan samping
Untuk menghitung frakuensi kejadian hambatan samping
terlebih dahulu jenis kendaraan harus dikalikan dengan faktor bobot.Penentuan
kelas hambatan samping untuk mendapatkan faktor hambatan samping FFVsf dan Fcsf berdasarkan tabel bobot kejadian.
Adapun hasil survey hasil hambatan samping di jalan
S.Parman Banjarmasin Selama satu minggu tertuang dalam tabel
Contoh perhitungan
Hari Sibuk =
Selasa
Jam Puncaak =
07.00-08.00 WITA
Untuk hambatan samping pada sisi A
Pejalan Kaki (PED) = 75 x
0,25
=
38
Kendaraan Parkir + Kendaraan Stop (PSV) = 10 x 1,00
=
10
Kendaraan Masuk + Kendaraan Keluar (EEV) = 2 x 0,7
=
2
Kendaraan Lambat (SMV) =
211 x 0,4
=
62
Total Frakuensi = PED
+ PSV + EEV + SMV
=
38 + 10 + 2 + 62
=
112
4.3 Kecepatan Arus Bebas
Perhitungan untuk kecepatan arus bebas sesungguhnya dipakai
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
FV = ( Fvo +
FVw) x FFv x FFVcs
Contoh Perhitungan
FV = ( Fvo + FVw) x FFv x FFVcs
= (57 + (-2)) x 1,02 x 0,95
= 53 Km/Jam
4.4 Kapasitas Jalan
Perhitungan kapasitas jalan dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
C = CO x FCw x FCsp x FCsf xFCcs
Contoh Perhitungan
Jam Puncak = 07.00 – 08.00
WITA Sisi A
C = CO x FCw x FCsp x FCsf xFCcs
= 3300 x 0,96 x 1 x 1 x 0,94
= 2978 SMP/Jam
4.5 Perhitungan Derajat Kejenuhan
Perhitungan derajat kejenuhan dihitung berdasarkan persamaan sebagai
berikut :
DS = Q / C
Contoh Perhitungan
Jam Puncak = 07.00 – 08.00 WITA Sisi A
DS = Q / C
= 1274 /
2978
= 0,43
DAFTAR PUSTAKA
1.
Directorat General Bina Marga
Directorate OF Development (Bincot), Consulting Service For HCM Phose : Implemention,
Pelatihan Diseminasi Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Swroad In Association
With PT Bina Karya (Persero), Jakarta, 1997.
2. Direksi Jendral Bina Marga, Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1997
3.
Hernanda Renny, Jamrani, Analisa
Pengaruh Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Pada Jalan S. Parman –
H. Hasan Basry Banjarmasin, Jurusan Teknik Sipil, Banjarmasin, 2002.
4.
Rahmi Annisa, FM Nice Siti, Pengaruh
Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Di Jalan A.Yani Km.2
Banjarmasin, Jurusan Teknik Sipil, Banjarmasin, 2003.
5.
Rizani Ahmad, dkk, Analisa
Kapasitas Jalan Pada Jam Puncak Di Jalan Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Penelitian Politeknik Jurusan Teknik Sipil, Banjarmasin,
1999.
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Efesiensi Hambatan
samping…………...………………………………..11
2.2 Tabel Kecepatan Arus Bebas Dasar Fvo Untuk
Jalan Perkotaan…………..…..12
2.3 Tabel Penyesuaian FVw
untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas pada
kecepatan arus
bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan ………...…………....13
2.4 Tabel Faktor penyesuaian
FFVsf untuk pengaruh hambatan
samping dan lebar bahu pada
kecepatan arus bebas kendaraan
ringan untuk jalan luar
perkotaan dengan bahu………………………………...14
2.5 Tabel Faktor penyesuaian
FFVcs untuk pengaruh ukuran kota
pada kecepatan
arus bebas kendaraan ringan, jalan perkotaan……………...….15
2.6 Tabel Ekivalensi mobil
penumpang (EMP)…………………………………….15
2.7 Tabel Faktor Penentuan
Frakuensi kejadian…………………………...……….16
2.8 Tabel Kapasitas
dasar Co untuk jalan
perkotaan…………...………….………17
2.9
Tabel Penyesuaian kapasitas FCw untuk
pengaruh lebar jalur
lalu lintas untuk jalan
perkotaan…………...……………..………………..…...18
2.9
Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah (FCsp)…...…...….....19
2.10 Tabel Faktor penyesuaian FCsf
untuk pengaruh hambatan
samping dan lebar bahu pada kapasitas jalan
perkotaan dengan bahu...……....20
2.11 Tabel Faktor penyesuaian FCcs untuk pengaruh ukuran
kota pada kapasitas jalan
perkotaan……….……..…………………………….21
4.1
Tabel Data Hasil Survey Lalu lintas…………………………………………...33
4.2 Tabel Data Hasil Survey Lalu
lintas…………………………………………...34
4.3 Tabel Volume Lalu Lintas Pada Hari
Tersibuk………………………………..35
4.4 Tabel Data Survey Hambatan
Samping/Side Priction…………………………36
4.5 Tabel Frakuensi Berbobot Kejadian
Hambatan samping……………………...37
4.6 Tabel Kapasitas Sesungguhnya Sisi
A…………………………………………38
4.7 Tabel Kapasitas Sesungguhnya Sisi
B……...……………………………… …39
4.8 Tabel Kapasitas Sesungguhnya Kedua
Arah……..……………………………40
4.9 Tabel Kapasitas Tanpa Pemisah Arah
Untuk Sisi A…………………………..41
4.10 Tabel Kapasitas Tanpa Pemisah Arah
Untuk Sisi B…………………………..42
4.11 Tabel Kapasitas Tanpa Pemisah Arah
Untuk Kedua Arah...…………………..43
4.12 Tabel Kecepatan Arus Bebas Untuk
Kedua Arah……………………………...44
4.13 Tabel Pengaruh Pemisah Arah Permanen
Terhadap Kapasitas Dan
Derajat Kejenuhan ……………………………………………………..……...45
DAFTAR GAMBAR
3.1 Profil Melintang Jalan S.Parman Banjarmasin……………….……………….28
3.2 Sketsa Ruas Jalan Yang
Diamati………………………………………………29
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik Derajat
Kejenuhan Terhadap Jam Puncak Dengan
Menggunakan Pemisah arah
………………………………………..………..…46
4.1 Grafik Derajat
Kejenuhan Terhadap Jam Puncak Tanpa
Menggunakan Pemisah arah
………………………………………………....…47
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
iii
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………. v
DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………………… vii
DAFTAR
GRAFIK………………………………………………………………viii
BAB I
Pendahuluan………………………………………………………….… 1
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan dan
Manfaat………………………………………………………… 2
1.3 Pembatasan
Masalah………………………………………………………… 3
1.4 Sistematika
Penulisan……………………………………………………….. 4
BAB II Landasan Teori………………… …………………………………….. 5
2.1
Geometrik………………………………………………………………….… 6
2.2 Komposisi
Arus Dan Pemisah Arah………………………………………… 7
2.3 Pengaturan
Lalu Lintas……………………………………………………… 7
2.4 Prilaku
Pengemudi Dan Populasi Kendaraan………………………………..
7
2.5 Median
Jalan………………………………………………………………… 7
2.6 Hambatan Samping………………………………………………………….. 8
2.7 Volume Lalu
Lintas…………………………………………………………. 15
2.8 Kapasitas
Jalan/Sesungguhnya……………………………………………… 16
2.9 Derajat
Kejenuhan…………………………………………………………… 21
BAB III Metodologi
Penelitian………………………………………………….. 23
3.1 Metode Pengumpulan
Data………………………………………………….. 23
3.1.1 Metode
Observasi…………………………………………………….. 23
3.1. 2 Metode
Deskriptif……………………………………………………. 24
3.2 Flow Chart Penulisan Tugas
Akhir………………………………………….. 25
3.2.1 Penjelasan
Flow Chart Tugas Akhir…………………………………... 26
BAB
IV Pengolahan Data Dan
Pembahasan…………………………………… 30
4.1 Volume Lalu
Lintas………………………………………………………….. 30
4.2 Hambatan
Samping………………………………………………………….. 31
4.3 Kecepatan Arus
Bebas……………………………………………………….. 31
4.4 Kapasitas
Jalan……………………………………………………………….. 32
4.5 Perhitungan Derajat
Kejenuhan……………………………………………… 32
BAB V
Kesimpulan Dan Saran………………………………………………….. 48
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
48
5.2 Saran…………………………………………………………………………..
48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan.
Tugas Akhir ini merupakan kewajiban bagi setiap
Mahasiswa di Politeknik Negeri Banjarmasin khususnya jurusan Teknik Sipil untuk
memenuhi persyaratan kurikulum semester III sekaligus dalam rangka penyelesaian program DIV Teknik Bangunan di
Atas rawa.
Penulisan Tugas Akhir ini, berdasarkan pada
literatur-literatur yang dapat selama perkuliahan, dan judul Tugas Akhir ini
yaitu “ Perhitungan Geometrik Jalan Raya
pada Tanah Rawa dengan Aplikasi Microsoft Visual Basic Studi Kasus Proyek Jalan
Marabahan - Margasari
”.
Pada kesempatan ini, tak lupa mengucapkan terimakasih
atas dukungan yang diberikan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu kepada yang terhormat:
1.
Bapak Ir.H. Muhamad Suhaimi,
selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin
2.
Bapak Ir. Darmawani, selaku
Ketua Jurusan Tehknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin
3.
Bapak Faryanto E ,ST, selaku
Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Tahun 2006
4.
Bapak A. Rizani, ST, MT dan Ibu
Rinova, SSi selaku Dosen Pembimbing
5.
Para Dosen dan Staf karyawan
Politeknik Negeri Banjarmasin
6.
Rekan-rekan Mahasiswa
Politeknik Negeri Banjarmasin dan pihak-pihak yang telah membantu hingga
selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
Dengan menyadari keterbatasan ilmu pengetahuan pada kami, maka tidak
mustahil penyusunan Tugas Akhir ini terdapat kekurangan-kekurangan, karenanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini
akan kami terima dengan senang hati.
Akhirnya kami mengharapkan semoga tujuan dari penyusunan Tugas Akhir
ini dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita sekalian yang membacanya,
Terimakasih.
Penulis
Gambar 3.1
Profil Melintang Jalan S.Parman,
Banjarmasin.
1,5
m 6,5 m 6,5
m 1,5 m
- Panjang segmen Jalan yang diamati pada ruas jalan S.Parman ± 300 Meter
- Lebar Jalur jalan untuk masing-masing sisi adalah :
-
Sisi A = 6,50 Meter (arah sisi
sebelah kiri/ menuju dalam Kota)
-
Sisi B = 6,50 Meter (arah sisi
sebelah kanan/ menuju keluar Kota)
- Lebar Pemisah arah = 0,5 Meter
- Lebar Bahu jalan efektif / trotoar sebagai berikut :
- Sisi A : 150 Cm
- Sisi B : 150 Cm
RS.
Islam
Gambar 3.2 Sketsa Ruas Jalan Yang Diamati
RS.
Islam
|
|
|
|
|||||||
Jl. S Parman Sisi B (Arah Luar
Kota)
Sisi
A (Arah Dalam Kota)
Lokasi Penelitian (±
300 Meter)
0 komentar:
Post a Comment