PENGARUH PEMBERIAN
TUGAS SETIAP AKHIR PERTEMUAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V PADA SD INPRES
BUTTATIANANG
I MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep mengenai pendidikan yang dikembangkan saat
ini, merupakan rangkaian upaya manusia Indonesia untuk meningkatkan sumber daya
yang akhir-akhir ini santer diperbincangkan sehubungan dengan peningkatan
sumber daya manusia pembangunan.
Pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran yang
diterapkan di seluruh tanah air, sudah tentu tidak terlepas tuntutan zaman dan
kebutuhan pendidikan yang cenderung melibatkan seluruh strata sistem
kemasyarakatan dalam suatu proses interaksi dan komunikasi yang berimbang
sebagai penjabaran operasional fungsi dan strategi bagi dunia pendidikan. Mulai
dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Rumusan mengenai sasaran yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan proses pendidikan dan pengajaran senantiasa mengacu pada tujuan
pendidikan nasional yang telah dirumuskan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional serta telah ditetepkan dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia dengan ketetapan MPR Nomor
II/ MPR/1993, bidang pendidikan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa
cita tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial
serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan,
serta berorientasi masa depan”.
Untuk merealisasikan kerangka dasar pendidikan
seperti yang telah dipaparkan di atas, tentunya diperlukan upaya maksimal dari
berbagai pihak, dalam melihat tugas dan tanggung jawab pendidikan itu, tanpa
harus terikat dengan kondisi formal pendidikan semata.
Kiranya perlu dipahami bahwa indikator keberhasilan
suatu proses pendidikan dan pengajaran tentunya tidak hanya terbatas pada
sederetan angka-angka prestasi belajar, akan tetapi harus terkait dengan
kemampuan seseorang anak didik merefleksikan program belajarnya dalam bentuk
aplikasi sikap positif melalui serangkaian aktivitas yang selektif dan efektif.
Dalam prestasi yang demikian itu, maka kita dapat memahami bahwa aspek nilai
yang ditransfer dalam dunia pendidikan dan pengajaran harus selalu terkait
dengan unsur pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diproyeksikan melalui
kurikulum dan silabus pengajaran, untuk selanjutnya dioperasionalisasikan
melalui kegiatan pengajaran. Diukur dengan menggunakan instrumen test yang
tepat.
Kenyataan empiris proses pendidikan dan pengajaran
yang dikembangkan berbagai lembaga pendidikan menunjukkan bahwa penerapan pola
pendidikan dan pengajaran yang tepat, tampaknya masih kurang mendapat perhatian
yang memadai dari tenaga pengajar. Sehingga proses pengajaran cenderung tidak
relevan dengan pola pendekatan atau metode pengajaran yang digunakan. Hal ini
menyebabkan sisi kualitas pengajaran yang diharapkan kurang terpenuhi. Oleh
karena itu diperlukan upaya untuk melihat efektivitas suatu pendekatan dan
metode pengajaran proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berhasil guna
dan memudahkan bagi siswa dalam memahami
suatu disiplin ilmu atau mata pelajaran diterimanya.
Berdasarkan dari pemikiran di atas, penulis dengan
segenap kemampuan untuk mencoba melakukan suatu penelitian sekitar penggunaan
metode pemberian tugas dalam pengajaran IPA yang oleh penulis diduga
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Rumusan
Masalah
Adapun masalah pokok dalam penelitian ini yang
didasarkan pada latar belakangnya di atas adalah :
1.
Bagaimana efektifitas metode pemberian tugas dalam
pengajaran IPA bagi siswa kelas V SD
Inpres Buttatianang I Makassar.
2.
Bagaimana pengaruh pemberian tugas setiap akhir
pertemuan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar
3.
Faktor-faktor apa yang dapat menghambat pemahaman
siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang
I Makassar terhadap mata pelajaran IPA.
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan dalam penelitian difokuskan pada pembahasan
untuk mengetahui :
1.
Efektifitas dari pelaksanaan metode pemberian tugas
dalam pengajaran IPA bagi siswa kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar.
2.
Pengaruh dari pelaksanaan metode pemberian tugas
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar
3.
Faktor-faktor yang dapat menghambat pemahaman siswa
kelas V SD Inpres Buttatianang I
Makassar terhadap mata pelajaran IPA.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan terhadap hasil penelitian
ini adalah :
1.
Sebagai informasi bagi para tenaga pengajar IPA khususnya
dan tenaga pengajar umumnya tentang bagaimana efektifitas metode penggunaan
metode pemberian tugas.
2.
Diharapkan dijadikan dasar pemikiran dalam
pengambilan keputusan guru dalam memilih metode yang tepat dalam kegiatan
pengajaran.
3.
Sebagai bahan informasi yang nyata bagi guru
terhadap kondisi pengajaran dengan metode pemberian tugas bagi siswa kelas V SD
Inpres Buttatianang I Makassar.
E. Hipotesis
Berdasar dari uraian latar belakang dan penelusuran
literatur yang dilakukan penulis sebelumnya, maka dapat ditarik suatu hipotesis
bahwa diduga metode pemberian tugas setiap akhir pertemuan terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar dapat memberikan atau meningkatkan
prestasi belajar IPA siswa (efektif).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Metode Pemberian Tugas
Dalam
interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan yang sangat penting.
Metode dalam kegiatan pengajaran sangat bervariasi, pemilihannya disesuaikan
tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Seorang guru tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik bila tidak dapat menguasai satu atau beberapa
metode mengajar. Olehnya itu guna pencapaian tujuan pengajaran, maka pemilihan
metode dalam mengajar harus tepat. Dengan demikian diharapkan kegiatan
pengajaran dan berlangsung secara berdaya guna dan bernilai guna.
Dalam
proses mengajar, seorang pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode mengajar, akan tetapi harus menggunakan beberapa metode mengajar yang
digunakan secara bervariasi agar pengajaran tidak membosankan. Sebaliknya dapat
menarik perhatian siswa. Meski penggunaan metode bervariasi tidak akan
menguntungkan proses interaksi belajar mengajar bila penggunaan metode tidak
tepat dengan situasi pengajaran yang mendukungnya. Disinilah dituntut
kompetensi guru dalam pemilihan metode pengajaran yang tepat. Oleh karena itu
pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan,
bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya.
Dalam kajian pustaka ini, penulis
akan membahas salah satu metode mengajar yang sering digunakan oleh guru dalam
proses interaksi belajar mengajar, yaitu metode pemberian tugas. Metode
pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada
siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan
mempertanggung jawabkan kepada guru (Abdul Kadir Munsyi Dip. Ad. Ed, tanpa
tahun). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, guru memberikan pekerjaan
kepada siswa berupa soal-soal yang cukup banyak untuk dijawab atau dikerjakan
yang selanjutnya diperiksa oleh guru.
Dalam literatur yang dijelaskan
bahwa pemberian tugas dapat diartikan pekerjaan rumah, tetapi sebenarnya ada
perbedaan antara pemberian tugas dan pekerjaan rumah, untuk pekerjaan rumah
guru menyuruh siswa membaca buku kemudian memberi pertanyaan-pertanyaan di
kelas, tetapi dalam pemberian tugas guru menyuruh siswa membaca dan menambahkan
tugas (Roestiyah N.K, 1989).
Dari beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan, bahwa pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara
langsung. Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas
dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.
Penggunaan suatu metode dalam
proses belajar mengajar, seorang guru sebaiknya tetap memonitoring keadaan
siswa selama penerapan metode itu berlangsung. Apakah yang diberikan mendapat
reaksi yang positif dari siswa atau sebaliknya justru tidak mendapatkan reaksi.
Bila hal tersebut terjadi maka guru sedapat mungkin mencari alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang lain, yang sesuai dengan
kondisi psikologi anak didik.
Semua guru harus menyadari bahwa
semua metode mengajar yang ada, saling menyempurnakan antara yang satu dengan
yang lainnya. Karena tidak ada satupun metode yang sempurna tetapi ada titik
kelemahannya. Oleh karena itu penggunaan metode yang bervariasi dalam kegiatan
mengajar akan lebih baik dari pada penggunaan satu metode mengajar. Namun penggunaan
satu metode tidaklah salah selama apa
yang dilakukan itu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Metode pemberian tugas sebagai
salah satu metode yang dikaji penulis dalam pembahasan ini tentunya juga
memiliki kelemahan dan kelebihan seperti halnya dengan metode yang lain.
Mengenai kelemahan dan kelebihan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut
:
Kelebihan
metode pemberian tugas :
1.
Baik
sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
2.
Memupuk
rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak
harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
3.
Memberi
kebiasaan anak untuk belajar.
4.
Memberi
tugas anak yang bersifat praktis (H. Zuhairini, 1977).
Dari berbagai kelebihan-kelebihan
yang telah dipaparkan di atas tentunya metode pemberian tugas juga tidak
terlepas dari kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1.
Seringkali
tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu
tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
2.
Sulit
untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan
minat belajar.
3.
Seringkali
anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan
temannya.
4.
Apabila
tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak (H.
Zuhairini, 1977).
Dengan memahami kelebihan
dan kelemahan metode pemikiran tugas di atas, tentunya akan menunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan. Sebaliknya manakala guru
tidak mengetahui kelebihan dan kekurangan satu metode mengajar. Maka akan
menemui kesulitan dalam memberikan bahan pelajaran kepada siswa. Ini berarti
guru tersebut gagal melaksanakan tugasnya mengajarnya di depan kelas.
Salah satu dampak yang sering kita lihat dari
penggunaan metode yang tidak tepat yaitu ; anak atau siswa setelah diberi
ulangan, sebagian besar tidak mampu untuk menjawab setiap item soal dengan baik
dan benar. Akibatnya sudah dapat dipastikan bahwa prestasi belajar anak didik
rendah. Di sisi lain, anak didik sering merasakan kebosanan. Situasi demikian
menjadikan proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan kurang efisien.
B.
Penerapan
Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran IPA
Dalam proses pengajaran IPA,
semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pengajarannya
merupakan rangkaian proses yang menentukan pencapaian hasil pengajaran,
termasuk pemilihan metode yang tepat untuk setiap pertemuan.
IPA sebagai bagian dari ilmu
yang ada, merupakan ilmu yang sarat dengan dengan fakta sehingga pengajarannya
menuntut kemampuan pengetahuan dari guru, disamping keterampilan pengajaran
lainnya.
Penerapan metode pemberian tugas
dalam proses pengajaran IPA, umumnya dimaksudkan untuk melatih siswa agar
mereka dapat aktif mengikuti sajian pokok bahasan yang telah diberikan, baik di
dalam kelas maupun di tempat lain yang representatif untuk kegiatan belajarnya.
Tugas yang diberikan kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk
seperti daftar pertanyaan mengenai suatu pokok bahasan tertentu, suatu perintah
yang harus dibahas melalui diskusi atau perlu dicari uraiannya dalam buku
pelajaran yang lain. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang
lain, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi, eksperimen
dan berbagai bentuk tugas lainnya. Kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.
Perlu dipahami bagi seorang guru
bahwa waktu belajar siswa di sekolah sangat terbatas untuk menyajikan sejumlah
materi pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sehingga untuk
mengatasi hal tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas kepada siswa diluar
jam pelajaran, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam hubungan ini, guru
sangat diharapkan agar setelah memberikan tugas kepada siswa supaya dicek atau
diperiksa pada pertemuan berikutnya apakah sudah dikerjakan oleh siswa atau
tidak. Kesan model pengajaran seperti ini memberikan manfaat yang banyak bagi
siswa, terutama dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi belajarnya.
Teknik pemberian tugas atau
resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar
yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama mengerjakan
tugas. Dari proses seperti itu, siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih
terintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman siswa yang berbeda-beda pada saat
menghadapi masalah atau situasi yang baru. Disamping itu, siswa juga dididik
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung jawab
serta kemampuan siswa untuk memanfaatkan waktu belajar secara efektif dengan
mengisi kegiatan yang berguna dan konstruktif.
Bagi seorang guru dalam menerapkan
metode pemberian tugas tersebut diharapkan memperjelas sasaran atau tujuan yang
ingin dicapai kepada siswa. Demikian halnya dengan tugas sendiri, jangan sampai
tidak dipahami tidak dengan jelas oleh siswa tentang tugas yang harus
dikerjakan.
Dalam penggunaan teknik pemberian
tugas atau resitasi, siswa memiliki kesempatan yang besar untuk membandingkan
antara hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan orang lain. Ia juga dapat
mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain. Kesemuanya itu dapat
memperluas cakrawala berfikir siswa, meningkatkan pengetahuan dan menambah
pengalaman berharga bagi siswa.
Sebagai petunjuk dalam penerapan
metode pemberian tugas Roestiyah N.K (1989) mengemukakan perlunya memperhatikan
langkah-langkah berikut:
1.
Merumuskan
tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
2.
Pertimbangkan
betul-betul apakah pemilihan teknik pemberian tugas itu telah tepat untuk
mencapai tujuan yang anda rumuskan.
3.
Anda
perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
Dalam menerapkan metode pemberian tugas seperti
dikemukakan di atas, guru hendaknya memahami bahwa suatu tugas yang diberikan
kepada siswa minimal harus selalu disesuaikan dengan kondisi obyektif proses
belajar mengajar yang dihadapi, sehingga tugas yang diberikan itu betul-betul
bermakna dan dapat menunjang efektifitas pengajaran. Berbicara lebih jauh
mengenai penerapan metode pemberian tugas, seringkali diterjemahkan oleh
sebahagian orang hanya terkait dengan pekerjaan rumah yang diberikan kepada
siswa. Akan tetapi sebenarnya metode ini harus dipahami lebih luas dari
pekerjaan rumah karena siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya tidak mutlak
harus dilakukan di rumah, melainkan dapat dilaksanakan di sekolah, di
laboratorium atau di tempat-tempat lainnya yang memungkinkan untuk
menyelesaikan tugas. Sehubungan dengan ini Nana Sudjana (1989) mengemukakan
bahwa; Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih
luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan,
dan tempat lain. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar
diberikan secara individual atau dengan kelompok.
Penguasaan itu tidak harus selalu didiktekan oleh
guru melainkan dapat berasal dari perencanaan kelompok, sehingga kelompok dapat
membagi tugas kepada anggotanya secara baik menurut minat dan kemampuannya.
Jelasnya bahwa penguasaan yang diberikan kepada siswa harus selalu dirumuskan
dengan seksama agar tugas itu tidak terlalu memberatkan siswa dan juga tidak
membosankan. Ini tidak berarti bahwa tugas itu tidak boleh sukar. Bahkan
senantiasa diharapkan menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan pemberian
tugas yang menantang buat siswa.
Menurut Sutomo (1993) bahwa metode pemberian tugas
dapat digunakan apabila :
1.
Suatu
pokok bahasan tertentu membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di
luar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
2.
Ruang
lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktunya terbatas. Untuk itu
guru perlu memberikan tugas.
3.
Suatu
pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin dapat diselesaikan
hanya melalui jam pelajaran di sekolah.
4.
Apabila
guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus
disampaikan kepada murid sangat banyak. Untuk itu pemberian tugas perlu
diberikan melalui bimbingan guru lain yang menguasai bahan pengajaran yang
dipegang oleh guru yang berhalangan tadi.
Beberapa jenis tugas penugasan
dianggap sudah ditunaikan apabila siswa telah mengerjakannya. Di sini tidak
diperlukan standar minimum. Akan tetapi jika suatu keterampilan tertentu ingin
dikembangkan, maka tolok ukur penilaian perlu ditentukan dan disampaikan kepada
siswa, sehingga mereka berkesempatan untuk mempraktekkan keterampilan itu
dengan memuaskan. Demikian pula jika penugasan itu berupa laporan atau makalah
yang harus dipersiapkan, para siswa sedapat mungkin sering diberitahu apa saja
target atau sasaran yang diharapkan dari mereka atau dari tugas yang diberikan,
sehingga mereka memiliki cukup pedoman dalam bekerja menyelesaikan tugas-tugasnya.
Mengingat pentingnya metode
pemberian tugas dalam proses belajar, sehingga dalam mencermati hal itu
kalangan ahli pendidikan banyak memberikan petunjuk dan penekanan khusus yang
berkaitan dengan jenis dan metode pemberian tugas kepada siswa. Kesemuanya
berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Sehubungan dengan
itu Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1993) menegaskan bahwa “tugas
yang harus dilakukan siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam
memberikan tugas, harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari siswa,
agar siswa tidak merasa bingung apa yang harus dipentingkan jika aspek-aspek
yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih
dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan itu”.
Khusus dalam pengajaran IPA,
metode pemberian tugas memegang peranan yang penting untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi pelajaran. Dengan pemahaman
seperti itu diharapkan siswa memiliki motivasi untuk belajar IPA secara maksimal,
agar siswa mampu menghubungkan pemahaman IPA-nya dengan perkembangan yang ada.
C.
Prestasi Belajar IPA
1.
Pengertian
prestasi belajar IPA
Kata
prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestitie” yang artinya apa yang telah
dapat diciptakan atau hasil pekerjaan. Dalam ekonomi perhitungan yang dimaksud
dengan prestasi adalah produk yang telah dicapai seseorang atau daya kerja
seseorang dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan
belajar adalah merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
seseorang yang belajar, baik aktual maupun potensial, perubahan-perubahan mana
pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru yang bertahan dalam waktu yang
relatif lama. Dimana perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha pada
individu yang belajar.
Jadi
prestasi belajar siswa merupakan keberhasilan siswa yang diperoleh dari hasil
belajarnya. Di dalam kamus berbahasa Inggris prestasi belajar diistilahkan
dengan ; achievement, learning achievement, dan academic achievement.
Oleh karena prestasi belajar merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya seseorang
setelah menempuh pelajaran di suatu sekolah, dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan, maka akan dilakukan penilaian atau pengukuran berupa test.
R.S
Wood Worth dan D.G. Muguis dalam Ambo Emre Abdullah (1979) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu
alat dalam hal ini test. Pendapat lain mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai murid dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan
menggunakan test standard sebagai alat pengukur keberhasilan seseorang siswa
(Syamsu Mappa, 1975).
Berdasarkan
pengertian seperti yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar IPA dalam penelitian ini adalah
kemampuan-kemampuan tentang IPA yang telah dimiliki oleh siswa kelas V SD
Inpres Buttatianang I Makassar, yang bersifat kognitif setelah siswa
selesai belajar IPA selama kurun waktu tertentu. Kognitif yang dimaksud
meliputi; ingatan, pemahaman, penerapan, analisa dan sistem.
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar IPA
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat ditinjau dari dalam diri
siswa dan dari luar diri siswa yang berbentuk interaksi timbal balik antara
keduanya.
a.
Faktor dari dalam diri siswa
Siswa
yang melaksanakan proses belajar, dapat diperiksa hasil-hasilnya melalui
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa. Hal ini dapat diketahui
antara lain dengan membandingkan tingkat penguasaan siswa antara sebelum dan
sesudah terjadi proses belajar mengajar.
Faktor
utama yang terdapat dalam diri siswa adalah faktor fisik atau jasmani dan
faktor psikis. Faktor fisik meliputi keadaan jasmani dan panca indera,
sedangkan faktor psikis meliputi; minat, intelegensi, bakat, motif, dan
sebagainya.
b.
Faktor dari luar siswa
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses belajar siswa dari ketiga lingkungan belajar, yaitu;
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dimana lingkungan
keluarga meliputi ; cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana
rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan lingkungan sekolah meliputi;
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa dan sebagainya. Serta
lingkungan masyarakat meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat dan sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
eksperimental, dimana dalam pelaksanaannya terdapat kelompok perlakuan
(pengajaran dengan pemberian tugas) dan kelompok kontrol atau perbandingan
(pengajaran tanpa tugas).
B. Desain
Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh variabel penelitian,
penelitian ini didesain seperti berikut:
X0 K0
R
X1 K1
Dimana R adalah sampel penelitian, X0 adalah
kelompok kontrol, XI adalah kelompok perlakuan, K0 adalah hasil pada kelompok
kontrol, dan KI adalah hasil pada kelompok perlakuan.
C. Variabel dan
Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu
metode pemberian tugas sebagai variabel bebas dan prestasi belajar IPA siswa
sebagai variabel tergantung.
2. Definisi Operasional
Untuk mengarahkan peneliti pengambilan data maka
perlu adanya batasan operasional dalam penelitian, yakni :
a.
Metode pemberian tugas; yang dimaksudkan di sini
adalah memberikan tugas-tugas kepada siswa pada saat dan setelah selesai
pengajaran untuk dikerjakan di rumah secara berkelompok dan atau mandiri.
b.
Prestasi belajar siswa adalah nilai yang diperoleh
siswa dilakukan test terhadap materi tertentu.
D. Populasi dan
sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan siswa kelas V
SD Inpres Buttatianang I Makassar Tahun pelajaran 2003/2003 dan para guru.
2.Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah seluruh
siswa kelas V yakni 30 siswa dan guru yang mengajar pada kelas V, yakni wali
kelas, guru agama, guru penjaskes dan guru BP.
E. Teknik
Pengumpulan Data
Data yang terkumpul dalam
penelitian ini berupa data prestasi belajar IPA siswa yang terambil dengan
tahapan kerja sebagai berikut:
1. Persiapan. Pada tahap ini
mempersiapkan tugas yang akan dikerjakan siswa (menulis tugas-tugas).
2. Pelaksanaan. Pada tahap
ini, dilakukan /diberikan tugas, selanjutnya mereka kumpul setelah dikerjakan.
3. Skoring (data). Yang dilakukan adalah
memeriksa tugas-tugas yang dikerjakan siswa dan memberikan skor.
F. Teknik
Analisis Data
Data yang terkumpul sebelum dianalisis terlebih
dahulu dilakukan pengolahan data dengan menggunakan deskripsi yang dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimana gambaran hasil penelitian. Setelah itu dilakukan
analisis dengan teknik statistik infrensial untuk mengatasi pengaruh metode
pemberian tugas (efektif atau tidak), statistik yang dimaksud adalah uji-t.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa bagian
yaitu
1. Penyajian data hasil penelitian
2. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian
1. Penyajian Data Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian sesuai dengan prosedur
dan teknik yang telah ditentukan sebelumnya, maka disajikan data hasil
penelitian sebagai berikut.
a.
Data penelitian pada kelompok eksperimen
Data pada kelompok eksperimen ini merupakan data
hasil belajar IPA yang sebelumnya
dilakukan pengajaran dengan metode pemberian tugas. Data yang dimaksud seperti
terlihat pada tabel 1 berikut .
Tabel 1
Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen
NO.
|
NIS
|
SKOR
|
1
|
1602
|
25
|
2
|
1603
|
28
|
3
|
1604
|
18
|
4
|
1605
|
24
|
5
|
1606
|
31
|
6
|
1607
|
22
|
7
|
1608
|
17
|
8
|
1609
|
26
|
9
|
1610
|
25
|
10
|
1611
|
20
|
11
|
1612
|
19
|
12
|
1613
|
25
|
13
|
1614
|
23
|
14
|
1615
|
22
|
15
|
1616
|
16
|
16
|
1617
|
25
|
17
|
1618
|
23
|
18
|
1619
|
24
|
19
|
1620
|
28
|
20
|
1621
|
30
|
21
|
1622
|
26
|
22
|
1623
|
20
|
23
|
1624
|
18
|
24
|
1625
|
26
|
25
|
1626
|
31
|
26
|
1627
|
24
|
27
|
1628
|
30
|
28
|
1629
|
21
|
29
|
1630
|
31
|
30
|
1631
|
17
|
31
|
1632
|
18
|
32
|
1633
|
21
|
33
|
1634
|
22
|
34
|
1635
|
16
|
35
|
1636
|
24
|
36
|
1637
|
25
|
37
|
1638
|
28
|
38
|
1639
|
23
|
39
|
1640
|
28
|
40
|
1641
|
25
|
Dari tabel 1 di atas diketahui:
Jumlah skor = 945
Rata-rata skor = 23,63
Kuadrat skor = 23045
Varians = 9,68
Standar deviasi = 3,11
b.
Data penelitian pada kelompok kontrol
Data pada
kelompok kontrol ini merupakan data hasil belajar IPA yang sebelumnya dilakukan
pengajaran tanpa pemberian tugas. Data yang dimaksud seperti terlihat pada
tabel 2 berikut :
Tabel 2
Skor Hasil Belajar Kelompok Kontrol
NO.
|
NIS
|
SKOR
|
1
|
1773
|
21
|
2
|
1774
|
19
|
3
|
1775
|
24
|
4
|
1776
|
24
|
5
|
1777
|
20
|
6
|
1778
|
29
|
7
|
1779
|
20
|
8
|
1780
|
18
|
9
|
1781
|
23
|
10
|
1782
|
26
|
11
|
1783
|
17
|
12
|
1784
|
25
|
13
|
1785
|
24
|
14
|
1786
|
16
|
15
|
1787
|
24
|
16
|
1788
|
28
|
17
|
1789
|
24
|
18
|
1790
|
22
|
19
|
1791
|
24
|
20
|
1792
|
17
|
21
|
1793
|
18
|
22
|
1794
|
21
|
23
|
1795
|
18
|
24
|
1796
|
15
|
25
|
1797
|
20
|
26
|
1798
|
23
|
27
|
1799
|
24
|
28
|
1800
|
28
|
29
|
1801
|
29
|
30
|
1802
|
22
|
31
|
1803
|
18
|
32
|
1804
|
20
|
33
|
1805
|
17
|
34
|
1806
|
22
|
35
|
1807
|
16
|
36
|
1808
|
23
|
37
|
1809
|
25
|
38
|
1810
|
19
|
39
|
1811
|
21
|
40
|
1812
|
15
|
Dati tabel di
atas diketahui
Jumlah skor = 858
Rata-rata skor = 21,45
Kuadrat skor = 19417
Varians = 5,46
Standar deviasi = 2,33
2. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian
Dalam pengolahan data hasil penelitian dilakukan
pengolahan dan analisis statistik deskriptif, serta analisis statistik
infrensial. Hasil analisis yang dimaksud adalah.
a.
Analisis Statistik deskriptif
Berdasarkan data pada tabel 1 dan tabel 2, maka
dapat diperoleh gambaran tentang karakteristik distribusi skor pada kedua kelompok
responden terhadap prestasi belajar IPA. Gambaran kedua skor responden seperti
terlihat pada tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Skor Tes Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar
|
Eksperimen
|
Kontrol
|
Skor
terendah
|
16
|
15
|
Skor
tertinggi
|
31
|
29
|
Skor
rata-rata
|
23,63
|
21,45
|
Standar
deviasi
|
3,11
|
2,33
|
Varians
|
9,68
|
5,46
|
a) Prestasi belajar IPA Siswa Kelas V
pada SD Inpres Buttatianang I Makassar dengan metode pemberian tugas.
Skor hasil pemberian tes yang menggambarkan prestasi
belajar IPA Siswa Kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar, seperti yang terlihat pada tabel 1.
Dari hasil analisis deskriptif terlihat bahwa, dari
40 siswa yang menjadi responden penelitian, skor tertinggi yang dapat diperoleh
adalah 31 skor terendah 16 skor rata-rata 23,63 dan standar deviasi 3,11.
Dari keseluruhan skor yang diperoleh responden jika
dikelompokkan dalam 5 kategori, maka distribusi frekwensi, persentase, dan
kategori hasil belajar IPA Siswa
Kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar pada pembelajaran dengan
metode pemberian tugas dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 4
Distribusi Frekwensi, Persentase, dan Kategori Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar
Pembelajaran dengan Metode Pemberian Tugas
Interval skor
|
Tingkat Penguasaan
|
Frek
|
Frek(%)
|
Kategori
|
32,4 – 40
|
81 – 100 %
|
0
|
0
|
Sangat
tinggi
|
26,4 – 32
|
66 – 80 %
|
9
|
22,5
|
Tinggi
|
22,4 – 26
|
56 – 65 %
|
16
|
40,0
|
Sedang
|
16,4 – 22
|
41 – 55 %
|
13
|
32,5
|
Rendah
|
0 – 16
|
0 – 40 %
|
2
|
5,0
|
Sangat
rendah
|
|
|
40
|
100,0
|
|
Data
dari tabel 4 di atas menunjukkan, bahwa dari 40 Siswa Kelas V pada SD Inpres
Buttatianang I Makassar, yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian
tugas, tidak ada siswa (0%) yang memiliki hasil belajar yang dikategorikan
sangat tinggi, 9 orang 22,5 % yang dikategorikan tinggi 16 orang 40 % yang
dikategorikan sedang, 16 orang 32,5 % yang dikategorikan rendah dan 2 orang 5 %
yang dikategorikan sangat rendah.
Lebih
jelas kategori hasil belajar siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian tugas ditunjukkan
dalam bentuk histogram pada gambar di bawah ini :
|
|
|
|
|
Gambar
1. Histogram kategori hasil belajar siswa Kelas V pada SD Inpres Buttatianang
I Makassar yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian
tugas.
b) Prestasi belajar siswa
kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar yang mengikuti pembelajaran
tanpa pemberian tugas.
Skor hasil pemberian tes yang menggambarkan hasil
belajar Siswa Kelas V pada SD
Inpres Buttatianang I Makassar yang mengikuti pembelajaran pemberian tugas, dapat
dilihat pada Tabel 2.
Dari hasil analisis deskriptif terlihat bahwa, dari
40 siswa yang menjadi responden penelitian, skor tertinggi yang dapat diperoleh
adalah 29, skor terendah adalah 15 skor rata-rata 21,45 dan standar deviasi
2,33
Dari keseluruhan skor yang diperoleh jika
dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka distribusi frekwensi, persentase dan
kategori hasil belajar siswa Kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar yang mengikuti pembelajaran tanpa pemberian tugas dapat ditunjukkan
pada tabel :
Tabel 5
Distribusi frekwensi, persentase dan
Kategori hasil belajar Siswa Kelas V
pada SD Inpres Buttatianang I Makassar yang mengikuti
pembelajaran tanpa pemberian tugas.
Interval skor
|
Tingkat Penguasaan
|
Frek
|
Frek (%)
|
Kategori
|
32,4 – 40
|
81 – 100 %
|
0
|
0
|
Sangat Tinggi
|
26,4 – 32
|
66 – 80 %
|
4
|
10
|
Tinggi
|
22,4-26
|
56 – 65 %
|
13
|
32,5
|
Sedang
|
16,4- 22
|
41 – 55 %
|
19
|
47,5
|
Rendah
|
0 – 16
|
0 – 40 %
|
4
|
10
|
Sangat Rendah
|
|
|
40
|
100,00
|
|
Data dari tabel 5 di atas,
menunjukkan bahwa dari 40 siswa
kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar yang mengikuti pembelajaran
tanpa pemberian tugas, tidak ada siswa (0%) yang memiliki hasil belajar yang
dikategorikan sangat tinggi; 4 orang 10% yang dikategorikan tinggi, 13 orang
32,5% yang dikategorikan sedang, 19 orang 47,5% yang dikategorikan rendah dan 6
orang 10% yang dikategorikan sangat rendah.
Lebih jelas kategori hasil belajar siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar yang mengikuti pembelajaran tanpa pemberian tugas ditunjukkan dalam
bentuk histogram pada gambar di bawah ini :
|
|
|
|
|
|
b. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan
untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian. Hipotesis yang di uji dengan
menggunakan uji-t adalah bahwa prestasi belajar IPA pada siswa yang
diberikan tugas berbeda dengan hasil belajar siswa yang tidak diberikan tugas.
Untuk pengujian statistik,
hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
H0 : µ 1
= µ 2
H1 : µ 1
≠ µ 2
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji – t, dengan rumus sebagai berikut :
X1 – X2
t =
1
1
√ S +
n1
n2
Dimana :
(n1 - 1) S1
2 + (n2 - 1) S1
2
S2 =
n1 + n2 -
2
Berdasarkan data, diperoleh nilai-nilai
sebagai berikut:
X1
= 23,63 X2 =
21,45
S1
= 9,68 S2 = 5,46
n1 = 40 n2 = 40
Dengan demikian, nilai S
adalah
(40 – 1) (9,68) + (40-1)
(5,46)
S2 =
78
464,64 +
256,62
=
78
721,26
S2 =
78
S2 = 7,592
S = √ 7,592
= 2,75
Maka
nilai t hitung adalah :
23,77 -
21,27
t hirtung =
1 1
2,75 +
√ 40
40
2,5
=
2,75 √ 0,0412
2,5
=
2,75 X
0,203
2,5
= =
4,46
0,506
Hipotesis penelitian yang
akan diuji adalah :
H0 : µ 1 = µ 2
H1 : µ 1 ≠ µ 2
Kriteria pengujian :
Terima H0 jika - ttab < thit <
ttab dengan taraf
signifikan (µ) = 0,05
dan dk = n1
+ n2 - 2
= 40 +
40 - 2
=
78
Jadi ttabel =
1 ( 1 - 0,05) (78)
= 1,67
Karena
thit tidak terletak antara
-1,67 dan 1,67, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V pada SD Inpres
Buttatianang I Makassar antara yang diberikan tugas dan tanpa pemberian tugas.
Setelah
dilakukan perhitungan seperti terlihat diatas dengan menggunakan uji-t,
diperoleh harga thit = 4,46 sedangkan harga ttabel pada
taraf nyata = 0,05 dan dk = 78 diperoleh 1 (0,95) (78) = 1,67.
Berdasarkan
hasil analisis tersebut, terlihat bahwa harga thit tidak terletak
antara –1,67 dan 1,67, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima. Jadi dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V pada SD Inpres
Buttatianang I Makassar yang mengikuti pembelajaran dengan metode pemberian
tugas dan tanpa pemberian tugas. Dengan melihat skor rata-rata prestasi belajar
kedua kelompok perlakuan, ternyata rata-rata hasil belajar siswa yang diberikan
tugas lebih baik dibandingkan dengan rata-rata prestasi belajar siswa yang
tidak diberikan tugas. Dan perbedaan itu dapat disebabkan karena adanya
pengaruh pemberian tugas terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas V pada SD
Inpres Buttatianang I Makassar.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil analisis data seperti yang telah diuraikan diatas, maka secara deskriptif
hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa kelas V pada SD
Inpres Buttatianang I Makassar pada pembelajaran dengan metode pemberian
tugas-tugas secara umum termasuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini
didukung oleh besarnya skor rata-rata yang diperoleh siswa (23,77) yang berada
pada interval nilai 22 – 26 dengan tingkat penguasaan 56,175 %.
Secara
deskriptif hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa, hasil belajar siswa
kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar pada pembelajaran tanpa pemberian
tugas secara umum termasuk dalam kategori rendah. Hasil penelitian ini didukung
oleh besarnya skor rata-rata yang diperoleh siswa (21,27) yang berada pada
interval nilai 16,4 – 22 dengan tingkat penguasaan 51,325 %. Di samping itu,
juga ditunjang dengan data tingginya frekuensi atau persentase siswa yang
memiliki hasil belajar yang dikategorikan rendah (45,83 %) dibandingkan
persentase siswa yang memiliki prestasi hasil belajar pada kategori lainnya.
Berdasarkan
hasil analisis deskriptif tersebut, terlihat bahwa berdasarkan kategori dan
skor rata-rata, terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SD Inpres
Buttatianang I Makassar pada pembelajaran antara yang menggunakan metode
pemberian tugas dengan tanpa pemberian tugas, dimana rata-rata skor hasil
belajar siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar = 23,77, sedangkan
rata-rata skor hasil belajar siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang I
Makassar tanpa metode pemberian tugas = 21,27. Jadi rata-rata skor hasil
belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode pemberian tugas lebih
tinggi daripada rata-rata skor prestasi belajar siswa tanpa metode pemberian
tugas, dengan selisih skor sebesar 2,5.
Untuk
memperkuat hasil analisis deskriptif tersebut, maka dilakukan analisis lebih
lanjut dengan menggunakan uji-t terlihat bahwa, ada perbedaan
hasil belajar siswa kelas V SD Inpres Buttatianang I Makassar pada pembelajaran
antara metode pemberian tugas dengan metode tanpa pemberian tugas. Dengan
demikian, temuan dalam penelitian mengungkapkan bahwa pengajaran dengan metode
pemberian tugas memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar yang
diperoleh siswa, dibandingkan dengan pengajaran metode pengajaran konvensional
tanpa disertai pemberian tugas.
Lebih
baiknya hasil belajar yang diperoleh siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
metode pemberian tugas disebabkan karena dengan pemberian tugas, siswa
mempunyai motivasi untuk mempelajari kembali pelajaran yang telah diperoleh di
kelas, dengan demikian kesempatan siswa untuk mengolah kembali materi pelajaran
lebih banyak (Subiyanto, 1990). Selain itu dengan pemberian tugas dapat lebih
mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri,
mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri. Dengan tugas juga dapat
menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan
hal-hal yang menunjang belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna
dan konstruktif (Ahmadi & Prasetya, 1997).
Sedangkan
rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa yang mengikuti pembelajaran
tanpa metode pemberian tugas, disebabkan karena siswa tidak mempunyai motivasi
untuk mengulang kembali materi pelajaran di luar jam pelajaran. Hal ini sesuai
dengan teori pendidikan (Slameto, 1997), bahwa semakin sering mengulang materi
pelajaran atau melakukan latihan menjawab soal-soal dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Jadi
dalam mengajar seorang guru perlu mempergunakan metode pemberian tugas sebagai
salah satu metode yang dapat divariasikan dengan metode lain.
Perbedaan
hasil belajar siswa yang diberikan tugas dengan siswa yang tidak diberikan
tugas tergolong rendah, yaitu 2,5 skor. Artinya, siswa yang diberikan tugas
mampu menjawab 2 nomor dengan benar dibandingkan dengan siswa pada kelas yang
tidak diberikan tugas. Rendahnya perbedaan prestasi belajar pada penelitian ini
disebabkan karena kurangnya fasilitas yang dimiliki siswa dalam penyelesaian
tugas misalnya buku-buku, sehingga siswa kebanyakan hanya mengandalkan catatan
dari ceramah guru di kelas. Selain itu, disebabkan karena adanya
kelemahan-kelemahan dalam pemberian tugas antara lain adanya kemungkinan
pekerjaan siswa dikerjakan oleh orang lain atau menyontek pekerjaan temannya.
BAB V
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
Berdasar pada data hasil penelitian yang telah
dianalisis dengan pendekatan statistik, maka diperoleh hasil penelitian yang
dapat disimpulkan, yaitu :
1.
Pengajaran dengan metode pemberian tugas efektif
terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas V pada SD Inpres Buttatianang I Makassar. Hal ini
didasarkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
(diberikan tugas) dengan kelompok kontrol (tanpa eksperimen). Dengan demikian
metode ini secara tidak langsung memberi pengaruh yang sangat besar terhadap
hasil belajar siswa V, khususnya mata pelajaran IPA.
2.
Faktor yang dapat menghambat pemahaman siswa dalam
belajar IPA pada dasarnya berasal dari guru, terutama pendekatan dalam
mengajar. Hal ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara penulis
terhadap siswa yang mengeluhkan cara mengajar gurunya yang relatif monoton. Hal
ini yang juga dapat menghambat adalah motivasi siswa itu sendiri. Hal mana
penulis melihat adanya beberapa siswa yang perhatiannya tidak terpusat pada
materi ketika proses belajar mengajar berlangsung.
B. Saran
Agar diperoleh hasil yang maksimal dalam pengajaran
IPA, sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka disarankan beberapa hal yaitu
:
1.
Karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian tugas kepada siswa memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
tanpa memberikan tugas, maka diharapkan kepada guru mata pelajaran IPA untuk
selalu memberikan tugas beberapa soal-soal di luar jam pelajaran.
2.
Diharapkan adanya penelitian serupa dengan mengambil
populasi dan sampel yang lebih besar pada ide-ide yang lain atau pada bidang
studi yang lain, atau dengan menambah variabel yang diteliti.
3.
Diharapkan adanya penelitian serupa dengan
membandingkan bentuk pemberian tugas yang lebih bervariasi.
4.
Disarankan kepada guru, khususnya guru bidang studi
IPA untuk pembentukan kelompok belajar di luar kelas.
5.
Diharapkan ada penelitian khusus tentang bagaimana
memotivasi siswa agar menumbuhkan perhatian dalam belajar IPA khususnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Amboe
Enre, Prinsip-prinsip Layangan Bimbingan Konseling, Ujungpandang, FIP
IKIP, 1985.
Ahmadi, dkk, Strategi
Belajar Mengajar, Bandung; Pustaka Setia, 1997.
Arikunto, S, Prosedur
Penelitian, Jakarta; Rineka Cipta, 1992.
--------, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan, Jakarta; Bina Aksara, 1997.
Hadi, Sutrisno, Statistik,
Jilid I, II, dan III, Cet. IX, Yogyakarta, Gadja Mada Pres, 1982.
Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Ketetapan-ketetapan MPR 1993, Cet. I, Jakarta;
Bina Aksara, 1993.
Munsyi, Abdul
Kadir, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis Untuk calon Guru, Surabaya-Indonesia;
Usaha Nasional, Tanpa Tahun.
N.K, Roestiyah, Didakti
Metodik, Cet. III, Jakarta; Bina Aksara, 1989.
--------, Strategi
Belajar Mengajar, Cet. III, Jakarta; Bina Aksara, 1989.
Slameto, Pelajar
dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta; Rineka Cipta, 1995.
Subiyanto, Strategi
Belajar Mengajar IPA, Malang; IKIP Malang, 1990.
Sudjana, Nana, Cara
Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet II. Bandung; CV.
Sinar Baru, 1989.
Sutomo, Dasar-Dasar
Interaksi Belajar Mengajar, Cet I, Surabaya-Indonesia; Usaha Nasional,
1993.
Team Didaktik
Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik PBM, Cet. V, Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 1993.
Zuhairini, H, Metode
Khusus Pendidikan Agama, Cet I, Surabaya-Indonesia; Usaha Nasional, 1977.
Kategori
|
Frekuensi
|
Sangat tinggi
|
0
|
Tinggi
|
12
|
Sedang
|
18
|
Rendah
|
17
|
Sangat Rendah
|
12
|
PENGARUH PEMBERIAN TUGAS SETIAP AKHIR
PERTEMUAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS V PADA
SD INPRES
BUTTATIANANG
I MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebahagian Syarat-syarat Ujian
Skripsi Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Jurusan MIPA Program Studi Biologi
Oleh :
NAMA : HJ. NURDALIAH
STAMBUK :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2004
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Telah diperiksa dan
disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.
Judul : PENGARUH PEMBERIAN
TUGAS SETIAP AKHIR PERTEMUAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V PADA SD
INPRES BUTTATIANANG I MAKASSAR
Atas
Nama : HJ.
NURDALIAH
Stambuk :
Program : Strata
Satu (S1)
Jurusan : Biologi
Fakultas
: Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Makassar, Maret
2004
Pembimbing I Pembimbing II
Muh. Khalifah, S.Ag., M.Pd. Drs.
Ahmad Hasyim, M.Si.
Mengetahui
Ketua Jurusan MIPA
FKIP UVRI Makassar
Drs. H.M. Said Arman
KATA PENGANTAR
بـسم اللـه الرحـمن
الرحـيم
Syukur alhamdulillah, dengan segala puja dan puji penulis persembahkan
hanya kepada Allah swt, karena dengan izin–Nya jualah sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih
kesarjanaan pada lembaga pendidikan tinggi, walaupun dengan apa
adanya.
Salawat dan doa
tak lupa terkirim kepada Nabi Muhammad saw., sebagai nabi pembawa risalah Islam
dan membuka jalan menuju zaman yang terang benderang.
Dalam pelaksanaan pengumpulan
bahan-bahan pustaka maupun dalam data-data di
lapangan sampai pada pengolahan data yang telah diperoleh,
penulis menghadapi berbagai kendala, namun dengan kesabaran dan motivasi untuk
menyelesaikannya, serta doa kepada Allah swt., alhamdulilah skripsi ini dapat
penulis selesaikan.
Keberhasilan penulis dalam
penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai,
baik moril maupun materil. Menyadari hal tersebut, maka penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.
Kedua orang
tua penulis, yang telah mangasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang
dan pengorbanan lahir bathin.
2.
Rektor UVRI
Makassar, Dekan dan Pembantu Dekan FKIP UVRI Makassar, Ketua Jurusan MIPA,
serta seluruh staf, atas segala bimbingan dan perhatiannya, baik selama penulis
menjalani perkuliahan hingga berhasil menyelesaikan skripsi ini.
3.
Para
pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang telah membimbing dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini. Keduanya telah berjasa mengarahkan dan
membangkitkan semangat dan mendorong penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Para bapak dan ibu
Dosen serta segenap jajaran civitas akademika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP)-UVRI Makassar, khususnya program Studi Biologi.
Kepada semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan
bantuannya, penulis menyerahkan semuanya kepada Allah swt., semoga mendapat
ganjaran yang setimpal di sisi-Nya. Amin.
Makassar, Pebruari
2004
Penulis,
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PENGESAHAN PEMBIMBING ..........................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................4
E. Hipotesis .............................................................................. 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode Pemberian Tugas .........................................6
B. Penerapan Metode Pemberian Tugas dalam
Pengajaran IPA 10
C. Prestasi Belajar IPA ................................................................16
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 19
B. Desain Penelitian ................................................................... 19
C. Variabel dan Definisi Operasional ............................................19
D. Populasi
dan Sampel Penelitian............................................... 20
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 20
F. Teknik Analisis Data ..............................................................21
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 22
B. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................34 ..............................................................................................................
BAB V. P E N U T U P
A. Kesimpulan .........................................................................38
B. Saran-saran ........................................................................ 38
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 40
0 komentar:
Post a Comment