ANALISIS KESULITAN
BELAJAR BAHASA ARAB PADA MATA KULIAH ISTIMA’ I
(Studi Analisis
Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat I
Program Pendidikan Bahasa Arab
Tahun Ajaran 2004/2005)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tidak dapat disangkal lagi, bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa
bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi
(Sumarsono, 2004: 18). Bahasa juga berfungsi sebagai alat yang digunakan
seseorang untuk mengemukakan pendapat, pikiran dan perasaannya kepada orang
lain. Dengan bahasa manusia bisa membentuk masyarakat dan peradaban. Andaikata
tidak ada bahasa, maka dia tidak akan dapat melakukan hal tersebut di atas.
Atas dasar inilah maka sangat wajar bila kita mengatakan bahwa semua aktivitas
yang kita lakukan sepanjang hidup kita selalu membutuhkan bahasa.
Kebanyakan orang belajar lebih dari satu bahasa. Seseorang mungkin dapat
mengetahui atau belajar dua bahasa atau lebih dari permulaan hidupnya. Yang lebih
terbiasa ialah bahwa dia belajar bahasa kedua atau bahasa asing sesudah sistem
bahasa pertamanya mantap.
Tidak dapat di sangkal, bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa
asing akan mendapati kesulitan-kesulitan, yang mana kesulitan-kesulitan ini
dapat diperkecil apabila dia memiliki faktor-faktor pendorong yang sangat kuat
atau dengan kata lain dia memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari bahasa
tersebut.
Oleh karena kajian bahasa tidak cukup dengan mengenali ciri-ciri
konstruksi bahasa, tetapi ia harus lengkap dengan mengenali fungsi dalam
kerangka masyarakat (Hamdani, 2004: 7). Maka seseorang yang ingin mempelajari
bahasa kedua atau bahasa asing di tuntut untuk memiliki
keterampilan-keterampilan berbahasa, yang mana keterampilan ini dapat dia
kembangkan dan kuasai sesuai dengan motivasinya dalam mempelajari bahasa
keduanya.
Rajiman membagi keempat keterampilan tersebut di atas kepada keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis (Tarigan 1986 :1). Keempat aspek tersebut sangat berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Bahasa asing dapat dengan mudah dipelajari bila dibandingkan dengan
mempelajari bahasa dari suatu daerah. Dengan maksud, para pembelajar dapat
mempergunakan empat keterampilan berbahasa dilingkungan penuturnya. Oleh karena
itu, empat keterampilan berbahasa ini dapat dipelajari dan dipergunakan.
Menyimak dalam proses berbahasa merupakan keterampilan pemula yang harus
dimiliki oleh seseorang yang sedang mempelajari suatu bahasa. Keterampilan ini
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan proses-proses berfikir yang
mendasari bahasa. Hal ini dipertegas oleh Dawson sebagaimana yang di kutip oleh
Tarigan bahwa melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan
berfikir”. (Tarigan, 1986:1)
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang lambat laun mulai
dipelajari oleh para pembelajar di dunia. Di Indonesia pun bahasa ini mulai
dipelajari, terlebih lagi bahwa mayoritas masyarakatnya beragama Islam, yang mana
mereka memiliki kitab Al-Qur’an yang diturunkan dengan bahasa Arab.
Salah satu perbedaan bahasa Arab dengan bahasa lainnya yaitu bahwa bahasa
ini memiliki banyak kata-kata ambigu, dan tidak jarang satu kata mempunyai dua
atau tiga arti yang berlawanan. Tapi, dalam saat yang sama seseorang dapat
menemukan kata yang tidak mengandung kecuali satu makna yang pasti saja.
(Shihab, 2001: 98)
Bagi pembelajar Indonesia, menyimak bukanlah suatu hal yang dapat di
anggap mudah. Hal ini dikarenakan dalam setiap harinya kesempatan untuk
menyimak bahasa Arab sangatlah sedikit. Dan bagi pembelajar bahasa Arab,
masalah yang dihadapi pada saat mempelajari Istima’ biasanya adalah suara,
kosakata, struktur kalimat dan sebagainya.
Selain kesulitan dalam hal berbahasa, banyak kesulitan lain yang muncul
dalam mempelajari Istima’. Kesulitan ini dapat berupa permasalahan yang berasal
dari diri pribadinya (instrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik), kesulitan
lainnya pun dapat disebabkan dari hal-hal yang menghambat pada Proses Belajar
Mengajar (PBM), seperti kurangnya fasilitas pendukung kelancaran PBM, terlampau
banyaknya jumlah mahasiswa dalam satu kelas, kurangnya motivasi, ketidakhadiran
dosen dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian
seputar kesulitan mempelajari bahasa Arab. Penelitian ini berangkat dari
pengalaman penulis yang kerap kali mendapatkan kesulitan dalam mempelajari
bahasa Arab dalam mata kuliah Istima’. Dengan alasan inilah, maka peneliti
memberi judul penelitian: Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Arab Pada Mata
Kuliah Istima’ I (Studi Analisis Deskriptif
Terhadap Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab Angkatan 2004/2005
______________________).
B. RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi permasalahan dalam
penelitian ini yang hanya akan membahas mengenai hal-hal yang menjadi
permasalahan bagi mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab _____ yang meliputi:
a. Faktor-faktor
instrinsik yang mencakup motivasi, minat, dan psikologis mahasiswa dalam
belajar bahasa Arab.
b. Faktor-faktor
ekstrinsik yang mencakup lingkungan disekitar kampus dengan berbagai proses
belajar mengajar di kelas.
Penelitian ini hanya dilakukan kepada mahasiswa Program Pendidikan Bahasa
Arab Angkatan 2004/2005 ________________________ yang telah mengikuti perkuliahan
Istima’ I.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini penulis operasionalkan kedalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apakah permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa
Program Pendidikan Bahasa Arab Angkatan 2004/2005 _____________________________________
dalam mempelajari keterampilan menyimak pada mata kuliah Istima’ I ditinjau
dari faktor instrinsik pembelajar ?
2.
Apakah permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa
Program Pendidikan Bahasa Arab Angkatan 2004/2005
______________________________ dalam mempelajari keterampilan menyimak pada
mata kuliah Istima’ I ditinjau dari faktor ekstrinsik pembelajar ?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh
penulis dari penelitian ini adalah untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang di
dapat oleh para pembelajar bahasa Arab dalam mempelajari Istima’I, untuk
kemudian memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Adapun tujuan khusus
dari penelitian ini adalah:
1.1. Untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa
Arab Angkatan 2004/2005 _________________________ dalam mempelajari
keterampilan menyimak pada mata kuliah Istima’ I ditinjau dari faktor
instrinsik pembelajar.
1.2. Untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa
Arab Angkatan 2004/2005 _____________________________ dalam mempelajari
keterampilan menyimak pada mata kuliah Istima’ I ditinjau dari faktor
ekstrinsik pembelajar.
2.
Kegunaan Penelitian
Banyak kegunaan yang diharapkan penulis dapat lahir dari penelitian ini,
diantaranya adalah penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang nyata bagi
perkembangan pembelajaran bahasa Arab pada _____________________________ juga
dapat memberikan informasi tentang kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam mata
kuliah Istima’ I, sehingga semua pihak yang terkait merasa perlu untuk mencari
faktor penyebab dan juga solusi yang signifikan dalam mengatasi kesulitan
tersebut. Adapun kegunaan lain yang diharapkan penulis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
2.1.
Untuk pengajar:
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pemikiran dan pertimbangan oleh
pengajar untuk lebih meningkatkan metode pembelajaran, khususnya pada mata
kuliah Istima’ I untuk lebih meningkatkan kualitas hasil yang di dapat dari
mata kuliah ini.
2.2.
Untuk mahasiswa:
Penelitian ini dapat mereka gunakan sebagai motivasi untuk lebih giat
lagi dalam mempelajari bahasa Arab, sehingga mereka mampu memperkecil
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.
2.3.
Untuk penulis:
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis dalam menyikapi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah
Istima’ I, sehingga penulis dapat memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terdapat
kesalahan dalam menafsirkan judul penelitian, maka berikut ini penulis akan
menjelaskan definisi operasional yang terdapat pada judul penelitian:
1. Analisis,
adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya)
untuk mengetahui apa sebabnya, bagaimana duduk perkaranya dan sebagainya
(Poerwadarminta, 1984: 40). Adapun analisis dalam penelitian ini adalah
menganalisis kesulitan-kesulitan yang di dapat oleh para mahasiswa Program
Pendidikan Bahasa Arab Angkatan 2004/2005 __________________________ dalam
mempelajari mata kuliah Istima’I.
2. Belajar dan Kesulitan Belajar,
Suatu proses perubahan tingkah laku seseorang (dalam arti luas) yang
ditimbulkan/diubah melalui praktek dan latihan (Garry & Kingsley, 1970:
15). Kesulitan belajar adalah masalah yang dihadapi oleh siswa pada saat proses
belajar mengajar sehingga tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil
belajar tertentu (Muhibbin Syah, 2001: 172). Yang dimaksud dengan kesulitan
belajar dalam penelitian ini adalah kesulitan mahasiswa dalam mempelajari
bahasa Arab pada mata kuliah Istima’ I
E. ASUMSI
Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Kesulitan yang di dapati mahasiswa yang berasal
dari faktor-faktor instrinsik yang mencakup motivasi, minat, dan psikologis
mahasiswa dalam belajar bahasa Arab.
2.
Kesulitan yang di dapati mahasiswa yang berasal
dari faktor-faktor ekstrinsik yang mencakup lingkungan disekitar kampus dengan
berbagai proses belajar mengajar di kelas.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang
penulis susun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN,
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, definisi operasional, asumsi, dan sistematika penulisan.
BAB II: ANALISIS
TEORITIS MENGENAI BELAJAR DAN MENYIMAK (ISTIMA’), terdiri dari pembahasan
mengenai pengertian belajar, tujuan belajar, kesulitan belajar, kesulitan
belajar bahasa Arab, pengertian menyimak, mata kuliah Istima’ dan
pengertiannya, tujuan mata kuliah Istima’.
BAB III: METODOLOGI
PENELITIAN, terdiri dari metode penelitian, populasi dan sampel
penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
BAB
II
ANALISIS
TEORITIS MENGENAI BELAJAR DAN MENYIMAK (ISTIMA’)
A. Belajar
1. Hakekat Belajar
Bagi makhluk hidup, belajar merupakan proses kegiatan yang sangat
bermakna. Belajar tidak hanya dialami oleh manusia, melainkan hewan juga
mengalaminya. Namun demikian, belajar pada diri hewan, sangat dipengaruhi oleh
naluri yang melekat pada mereka, sedangkan pada diri manusia, pengaruh naluri
tadi direduksi oleh akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Makna
belajar pada diri manusia sangat luas sesuai dengan kondisi, situasi, tantangan
dan masalah yang dihadapi. (Sumaatmadja, 2002: 25)
Terdapat batasan-batasan yang beragam mengenai definisi belajar. Hal ini
dikarenakan para ahli berbeda titik tolak dan pendirian dalam merumuskan suatu
definisi. Namun jika ditelaah, batasan yang beragam itu bisa melahirkan suatu
definisi yang terpadu. M. Surya (1991:32) mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai suatu pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungan.
Pendapat diatas dilengkapi oleh Witherington (1991:2) yang menyebutkan
bahwa:
“Belajar
adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam
perubahan penguasaan pola-pola respon, tingkah laku yang baru, yang nyata dalam
perubahan keterampilan, kesanggupan, sikap dan kebiasaan.”
Definisi di atas di pertegas lagi oleh Abin Syamsudin Makmun (1999: 5)
bahwa definisi belajar manapun mengacu pada konsep belajar yang menunjukkan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang terjadi pada
individu merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan dalam
perubahan penguasaan pola-pola respon atau tingkah laku baru yang dapat di
lihat dari perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan dan pemahaman. Sedangkan
Sumaatmadja (2002: 27) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang melekat
pada diri kita masing-masing, dan juga sangat bermakna dalam kehidupan. Untuk
lebih meningkatkan makna belajar, proses tersebut harus dilandasi oleh
kesadaran yang mendalam, yang meliputi kesadaran emosional, intelektual,
spiritual, sosial dan budaya.
Ahmadi (1982:20) mengemukakan pendapatnya mengenai belajar, yaitu “proses
perubahan dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan,
maka tidaklah dikatakan telah terjadi proses belajar”. Perubahan tingkah laku
yang merupakan produk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Terjadi secara sadar,
2.
Bersifat kontinyu dan fungsional, maksudnya
berlangsung terus-menerus dan berguna bagi kehidupan,
3.
Bersifat aktif dan produktif, maksudnya
perubahan merupakan hasil usaha individu dan perubahan tersebut senantiasa
bertambah dan mengarah pada sesuatu yang lebih baik,
4.
Relatf menetap, maksudnya perubahan yang
diperoleh bukan bersifat sementara,
5.
Bertujuan dan terarah, maksudnya perubahan yang
dilakukan individu senantiasa terarah kepada tingkah laku atau tujuan yang
ditetapkan, dan
6.
Mencakup seluruh aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai belajar, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan
seseorang dalam hidupnya dan merupakan proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan dan sasaran belajar.
2.
Tujuan Belajar
Tujuan adalah hal yang sangat esensial, baik dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan maupun penilaian. Tujuan memberikan petunjuk untuk memilih
pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, memilih alat bantu
pembelajaran serta menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Adapun tujuan dari belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap-sikap yang baru. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai
tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses
belajar (Oemar, 1999: 73).
Menurut Hernowo dalam buku terjemahannya “Revolusi cara belajar”, belajar
seharusnya memiliki tiga tujuan :
2.1.
Mempelajari keterampilan dan pengetahuan
tentang materi-materi pelajaran spesifik-dan dapat melakukannya dengan lebih
cepat, lebih baik dan lebih mudah.
2.2.
Mengembangkan konseptual umum-mampu
belajar menerapkan konsep yang sama ataupun yang berkaitan dengan bidang-bidang
lain.
2.3.
Mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah
dapat digunakan dalam segala tindakan kita.
3.
Unsur-unsur Dinamis Belajar
Oemar Hamalik (1999: 50-52)
menyebutkan bahwa unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri dari:
3.1. Motivasi siswa
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau
tindakan tertentu. Dorongan itu dapat timbul dari dalam diri subjek yang
belajar yang bersumber dari kebutuhan tertentu yang ingin mendapat pemuasan;
atau dorongan yang timbul karena rangsangan dari luar sehingga subjek melakukan
kegiatan belajar.
3.2. Bahan belajar
Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru. Dengan bahan itu para siswa dapat mempelajari hal-hal yang
diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu, bahan belajar
harus berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3.3.
Alat bantu belajar
Alat bantu belajar disebut juga alat peraga atau media belajar. Alat
bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa
melakukan kegiatan belajar, sehingga menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan
bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkrit,
mudah dipahami dan hasil belajar lebih bermakna.
3.4.
Suasana belajar
Suasana belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan gairah belajar,
sedangkan suasana yang tidak tenang tentu tidak akan menunjang kegiatan belajar
yang efektif. Oleh karena itu, guru dan siswa senantiasa dituntut untuk
menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan.
3.5.
Kondisi subjek belajar
Kondisi subjek belajar (siswa) turut menentukan kegiatan dan keberhasilan
belajar. Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat,
siap untuk melakukan kegiatan belajar, memiliki minat untuk belajar, serta
pengalaman yang bertalian dengan pelajaran.
4. Syarat-syarat belajar
Ada beberapa syarat dalam proses
belajar yang harus dipersiapkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
4.1.
Dapat mencapai tujuan belajar dalam waktu yang
relatif singkat, karena ditunjang oleh pelaksanaan yang terencana sesuai dengan
kurikulum.
4.2.
dapat melaksanakan PBM yang relatif efektif dan
efisien karena ditunjang oleh materi/bahan pelajaran yang telah disiapkan
sebelumnya.
4.3.
dengan latihan yang terarah oleh guru yang
berpengalaman dalam dunia pendidikan akan menjamin hasil belajar yang lebih
baik dan lebih efisien.
4.4.
dapat memakai alat bantu pengajaran dengan baik
4.5.
di kelas akan tercipta persaingan positif antar
pelajar atau mereka akan dapat saling membantu/merangsang motivasi belajarnya.
5.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Proses belajar menurut Soeman (1983:28) dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain, stimulasi yang terdiri dari bahan dan metode belajar, serta faktor
individual yang meliputi pengalaman, intelegensi, dan motivasi.
M. Surya (1979:39-40) mengemukakan pandangannya dalam menyikapi
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain terdiri dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis atau
jasmani individu, baik yang bersifat bawaan/hereditas maupun yang diperoleh,
misalnya penglihatan, pendengaran, struktur badan dan sebagainya. Faktor
internal lain yaitu faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang terdiri dari faktor intelektif (faktor potensial, yaitu
intelegensi dan bakat serta faktor actual yaitu kecakapan yang nyata, seperti
prestasi). Faktor psikologis lain yaitu faktor non intelektif yaitu komponen
kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi,
konsep diri, penyesuaian diri, emosional dan sebagainya. Sedangkan faktor
eksternal meliputi sosial, lingkungan keluarga, sekolah, teman, masyarakat,
budaya, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor lingkungan fisik
contohnya fasilitas belajar di rumah, di sekolah, iklim dan faktor spiritual
serta lingkungan keluarga. Faktor yang berasal dari dalam individu (internal),
baik yang bersifat intelektual maupun non intelektual, mempunyai peranan
penting dalam belajar. Karena belajar merupakan proses aktif, dimana individu
tidak hanya menerima, tetapi dituntut pula untuk berolah fikir, rasa untuk memperoleh, memahami dan menguasai
materi yang dipelajarinya.
Secara global, menurut Muhibbin Syah
(2001: 132-139) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
5.1.Faktor
internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani dan rohani
siswa. Yaitu: aspek fisiologis (jasmani, mata dan telinga) dan aspek psikologis
(intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa).
5.2.Faktor
eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
Yaitu: lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat, teman) dan lingkungan
non-sosial (rumah, sekolah, peralatan, alam).
5.3.Faktor
pendekatan belajar, yakni jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran, yang terdiri dari pendekatan tinggi, pendekatan sedang dan
pendekatan rendah.
B. Kesulitan Belajar
1. Kesulitan Belajar Secara Umum
Belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku, terkadang mengalami suatu hambatan atau gangguan dalam
upaya pencapaian tujuannya. Hal tersebut telah di kenal dengan nama masalah
belajar. Masalah belajar merupakan suatu kondisi tertentu yang di alami oleh
seseorang siswa yang dapat menghambat kelancaran proses belajar. Kondisi ini
biasanya berkenaan dengan keadaan dirinya (kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya) dan berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya.
Menurut Dimyanti dan Mudjiono (1999:
239-253), berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan siswa mengalami
kesulitan belajar, yaitu:
a. Masalah-masalah
intern belajar,
1.
Sikap terhadap belajar.
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatu yang membawa diri dengan penilaian. Sikap belajar yang malas tentunya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut.
2.
Motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
3.
Konsentrasi belajar.
Konsenrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian
pada pelajaran. Konsentrasi seringkali terfokus karena beberapa hal, seperti
tingkat kecerdasan rendah, kesehatan terganggu, mata dan telinga kurang
berfungsi dengan baik, tidak menguasai cara-cara belajar yang baik.
4.
Rasa percaya diri siswa.
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan
diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul dan berkat adanya pengakuan dari lingkungan.
b. Masalah-masalah
ekstern belajar,
1.
Guru sebagai pembimbing siswa belajar
2.
Fasilitas belajar
3.
Kebijakan penilaian
4.
Lingkungan sosial siswa di sekolah
5.
Lingkungan sosial siswa di rumah
6.
Kurikulum sekolah
Selain itu, faktor-faktor kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh:
a. Faktor
intern siswa,
1.
Yang bersifat kognitif (rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa)
2.
Yang bersifat afektif, yaitu labilnya emosi dan
sikap
3.
Yang bersifat psikomotorik, yaitu terganggunya
mata (alat penglihatan) dan telinga (alat pendengaran).
b. Faktor
ekstern siswa,
1.
Lingkungan keluarga, misalnya ketidakharmonisan
hubungan antar keluarga atau rendahnya perekonomian keluarga.
2.
Lingkungan perkampungan, misalnya wilayah
perkampungan kumuh atau teman dilingkungannya.
3.
Lingkungan sekolah, misalnya kondisi dan letak
sekolah yang buruk, seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar
yang berkualitas rendah.
c. Faktor
khusus,
Di antara faktor-faktor yang dapat di pandang sebagai
faktor khusus adalah sindrom psikologi yang berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala yang muncul
sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Rebb, 1998) yang menimbulkan
kesulitan belajar tersebut.
Abin Syamsuddin Makmun (1999: 217-219), menulis faktor-faktor yang terdapat
di dalam diri siswa dan di luar diri siswa.
a. Faktor-faktor
yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:
1. Kelemahan
secara fisik, seperti cacat tubuh.
2. Kelemahan
secara mental yang sukar diatasi seperti kelemahan mental.
3. Kelemahan
emosional, seperti rasa tidak nyama, phobia.
4. Kelemahan
yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, seperti malas, tidak
bernafsu untuk belajar.
5. Tidak
memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan,
seperti ketidakmampuan membaca dan menghitung.
b. Faktor-faktor
yang terletak di luar diri siswa antara lain:
1.
Kurikulum yang seragam, buku sumber yang tidak
sesuai dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu.
2.
Ketidaksesuaian standar adminitratif penilaian,
pengolahan kegiatan dan pengalaman belajar-mengajar, dan sebagainya.
3.
Terlalu berat belajar.
4.
Terlalu besar populasi siswa dalam kelas.
5.
Terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas,
dan sebagainya.
6.
Kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada
tingkat pendidikan sebelumnya.
7.
Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah
tangga dan sebagainya.
8.
Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah.
9.
Kekurangan makan (gizi, kalori dan sebagainya).
2. Kesulitan Belajar Bahasa Arab
Pelajaran bahasa Arab pada
sekolah-sekolah yang ada di Indonesia pada umumnya memberi prioritas utama
-berdasarkan kurikulum Th. 1994 yang disempurnakan- kepada Qiro’ah, sedang
keterampilan yang lain (menyimak, berbicara dan menulis) difungsikan sebagai
wahana untuk memantapkan penguasaan materi pelajaran yang dipahami siswa
melalui pelajaran Qiro’ah, berbeda dengan kurikulum berbasis kompetensi yang
mengembangkan empat keterampilan (menyimak, berbicara, membaca dan menulis)
secara seimbang. Dengan kata lain, keterampilan membaca merupakan tujuan utama,
sebagai bekal siswa untuk memahami Al-Quran dan Hadis serta teks-teks Arab lain
yang berhubungan dengan agama dan kemasyarakatan, termasuk teks-teks Arab yang
terdapat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), mengingat status
pelajaran Bahasa Arab di madrasah merupakan pelajaran yang tak terpisahkan dari
PAI secara keseluruhan.
Kesulitan belajar bahasa asing,
khususnya bahasa Arab, bagi pembelajar asing (bukan orang Arab) disebabkan
berbagai macam faktor, baik dari faktor bahasa itu sendiri (seperti tata bahasa
, ungkapan dan sebagainya) dan faktor di luar bahasa yang bervariasi (seperti
kebiasaan, budaya dan sebagainya).
Bahasa Arab termasuk bahasa yang
memiliki bentuk bahasa yang berbeda dengan bahasa asing lainnya. Bentuk bahasa
tersebut dapat di amati dari pelafalan, kosakata, gramatikal, tata bahasa,
cara-cara pengungkapan dan ragam struktur kalimat yang digunakannya.
Jika ditinjau dari segi ucapan (pronounciation), maka dalam mengucapkan
satu kata atau satu kalimat dalam bahasa Arab, sebagaimana juga dalam bahasa
Inggris, terdapat kesukaran. Sebab bahasa ini tidak memakai syakal dalam
buku-buku biasa, majalah-majalah, koran-koran, kecuali Kitab Suci Al-Qur’an dan
buku-buku pelajaran bahasa Arab untuk tingkat permulaan. Kata كتب umpamanya, dapat diucapkan dengan كَتَبَ, كُتِبَ atau كُتُبُ. Dalam bahasa Inggris yang juga terdapat kesukaran yang sama,
tapi kemungkinan bacaan yang betul hanya satu.
Kendatipun bahasa Arab itu sukar mengucapkannya, dia memberi jalan keluar
untuk hal itu. Dia memiliki kaidah tersendiri untuk mengucapkan kata kerja dan
kata benda dalam kalimat. Kaidah itu ada yang bernama kaidah “nahwiyah”. Al-Ghalayaini
(Maman, 2005: 97) mendefinisikan ilmu an-Nahwu sebagai ilmu yang mempelajari
hal-ihwal kata-kata Arab dari segi i'rab (perubahan akhir suatu kata) dan bina
(tetapnya akhir kata pada satu keadaan). Dan ada pula yang bernama kaidah
“sharfiyah” (morfologi). Abdul Mu’in (Mu’in, 2002: 1) mendefinisikan sharaf
sebagai ilmu tentang pokok-pokok (kaidah-kaidah) yang dengannya dapat diketahui
bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa Arab dan ihwal yang berkaitan dengannya di
luar persoalan i’rab dan bina.
C. Istima’ (menyimak)
1. Pengertian Istima’ (menyimak)
Menurut Rajiman (Tarigan 1986 :1), ada empat macam keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum menguasai bahasa asing yang ingin
dipelajarinya, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan menulis, keterampilan
berbicara, dan keterampilan membaca.
Berikut penulis akan menggambarkan bagan keterampilan berbahasa:
Komunikasi
Tatap muka
|
Komunikasi
Tidak tatap muka
(Tarigan, 1981: 2)
Dari bagan di atas kita dapat mengetahui bahwa menyimak dalam proses
berbahasa merupakan keterampilan pemula yang harus dimiliki oleh seseorang yang
sedang mempelajari suatu bahasa. Keterampilan ini memiliki keterkaitan yang
sangat erat dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. Hal ini
dipertegas oleh Dawson sebagaimana yang dikutip oleh Tarigan bahwa melatih
keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir”. (Tarigan,
1986:1)
Kalau kita melihat kata Istima’ secara sepintas, maka kata tersebut sama
dengan kata “samaa’” yang berarti mendengar. Sebagian orang berpendapat bahwa
“istima’” dan “samaa’” memiliki pengertian yang serupa, padahal keduanya
memiliki pengertian yang berbeda-beda. “samaa’” adalh kegiatan yang dilakukan
indera pendengar secara tidak sengaja. Pada kegiatan ini telinga mendengarkan
suara-suara yang sering di dengar oleh seseorang yang mana suara-suara tersebut
tidak memiliki makna, karena di tidak menaruh perhatian kepada apa yang
didengarnya dan tidak juga mencoba untuk memahami apa yang didengarnya itu.
Sedangkan “Istima’” adalah kegiatan yang dilakukan indera pendengaran secara
disengaja. Pada kegiatan ini, seseorang menyimak dengan sungguh-sungguh dan dia
merekam apa yang didengarnya dalam otak dan berusaha untuk memahaminya. Pada
kegiatan ini biasanya seseorang menyimak kata atau kalimat dari bahasa yang
baru baginya (bahasa asing). Berikut ini peneliti mengemukakan beberapa
pendapat para ahli mengenai istima’.
Istima’ (menyimak) menurut Tarigan
adalah suatu proses memperhatikan lambang-lambang ucapan yang berisikan
ungkapan dan penjelasan untuk memperoleh berbagai informasi dan untuk memahami
makna yang disampaikan oleh pembicara dengan cara mengucapkannya atau bahasa
lisan (Tarigan, 1986: 27).
Pendapat lain dikemukakan oleh
Anderson, kalau membaca merupakan proses besar melihat, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang-lambang tulis, maka menyimak dibatasi sebagai
proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang
lisan” (Tarigan, 1986: 9).
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1988: 40), yang dimaksud dengan menyimak adalah mendengarkan, memperhatikan
baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Dari teori-teori di atas, dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa menyimak adalah kemampuan memahami makna dengan
mendengar bahasa yang dibicarakan, dan menyimak pada umumnya memiliki persamaan
dengan membaca. Jika kemampuan kosakata dan kemampuan menganalisis struktur
kalimat kurang, baik menyimak ataupun membaca tidak akan berjalan dengan baik.
2. Proses Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan
proses menyusun kata sebagaimana yang terdapat pada keterampilan bahasa
lainnya. Hal ini dikarenakan keterampilan ini tidak bersifat menerima apa yang
didengarnya secara sepintas, tetapi dia juga meliputi memilihnya,
mengevaluasinya serta meresponnya.
Tarigan membagi proses menyimak
kepada lima tahapan sebagai berikut:
2.1.
Tahap mendengarkan (hearing). Dalam
tingkatan ini pendengar mengetahui tekanan suara yang tidak memiliki arti.
2.2.
Tahap Pemahaman (understanding). Pada
tingkat ini pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara.
2.3.
Tahap menafsirkan (interpreting). Pada
tahap ini pendengar tidak hanya mampu mendegar dan memahami apa yang
didengarnya saja, melainkan dia sudah bisa menafsirkan makna-makna yang
didengarnya.
2.4.
Tahap penilaian (evaluating). Pada tahap
ini penyimak mulai menilai atau mengevaluasi apa yang disampaikan pembicara.
Dan dia menilainya pada dua aspek, yaitu kekurangan dan kelebihannya.
2.5.
Tahap merespon (responding). Pada tahap
pendengar mulai merespon semua yang disampaikan oleh pembicara.
3. Materi Menyimak
Untuk situasi di Indonesia, materi
yang dapat digunakan untuk mengajar menyimak secara bertahap adalah:
3.1. Fase pengenalan
Fonologi (fonem-fonem), kata-kata, frase-frase, dan
kalimat-kalimat.
3.2. Fase pemahaman permulaan
Melakukan respons
non-linguistik
3.3. Fase pemahaman
Menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan
pendek, percakapan para penutur asli, percakapan melalui telepon dan
sebagainya.
3.4. Fase pemahaman “lanjut”
Bertanya jawab tentang isi berita radio, TV, penyajian
bahan otentik, dan sebagainya. (Subyakto, 1993: 157-158)
Lebih lanjut Sri Utari Subyakto
menjelaskan bahwa memang lebih baik pelajar dianjurkan untuk mendengarkan
materi yang otentik sebanyak mungkin, tetapi itupun memberi problem pula kepada
pelajar yang sudah tinggi tingkatan kemampuannya, karena mereka sedikit banyak
akan bingung mengikuti wacana yang demikian banyak “kesalahan-kesalahannya”.
Untuk menghindari rasa kebingungan pada pihak para pelajar, mungkin lebih baik
apabila guru menggunakan “wacana otentik yang disimulasi”, yang berarti bahwa
guru merekam suara pembicara yang diberi pengarahan terlebih dahulu, tanpa
mengorbankan keotentikan bahasanya (Subyakto, 1993: 164).
4. Media menyimak dan kegunaannya
Dalam menyimak pun seseorang
membutuhkan alat atau media yang dapat membantu mereka, diantaranya adalah alat
atau media yang didengarkan dan dilihat (audio-visual). Yang termasuk kedalam
kategori ini ialah radio, tape-recorder, laboratorium bahasa, film, dan video.
Adapun kegunaan-kegunaan penggunaan alat atau media ini antara lain
ialah:
- Memberi kesempatan kepada pelajar untuk berlatih secara mandiri di dalam maupun di luar ruang kelas;
- Meringankan/membantu/melengkapi peran guru;
- Memberi model yang tetap kepada pelajar, khususnya kalau rekaman berisi ulangan-ulangan yang banyak dan intonasi-intonasi yang tertentu;
- Mendengarkan suara beberapa orang penutur asli di kelas sehingga pelajar dapat membedakan suara orang wanita, pria, anak, pemuda dengan segala ragamnya.
- Merekam suara pelajar agar dapat digunakan oleh guru dalam mengevaluasi penguasaan bahasa target dan oleh pelajar untuk mengevaluasi hasil produksi diri sendiri (Subyakto, 1993: 207).
Laboratorium bahasa pada suatu waktu dianggap memberi “status simbol”
pada kursus-kursus bahasa, sekolah-sekolah, atau institut-institut. Sekarang
hal ini tidak demikian kuatnya lagi, walaupun tidak dapat disangkal bahwa
laboratorium bahasa ini banyak kegunaannya, antara lain melatih menyimak
(Listening kompherension), melatih pelafalan (pronunciation), melatih imlak
(dictation), dan melatih berbicara (speaking).
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu karya ilmiah tidak lepas dari
metode penelitian sebagai acuan dalam mencapai tujuan kegiatan penelitian. Pada
dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
diperoleh melalui penelitian atau data empirik untuk tujuan dan kegunaan
tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:1) “ Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai
alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini, data dan informasi dikumpulkan
dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian
hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhirnya dianalisis.
(Efendi, 2003: 3). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nazir
(1988: 63) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Lebih lanjut Winarno Surakhmad (1985: 140) mengemukakan bahwa metode
deskriptif memiliki ciri sebagai berikut:
- Memusatkan perhatian pada pemecahan masalah-masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang bersifat aktual.
- Data yang telah dikumpulkan mula-mula disusun kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analisis).
Berdasarkan pengertian para pakar di atas, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa metode analisis deskriptif cocok untuk digunakan dalam
penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk
memperoleh gambaran tentang kesulitan-kesulitan belajar bahasa Arab yang
dihadapi oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab tahun ajaran 2004/2005
_____ pada mata kuliah Istima’.
B. Populasi dan Teknik Pengambilam Sampel
1. Populasi
Palte menjelaskan dalam Djojosuroto dan Sumaryati (2004: 93) bahwa jumlah
keseluruhan unit yang akan diselidiki, karakteristik atau ciri-cirinya,
dinamakan populasi. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Suharsimi
Arikunto (2002: 107) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002: 57).
Sedangkan Riduan (2004: 55) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Adapun jenis populasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
populasi terbatas, yaitu populasi yang mempunyai sumber data yang jelas
batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya (Riduan, 2004:
55).
Dan populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Program Pendidikan Bahasa Arab Tahun Ajaran 2004/2005
__________________________ sebanyak 64 orang.
2. Teknik Pengambilan sampel
Penelitian selain dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik populasi
juga dapat dilaksanakan dengan teknik sampel. Sampel menurut Djojosuroto dan
Sumaryati (2004:93) adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang
ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat
jumlah populasi yang terlalu besar, sedangkan waktu, biaya dan kemampuan yang
terbatas. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985: 92) Karena tidak mungkinnya penyelidikan selalu
langsung menyelidiki segenap populasi padahal tujuan penyelidikan adalah
menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidik
menggunakan sebagian saja dari populasi yakni sebuah sampel yang dapat
dipandang representatif terhadap populasi itu.
Teknik pengambilan sampel atau
teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari
populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi yang sebenarnya. (riduwan,
2004: 57)
Adapun teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan fakor
spontanitas, artinya, siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan
peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya) maka orang tersebut
dapat digunakan sebagai sampel (responden) (Riduwan, 2004: 62). Hal ini
peneliti lakukan karena pada saat penyebaran angket dilaksanakan, maka penulis
tidak mendapatkan seluruh populasi, tetapi penulis hanya mendapatkan beberapa
responden dari mereka sebanyak 25 orang. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab
Tahun Ajaran 2004/2005 __________________________ sebanyak 25 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah
metode atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Teknik yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden merasa khawatir bila responden memberikan
jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisisan daftar pertanyaan.
(Riduwan, 2004: 99). Sedangkan Suharsimi berpendapat bahwa Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui ( Arikunto, 2002: 128).
Angket diberikan pada para mahasiswa Program
Pendidikan Bahasa Arab _____ angkatan 2004/2005 yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini, yaitu sebanyak 25 orang, dengan tujuan untuk menjaring
informasi tentang kesulitan yang mereka hadapi pada mata kuliah Istima’. Adapun
jenis angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.
Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda
checlist (riduwan, 2004: 100).
2.
Studi dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang
relevan dengan penelitian (riduwan, 2004: 105). Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto (2002: 206) bahwa studi dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.
D. Teknik Pengolahan Data
Data adalah bahan mentah yang
perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif
maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sedangkan pengolahan data seyogyanya
relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalha penelitian.
Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan
penelitian (riduwan, 2004: 106).
Adapun jenis data dalam penelitian
ini adalah data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi,
karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata (ridwan, 2004: 106).
Dan langkah-langkah yang peneliti ambil dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1.
Penyusunan data
Pada langkah ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah terkumpul
dari para responden. Hal ini peneliti lakukan untuk mempermudah peneliti untuk
mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah lengkap atau belum.
2.
Klasifikasi data
Pada langkah ini peneliti menggolongkan, mengelompokkan dan memilah data
berdasarkan klasifikasi tertentu yang telah peneliti buat.
3.
Pengolahan data
Pada langkah ini peneliti mengolah data yang peneliti peroleh dari
responden melalui kuesioner. Penyebaran angket yang dilakukan peneliti
bertujuan untuk mencari kesulitan-kesulitan yang dihadapi responden pada mata
kuliah Istima’. Data yang diperoleh dari angket peneliti sajikan dalam bentuk
tabulasi data dengan tabel persentase. Data ini diperoleh dari responden
mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab _____ tahun ajaran 2004/2005.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik proporsional untuk angket,
yaitu melihat presentasi jumlah jawaban responden dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menjumlahkan
setiap jawaban angket
b. Menyusun
frekuensi jawaban
c. Membuat
tabel frekuensi
d. Menghitung
presentase frekuensi dari tiap jawaban dengan menggunakan rumus: P = f/n x 100%
Ket: P:
angka persentase
f: frekuensi
yang sedang dicari persentasenya
n:
banyaknya responden
e. Menarik
kesimpulan dan menginterpretasikan data.
Adapun pedoman yang peneliti pakai dalam penafsiran data adalah sebagai berikut:
0% =
tidak ada seorangpun
1% - 5% = hampir tidak ada
6% - 25% =
sebagian kecil
26% - 49% =
hampir setengahnya
50% =
setengahnya
51% - 75% =
lebih dari setengahnya
76% - 95% =
sebagian besar
96% - 99% =
hampir seluruhnya
100% =
seluruhnya
4. Interpretasi
hasil pengolahan data
BAB
IV
HASIL
ANALISIS DATA ANGKET DAN INTERPRETASI DATA
Berikut ini peneliti menyajikan
beberapa hasil dari analisis angket yang peneliti sebarkan kepada para
responden mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2004/2005
__________________________ sejumlah 25 orang yang merupakan sampel dalam
penelitian ini.
A. HASIL ANALISIS ANGKET
Adapun angket yang peneliti
sebarkan kepada responden berjumlah 25 soal. Hasil dari analisis angket
tersebut peneliti jelaskan ke dalam bentuk tabel berikut ini:
1.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
1, yaitu “Anda masuk Program Pendidikan Bahasa Arab sebagai pilihan ke berapa?”
dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Analisis Data
Angket Item Nomor 1
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Pertama
|
19
|
76
|
Kedua
|
5
|
20
|
Ketiga
|
1
|
4
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden (76%) memilih Program Pendidikan
Bahasa Arab sebagai pilihan pertama dan sebagian kecil dari mereka (20%)
sebagai pilihan kedua sedangkan hampir tidak ada dari mereka (4%) yang memilih
Program Pendidikan Bahasa Arab sebagai pilihan ketiga.
2.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
2, yaitu “Apakah alasan anda memilih jurusan bahasa Arab?” dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2
Analisis Data
Angket Item Nomor 2
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Minat sendiri
|
21
|
84
|
Di suruh orang tua
|
2
|
8
|
Terpengaruh oleh teman
|
2
|
8
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden (84%) memilih jurusan bahasa Arab atas
dasar minat sendiri dan sebagian kecil dari mereka (8%) atas dasar orang tua
sedangkan sebagian kecil lainnya (8%) karena terpengaruh oleh teman.
3.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
3, yaitu “Bagaimanakah pemahaman bahasa Arab anda setelah mengikuti perkuliahan?”
dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Analisis Data
Angket Item Nomor 3
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Mampu
|
3
|
12
|
Biasa saja
|
17
|
68
|
Tidak mampu
|
5
|
20
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian kecil responden (12%) menjawab bahwa mereka mampu
memahami bahasa Arab setelah mengikuti perkuliahan dan lebih dari setengah
responden (68%) menjawab biasa saja sedangkan sebagian kecil lainnya (20%) yang
menjawab tidak mampu memahami bahasa Arab setelah perkuliahan.
4.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
4, yaitu “Bagaimanakah perasaan anda selama mengikuti perkuliahan bahasa Arab?”
dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4
Analisis Data
Angket Item Nomor 4
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Senang
|
19
|
76
|
Biasa saja
|
6
|
24
|
Tidak senang
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden (76%) menjawab bahwa mereka senang
mengikuti perkuliahan bahasa Arab dan sebagian kecil dari mereka (24%) menjawab
biasa saja, dan tidak ada dari mereka (0%) yang tidak senang ketika mengikuti
perkuliahan.
5.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
5, yaitu “Bagaimana pendapat anda mengenai bahasa Arab?” dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5
Analisis Data
Angket Item Nomor 5
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Mudah
|
6
|
24
|
Sedang
|
10
|
40
|
Sulit
|
9
|
36
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian kecil dari responden (24%) yang berpendapat bahwa
bahasa Arab itu mudah dan hampir setengah dari mereka (40%) yang mengatakan
sedang, dan hampir setengahnya pula (36%) yang berpendapat bahwa bahasa Arab
itu sulit.
6.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
6, yaitu “Jika anda memilih jawaban “c”, faktor apakah yang menyulitkan anda
dalam mempelajari bahasa Arab?” dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6
Analisis Data
Angket Item Nomor 6
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Kosakatanya yang sulit
|
8
|
32
|
Struktur kalimatnya rumit
|
12
|
48
|
Kaidah kebahasaannya sulit
|
5
|
20
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa hampir setengah dari responden (32%) yang menjawab bahwa faktor
yang menyulitkan mereka dalam mempelajari bahasa Arab adalah dari segi
kosakatanya yang sulit, dan hampir setengah lainnya (48%) yang mengatakan
struktur kalimatnya yang rumit, adapun sebagian kecil dari mereka (20%)
berpendapat bahwa faktor yang menyebabkan mereka sulit dalam mempelajari bahasa
Arab adalah kaidah kebahasaannya yang sulit.
7.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
7, yaitu “Apakah anda menyenangi mata kuliah Istima’?” dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 7
Analisis Data
Angket Item Nomor 7
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Senang
|
22
|
88
|
Biasa saja
|
3
|
12
|
Tidak senang
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden (88%) yang menyatakan bahwa mereka
senang terhadap mata kuliah Istima’, dan sebagian kecil lainnya (12%) yang
mengatakan biasa saja, dan tidak ada seorangpun dari mereka yang tidak
menyenangi mata kuliah Istima’.
8.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
8, yaitu “Bagaimanakah sikap anda pada waktu mengikuti mata kuliah Istima’?”
dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8
Analisis Data
Angket Item Nomor 8
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Konsentrasi
|
16
|
64
|
Biasa saja
|
8
|
32
|
Kurang perhatian
|
1
|
4
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa lebih dari setengah responden (64%) yang mengaku berkonsentrasi
pada saat mengikuti mata kuliah Istima’, dan hampir setengah dari mereka (32%)
yang menyatakan biasa saja, sedangkan 4% dari mereka yang mengaku kurang
perhatian pada saat mengikuti mata kuliah Istima’.
9.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
9, yaitu “Apakah menurut anda alat bantu yang tersedia dalam mata kuliah
Istima’ sudah cukup?” dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9
Analisis Data
Angket Item Nomor 9
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Cukup
|
15
|
60
|
Kurang
|
8
|
32
|
Sangat kurang
|
2
|
8
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
diketahui bahwa lebih dari setengah responden (60%) yang menyatakan bahwa alat
bantu yang tersedia dalam mata kuliah Istima’ sudah cukup, dan hampir setengah
dari mereka (32%) yang mengatakan kurang, sedangkan sebagian kecil dari mereka
(8%) yang mengatakan sangat kurang.
10.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
10, yaitu “Bagaimanakah waktu belajar Istima’ anda, di luar kegiatan belajar
yang formal?” dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 10
Analisis Data Angket
Item Nomor 10
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Sering
|
3
|
12
|
Cukup
|
15
|
60
|
Kurang
|
7
|
28
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, maka
dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden (12%) yang mengatakan bahwa
mereka sering belajar Istima’ di luar waktu yang formal, dan lebih setengah
dari mereka (60%) yang mengatakan cukup, sedangkan hampir setengah dari mereka
(28%) yang mengatakan kurang
11.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
11, yaitu “Apakah ada buku pegangan khusus dalam mata kuliah Istima’?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11:
Analisis Data
Angket Item Nomor 11
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
25
|
100
|
Tidak
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, maka
dapat kita ketahui bahwa seluruh responden (100%) yang menjawab bahwa ada buku
pegangan khusus dalam mata kuliah Istima’, dan tidak ada dari mereka yang
mengatakan tidak ada.
12.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
12, yaitu “Apakah ada tugas rutin yang harus dikerjakan pada mata kuliah
Istima’?” dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12:
Analisis Data
Angket Item Nomor 12
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
25
|
100
|
Tidak
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa seluruh responden (100%) yang menjawab bahwa ada tugas rutin
yang harus dikerjakan pada mata kuliah Istima’, dan tidak ada satupun dari
mereka yang menjawab tidak ada tugas rutin yang harus dikerjakan pada mata
kuliah Istima’.
13.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
13, yaitu “Apakah ada tugas akhir yang harus dikumpulkan?” dapat di lihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 13:
Analisis Data
Angket Item Nomor 13
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
23
|
92
|
Tidak
|
2
|
8
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa hampir seluruh responden (92%) yang menjawab bahwa ada tugas
akhir yang harus dikumpulkan pada mata kuliah Istima’, dan hampir tidak ada
dari mereka (8%) yang menjawab tidak ada tugas akhir yang harus dikumpulkan.
14.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
14, yaitu “Bagaimana frekuensi anda dalam mengumpulkan tugas?” dapat di lihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 14
Analisis Data
Angket Item Nomor 14
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Tepat waktu
|
14
|
56
|
Dikumpulkan dengan cara
menyusul
|
11
|
44
|
Tidak pernah mengumpulkan
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa lebih dari setengah responden (56%) yang mengaku bahwa
mereka tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan hampir setengahnya (44%) yang
mengumpulkan tugas dengan cara menyusul, dan tidak ada dari mereka yang tidak
pernah mengumpulkan tugas.
15.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
15, yaitu “Apakah tugas tersebut dikembalikan lagi?” dapat di lihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 15
Analisis Data
Angket Item Nomor 15
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
21
|
84
|
Kadang-kadang
|
3
|
12
|
Tidak
|
1
|
4
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian besar responden (84%) yang menjawab bahwa tugas
tersebut dikembalikan lagi, dan sebagian kecil dari mereka (12%) yang
mengatakan kadang-kadang, dan hampir tidak ada dari mereka (4%) yang mengatakan
bahwa tugas tersebut tidak dikembalikan lagi.
16.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
16, yaitu “Apakah setiap materi dalam tiap pertemuan sudah terencana dengan
baik sesuai buku pegangan atau silabus?” dapat di lihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 16
Analisis Data
Angket Item Nomor 16
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
19
|
76
|
Kadang-kadang
|
6
|
24
|
Tidak
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian besar responden (76%) yang menjawab bahwa setiap
materi dalam tiap pertemuan terencana dengan baik sesuai buku pegangan atau
silabus, dan sebagian kecil lagi (24%) yang menjawab kadang-kadang, dan tidak
ada dari mereka yang mengatakan bahwa setiap materi dalam tiap pertemuan tidak
terencana dengan baik sesuai buku pegangan atau silabus.
17.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
17, yaitu “Apakah bentuk latihan sesuai dengan materi yang di bahas?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 17
Analisis Data
Angket Item Nomor 17
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Sesuai
|
20
|
80
|
Kurang sesuai
|
3
|
12
|
Tidak sesuai
|
2
|
8
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian besar dari responden (80%) yang menjawab bahwa
bentuk latihan sudah sesuai dengan materi yang di bahas, dan sebagian kecil
dari mereka (12%) yang menjawab kurang sesuai, sedangkan sebagian kecil lainnya
(8%) yang menjawab tidak sesuai.
18.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
18, yaitu “Bagaimanakah metode yang digunakan dosen dalam perkuliahan?” dapat
di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 18
Analisis Data
Angket Item Nomor 18
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Menarik dan inovatif
|
11
|
44
|
Monoton dan membosankan
|
12
|
48
|
Tidak sesuai dengan karakter
mata kuliah
|
2
|
8
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa hampir setengah responden (44%) yang menjawab bahwa metode
yang digunakan dosen dalam perkuliahan menarik dan inovatif, dan hampir
setengah lainnya (48%) yang menjawab monoton dan membosankan, sedangkan
sebagian kecil lainnya (8%) yang mengatakan tidak sesuai dengan karakter mata
kuliah.
19.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
19, yaitu “Bagaimanakah tingkat materi yang diberikan dosen?” dapat di lihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 19
Analisis Data
Angket Item Nomor 19
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Sangat sulit
|
5
|
20
|
Biasa saja
|
16
|
64
|
Mudah
|
4
|
16
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian kecil responden (20%) yang menjwab bahwa tingkat
materi yang diberikan dosen sangat sulit, dan lebih dari setengahnya (64%) yang
menjawab biasa saja, sedangkan sebagian kecil dari mereka (16%) yang menjawab
mudah.
20.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
20, yaitu “Bagaimanakah kehadiran anda pada mata kuliah Istima’?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20:
Analisis Data
Angket Item Nomor 20
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Di atas 80%
|
23
|
92
|
Kurang dari 80%
|
2
|
8
|
Di bawah 50%
|
0
|
0
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa hampir seluruh responden (92%) bahwa kehadiran mereka pada
mata kuliah Istima’ di atas 80%, dan sebagian kecil dari mereka (8%) yang
menjawab kurang dari 80%, dan tidak ada satupun dari mereka yang menjawab bahwa
kehadiran mereka pada mata kuliah Istima’ di bawah 50%.
21.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
21, yaitu “Bagaimanakah kehadiran dosen pada mata kuliah Istima’?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 21:
Analisis Data
Angket Item Nomor 21
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Mencapai 16 kali pertemuan
termasuk UTS dan UAS
|
21
|
84
|
Mencapai 10 sampai 15 kali
termasuk UTS dan UAS
|
4
|
16
|
Kurang dari 10 kali pertemuan
|
0
|
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian besar responden (84%) yang menjawab bahwa kehadiran
dosen pada mata kuliah Istima’ mencapai 16 kali pertemuan termasuk UTS dan UAS,
dan sebagian kecil dari mereka (16%) yang menjawab bahwa kehadiran dosen pada
mata kuliah Istima’ mencapai 10 sampai 15 kali termasuk UTS dan UAS, dan tidak
ada seorangpun dari responden yang menjawab kurang dari 10 kali pertemuan.
22.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor 22,
yaitu “Apakah kondisi tempat tinggal anda mendukung kegiatan belajar?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 22:
Analisis Data
Angket Item Nomor 22
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Ya
|
17
|
68
|
Kadang-kadang
|
3
|
12
|
tidak
|
5
|
20
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa lebih dari setengah responden (68%) yang menjawab bahwa
kondisi tempat tinggal mereka mendukung kegiatan belajar, dan sebagian kecil
dari mereka (12%) yang menjawab kadang-kadang, sedangkan sebagian kecil lainnya
(20%) yang menjawab bahwa kondisi tempat tinggal mereka tidak mendukung
kegiatan belajar.
23.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
23, yaitu “Faktor apakah yang menghambat anda dalam kegiatan belajar di luar
kampus?” dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 23:
Analisis Data
Angket Item Nomor 23
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Urusan keluarga
|
9
|
36
|
Urusan teman
|
6
|
24
|
Tidak ada hambatan
|
10
|
40
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa hampir setengah dari responden (36%) yang menjawab bahwa
faktor yang menghambat mereka dalam kegiatan belajar di luar kampus adalah
urusan keluarga, dan sebagian kecil lainnya (24%) menjawab urusan teman,
sedangkan hampir dari setengahnya (40%) yang menjawab bahwa mereka tidak
mendapatkan hambatan dalam kegiatan belajar di luar kampus
24.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
24, yaitu “Kendala apakah yang anda alami ketika belajar di rumah?” dapat di
lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 24:
Analisis Data
Angket Item Nomor 24
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Malas
|
2
|
8
|
Banyak kegiatan
|
12
|
48
|
Kurangnya fasilitas
|
11
|
44
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa sebagian kecil dari responden (8%) yang mengatakan bahwa
kendala yang mereka alami ketika belajar di rumah adalah malas, dan hampir
setengah dari mereka (48%) yang mengatakan banyak kegiatan, sedangkan hampir
setengah lainnya (44%) yang mengatakan kurangnya fasilitas.
25.
Hasil analisis data dari item pertanyaan nomor
25, yaitu “Kegiatan apakah yang anda lakukan di luar waktu perkuliahan?” dapat
di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 25:
Analisis Data
Angket Item Nomor 25
Alternatif Jawaban
|
Responden
|
|
|
f
|
%
|
Berolahraga
|
11
|
44
|
Berorganisasi
|
10
|
40
|
Main-main
|
4
|
16
|
Jumlah
|
25
|
100
|
Dari tabel porsentase di atas, dapat
kita ketahui bahwa hampir setengah dari responden (44%) yang mengaku bahwa
kegiatan yang mereka lakukan di luar waktu perkuliahan adalah berolahraga, dan
hampir setengahnya lagi (40%) yang mengaku berorganisasi, sedangkan sebagian
kecil dari mereka (16%) yang mengaku bermain-main.
B. INTERPRETASI DATA
Berdasarkan hasil analisis angket,
dapat diketahui bahwa kesulitan yang dialami mahasiswa Program Pendidikan
Bahasa Arab angkatan 2004/2005 dalam mempelajari bahasa Arab, khususnya pada
mata kuliah Istima’ I, disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Faktor tersebut
dapat peneliti bagi ke dalam dua bagian, pertama faktor intrinsik dan kedua
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa
itu sendiri, yaitu keadaan jasmani dan rohani mereka seperti faktor pisiologis
(keadaan jasmani, mata dan telinga) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap,
bakat, minat, dan motivasi). Sedangkan faktor ekstrinsik adalah fakor dari luar
mahasiwa, yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, seperti lingkungan sosial
(keluarga, guru, masyarakat dan teman) dan lingkungan nonsosial (rumah,
sekolah, media pengajaran dan alam).
Dari data yang peneliti peroleh dari
angket penelitian yang telah peneliti analisis, terdapat beberapa permasalahan
yang dihadapi mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2004/2005 dalam
mempelajari bahasa Arab pada mata kuliah Istima’ I. Permasalahan tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Faktor intrinsik:
1.1. Dari
hasil analisis angket item nomor empat dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden (76%) menjawab bahwa mereka senang mengikuti perkuliahan bahasa Arab
dan sebagian kecil dari mereka (24%) menjawab biasa saja, dan tidak ada dari
mereka (0%) yang tidak senang ketika mengikuti perkuliahan. Maka dapat ditarik
sebuah kesimpulan, bahwa perasaan tidak senang terhadap bahasa Arab merupakan
salah satu faktor yang terdapat dalam diri mahasiswa yang dapat menyulitkan
mereka dalam mempelajari bahasa tersebut.
1.2. Dari
hasil analisis angket item kelima, dapat diketahui bahwa sebagian kecil dari
responden (24%) yang berpendapat bahwa bahasa Arab itu mudah dan hampir
setengah dari mereka (40%) yang mengatakan sedang, dan hampir setengahnya pula
(36%) yang berpendapat bahwa bahasa Arab itu sulit. Maka dapat dikatakan bahwa
anggapan mahasiswa terhadap bahasa Arab merupakan faktor yang menentukan yang
terdapat dari dalam diri mereka. Sulit-mudahnya mereka mempelajari bahasa Arab,
tergantung kepada anggapan mereka terhadap bahasa tersebut.
1.3. Dari
hasil analisis angket nomor tujuh, peneliti mendapatkan hasil bahwa sebagian
besar responden (88%) yang menyatakan bahwa mereka senang terhadap mata kuliah
Istima’, dan sebagian kecil lainnya (12%) yang mengatakan biasa saja, dan tidak
ada seorangpun dari mereka yang tidak menyenangi mata kuliah Istima’. Hasil ini
menunjukkan bahwa rasa tidak senang terhadap mata kuliah Istima’ dapat
menyebabkan mereka dalam mempelajari mata kuliah tersebut.
1.4. Dari
hasil analisis angket nomor delapan, peneliti mendapatkan hasil bahwa lebih
dari setengah responden (64%) yang mengaku berkonsentrasi pada saat mengikuti
mata kuliah Istima’, dan hampir setengah dari mereka (32%) yang menyatakan
biasa saja, sedangkan 4% dari mereka yang mengaku kurang perhatian pada saat
mengikuti mata kuliah Istima’. Kesimpulannya adalah, bahwa mereka yang
berkonsentrasi ketika mempelajari bahasa Arab pada mata kuliah Istima’, maka
mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami bahasa tersebut, begitupun
sebaliknya.
1.5. Dari
hasil analisis angket item ke-20, peneliti mendapatkan hasil bahwa hampir
seluruh responden (92%) menyatakan bahwa kehadiran mereka pada mata kuliah
Istima’ di atas 80%, dan sebagian kecil dari mereka (8%) yang menjawab kurang
dari 80%, dan tidak ada satupun dari mereka yang menjawab bahwa kehadiran
mereka pada mata kuliah Istima’ di bawah 50%. Dari hasil ini dapat di tarik
sebuah kesimpulan bahwa kerajinan mahasiswa dalam menghadiri perkuliahan pun
merupakan faktor yang datang dari dalam diri mereka yang turut menentukan sulit
atau mudahnya mereka mempelajari bahasa Arab pada mata kuliah Istima’I. Semakin
sering mereka menghadiri perkuliahan, maka semakin mudah mereka dalam
mempelajari bahasa Arab, begitu pula sebaliknya.
1.6. Dari
hasil analisis angket nomor 24, peneliti mendapatkan hasil bahwa sebagian kecil
dari responden (8%) yang mengatakan bahwa kendala yang mereka alami ketika
belajar di rumah adalah malas, dan hampir setengah dari mereka (48%) yang
mengatakan banyak kegiatan, sedangkan hampir setengah lainnya (44%) yang
mengatakan kurangnya fasilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa salah satu faktor
lainnya yang membuat mahasiswa mendapatkan kesulitan dalam mempelajari bahasa
Arab adalah malasnya mereka dalam melanjutkan pembelajaran di rumah mereka.
1.7. Dari
hasil analisis angket nomor 25 peneliti mendapatkan hasil bahwa hampir setengah
dari responden (44%) yang mengaku bahwa kegiatan yang mereka lakukan di luar
waktu perkuliahan adalah berolahraga, dan hampir setengahnya lagi (40%) yang
mengaku berorganisasi, sedangkan sebagian kecil dari mereka (16%) yang mengaku
bermain-main. Dari hasil ini dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa faktor
lainnya yang datang dari dalam diri mahasiswa yang menyulitkan mereka dalam
mempelajari bahasa Arab adalah kegiatan yang mahasiswa tersebut pilih di luar
waktu perkuliahan.
2.
Faktor ekstrinsik,
Dari hasil analisis angket item nomor dua,
peneliti mendapatkan hasil bahwa sebagian besar responden (84%) memilih jurusan
bahasa Arab atas dasar minat sendiri dan sebagian kecil dari mereka (8%) atas
dasar orang tua sedangkan sebagian kecil lainnya (8%) karena terpengaruh oleh
teman. Alasan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan bahasa Arab merupakan
faktor yang dapat menyulitkan dan memudahkan mereka dalam mempelajari bahasa
Arab, yang mana faktor ini datang dari luar diri mahasiswa tersebut. Apabila
ada paksaan dari pihak luar yang memaksa mereka untuk memilih jurusan bahasa
Arab, maka mereka akan mendapatkan kesulitan dalam menerima pelajaran bahasa
Arab.
Dari hasil analisis angket item soal ke
sembilan, peneliti mendapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden (60%)
yang menyatakan bahwa alat bantu yang tersedia dalam mata kuliah Istima’ sudah
cukup, dan hampir setengah dari mereka (32%) yang mengatakan kurang, sedangkan
sebagian kecil dari mereka (8%) yang mengatakan sangat kurang. Hasil ini
menunjukkan bahwa faktor lainnya yang datang dari luar diri mahasiswa adalah
alat bantu yang digunakan pada mata kuliah Istima’I, apabila alat bantu kurang memadai, maka mahasiswa pun
akan mendapatkan kesulitan.
Dari hasil analisis angket item soal ke-11,
peneliti mendapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) yang menjawab bahwa
ada buku pegangan khusus dalam mata kuliah Istima’, dan tidak ada dari mereka
yang mengatakan tidak ada. Dari hasil tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa buku pegangan dalam mata kuliah Istima’ merupakan faktor yang terdapat
dari luar diri mahasiswa, dan sebagaimana faktor lainnya, buku pegangan pun
dapat mengurangi semua kesulitan yang mahasiswa hadapi ketika mempelajari
bahasa Arab khususnya pada mata kuliah Istima’I.
Dari hasil analisis angket item ke-12, peneliti
mendapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) yang menjawab bahwa ada tugas
rutin yang harus dikerjakan pada mata kuliah Istima’, dan tidak ada satupun
dari mereka yang menjawab tidak ada tugas rutin yang harus dikerjakan pada mata
kuliah Istima’. Hasil ini menunjukkan bahwa tugas rutin juga dapat memudahkan
mahasiswa dalam mempelajari bahasa Arab, karena dengannya mereka akan terbiasa
untuk mengulang materi yang telah dosen berikan pada saat perkuliahan.
Dari hasil analisis angket item ke-14 , peneliti
mendapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden (56%) yang mengaku bahwa
mereka tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan hampir setengahnya (44%) yang
mengumpulkan tugas dengan cara menyusul, dan tidak ada dari mereka yang tidak
pernah mengumpulkan tugas. Dapat kita tarik sebuah kesimpulan dari hasil
analisis angket tersebut, bahwa frekuensi mahasiswa dalam mengumpulkan tugas
juga merupakan faktor yang datang dari luar mahasiswa yang bisa memudahkan dan
juga menyulitkan mereka dalam mempelajari bahasa Arab.
Dari hasil analisis angket item ke-18, peneliti
mendapatkan hasil bahwa hampir setengah responden (44%) yang menjawab bahwa
metode yang digunakan dosen dalam perkuliahan menarik dan inovatif, dan hampir
setengah lainnya (48%) yang menjawab monoton dan membosankan, sedangkan
sebagian kecil lainnya (8%) yang mengatakan tidak sesuai dengan karakter mata
kuliah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa salah satu faktor yang datang dari
luar diri mahasiswa adalah metode yang digunakan dosen dalam proses belajar
mengajar. Apabila metode tersebut monoton dan membosankan juga tidak sesuai
dengan karakter mata kuliah, maka mahasiswa akan mendapatkan kesulitan dalam
mempelajari bahasa Arab.
Dari hasil analisis angket item ke-19, peneliti
mendapatkan hasil bahwa sebagian kecil responden (20%) yang menjwab bahwa
tingkat materi yang diberikan dosen sangat sulit, dan lebih dari setengahnya
(64%) yang menjawab biasa saja, sedangkan sebagian kecil dari mereka (16%) yang
menjawab mudah. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila materi yang diberikan
kepada mahasiswa terlalu sulit, maka mereka pun akan sulit pula dalam memahami
materi tersebut. Dari hasil ini dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa,
sulitnya materi yang diberikan merupakan faktor yang menyulitkan mahasiswa
dalam mempelajari bahasa Arab.
Dari hasil analisis angket item ke-21, peneliti
mendapatkan hasil bahwa sebagian besar responden (84%) yang menjawab bahwa kehadiran
dosen pada mata kuliah Istima’ mencapai 16 kali pertemuan termasuk UTS dan UAS,
dan sebagian kecil dari mereka (16%) yang menjawab bahwa kehadiran dosen pada
mata kuliah Istima’ mencapai 10 sampai 15 kali termasuk UTS dan UAS, dan tidak
ada seorangpun dari responden yang menjawab kurang dari 10 kali pertemuan.
Hasil ini menunjukkan bahwa ketidak hadiran pengajar pun merupakan faktor yang
dapat menyulitkan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Arab pada mata kuliah
Istima’I. Hal ini disebabkan oleh karena pengajar merupakan faktor penting
dalam kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis angket item ke-22, peneliti
mendapatkan hasil bahwa lebih dari setengah responden (68%) yang menjawab bahwa
kondisi tempat tinggal mereka mendukung kegiatan belajar, dan sebagian kecil
dari mereka (12%) yang menjawab kadang-kadang, sedangkan sebagian kecil lainnya
(20%) yang menjawab bahwa kondisi tempat tinggal mereka tidak mendukung
kegiatan belajar. Dari hasil ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor yang
menyulitkan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Arab yang terdapat di luar diri
mahasiswa tersebut adalah kondisi tempat tinggal mereka yang kadang-kadang
tidak mendukung untuk belajar, atau bahkan tidak mendukung sama sekali.
Dari hasil analisis angket item ke-23, peneliti
mendapatkan hasil bahwa hampir setengah dari responden (36%) yang menjawab
bahwa faktor yang menghambat mereka dalam kegiatan belajar di luar kampus
adalah urusan keluarga, dan sebagian kecil lainnya (24%) menjawab urusan teman,
sedangkan hampir dari setengahnya (40%) yang menjawab bahwa mereka tidak
mendapatkan hambatan dalam kegiatan belajar di luar kampus. Hasil ini
menunjukkan bahwa faktor lainnya yang datang dari luar diri mahasiswa yang
menyulitkan mereka dalam mempelajari bahasa Arab adalah urusan-urusan yang
mereka hadapi, yang mana urusan tersebut dapat menghambat kelancaran belajar
mereka.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan
analisis data pada bab sebelumnya, maka peneliti mendapatkan hasil mengenai
kesulitan-kesulitan yang ditemui oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab
(_____) dalam mempelajari bahasa Arab pada mata kuliah Istima’ I yang mana
hasil tersebut peneliti simpulkan ke dalam poin-poin berikut ini:
1. Masalah-masalah
yang dihadapi oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2004/2005
__________________________ dalam mempelajari mata kuliah Istima’ I di tinjau
dari faktor intrinsik pembelajar adalah sebagai berikut:
·
Adanya perasaan tidak senang terhadap bahasa Arab.
·
Sulitnya materi bahasa Arab pada mata kuliah
Istima’ I.
·
Adanya perasaan tidak senang terhadap mata
kuliah Istima’ I.
·
Kurangnya konsentrasi pada saat mengikuti
perkuliahan.
·
Kurangnya jumlah kehadiran.
·
Selalu malas untuk belajar di rumah dikarenakan
kurangnya fasilitas.
·
Kegiatan yang mereka pilih di luar perkuliahan
tidak berhubungan dengan perkuliahan.
2. Masalah-masalah
yang dihadapi oleh mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2004/2005
__________________________ dalam mempelajari mata kuliah Istima’ I di tinjau
dari faktor ektrinsik pembelajar adalah sebagai berikut:
·
Adanya paksaan dari pihak orang tua untuk kuliah
di Program Pendidikan Bahasa Arab __________________________ atau karena faktor
terpengaruh oleh teman.
·
Kurang memadainya alat bantu yang digunakan
dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah Istima’ I.
·
Sulitnya tugas yang diberikan oleh pengajar.
·
Kurangnya frekuensi mahasiswa dalam mengumpulkan
tugas.
·
Metode yang digunakan pengajar dirasakan monoton
dan membosankan.
·
Sulitnya materi yang diberikan.
·
Ketidak hadiran pengajar.
·
Kondisi tempat tinggal mereka yang tidak
mendukung untuk belajar.
·
Urusan-urusan yang mahasiswa hadapi di luar
perkuliahan yang dapat menghambat proses belajar di rumah.
B. Saran
Berdasarkan kepada kesimpulan yang
telah peneliti buat di atas, maka pada bab ini pula peneliti memberikan
beberapa saran yang peneliti ajukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Bagi pengajar,
Dengan hasil yang di dapat dari penelitian ini, maka hendaknya para
pengajar mencari solusi untuk menanggulangi semua kesulitan yang dihadapai oleh
mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab (_____) baik dari segi intrinsik
maupun ekstrinsik. Salah satunya dengan mengevaluasi metode pengajaran yang
selama ini mereka gunakan.
2.
Bagi mahasiswa,
Hendaknya mereka lebih serius lagi dalam mengatasi semua kesulitan yang
mereka hadapi dalam mempelajari bahasa Arab, dan lebih banyak lagi memperdalam
ilmu-ilmu bahasa Arab. Hal ini bertujuan untuk memudahkan mereka dalam memahami
penjelasan para dosen ketika proses belajar mengajar berlangsung.
3.
Bagi peneliti lain,
Bagi para peneliti yang hendak meneliti permasalahan yang sama dengan
penelitian ini, maka hendaknya mereka lebih memperinci lagi item-item
pertanyaan yang mereka ajukan kepada para responden, hal ini dikarenakan
item-item pertanyaan yang peneliti buat masih terlalu umum. Dan hendaknya
mereka dapat memberikan solusi dari kesulitan belajar yang mahasiswa hadapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abin, S.M (1999). Psikologi Kependidikan.
Bandung: P.T Remaja Rosdakarya
Cipta Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta:
P.T. Rineka.
Djojosuroto, K dan Sumaryati, M.L.A. (2004). Prinsip-Prinsip
Dasar Penelitian Bahasa & Sastra. Bandung: Nuansa.
Effendy, A.F (2003). Metodologi Pengajaran Bahasa
Arab. Malang: Misykat
Garry, R and Kingsley, H.L (1970). The Nature And Condition Of
Learning, N.Y: Prentice-Hall, Inc. Parts 2 and 3.
Hamalik, Oemar (1995). Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani, Wagino Hamid. (2004). Pengantar
Linguistik. Bandung: PSIBA Press.
Hernowo (2004). Menjadi Guru Yang Mau Dan Mampu Mengajar Secara
Menyenangkan. Bandung: MLC.
Muin, Abdul (2002). Sintaksis Arab Jilid 1. Bandung: Fakultas
Pendidikan Bahasa Dan Seni IKIP
Nazir, Muhammad (1988). Metode Penelitian. Jakarta: PT Galia
Indonesia.
Poerwadarminta, WJS. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ridwan, Muhammad (2004). “Identifikasi Kecakapan Hidup (Life Skill)
Dalam Muatan Kurikulum Pendidikan Tehnik Arsitektur Di Jurusan Pendidikan
Tehnik Bangunan FPTK UPI”.Skripsi. Bandung: Fakultas Pendidikan Tehnik Dan
Bangunan UPI.
Shihab, Quraish (2001). Mukjizat
Al-Qur'an. Bandung: Mizan
Subyakto, Sri Utari. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sumarsono dan Paina Partana.(2004). Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Angkasa
Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: Rosda
Tarigan, H.G. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
______________ (1986). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
---------------------------- (1996). Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT., Dzat
Yang menguasai setiap jiwa, mencengkeram semua nyawa, hanya dengan izin-Nya
terlaksana segala macam kebajikan dan teraih segala macam kesuksesan. Shalawat
beriring rahmat serta salam semoga Allah limpahkan kepada baginda Muhammad
saw., yang kepada beliau diturunkan wahyu ilahi Al-Qur’an, dan ditugaskan untuk
menjadi suri tauladan bagi semua umat di dunia.
Atas berkat rahmat Allah dan
motivasi dari keluarga, kerabat, sahabat dan teman, serta di dorong oleh
cita-cita ingin cepat lulus, maka tersusunlah skripsi yang berjudul: “Analisi
Kesulitan Belajar Bahasa Arab Pada Mata Kuliah Istima’ I (Studi Analisis Deskriptif
Pada Mahasiswa Tingkat I Program Pendidikan Bahasa Arab____ Tahun Ajaran
2004/2005)
Skripsi ini merupakan salah satu syarat
dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Asing FPBS _____.
Skripsi ini berisikan tentang penelitian kesulitan belajar bahasa arab
pada mata kuliah Istima’ yang peneliti fokuskan hanya kepada permasalahan yang
ditinjau dari faktor intrinsik dan ekstrinsik pembelajar. Penelitian ini berangkat
dari rasa keingintahuan penulis mengenai mata kuliah istima’ dimana peneliti
dulu masih baru dalam mempelajari bahasa arab, yang mana peneliti mendapatkan
kesulitan dalam mentransfer isi kaset ke dalam bentuk tulisan dikarenakan
kurangnya kosakata yang peneliti kuasai
Cukuplah hanya Allah, Yang tidak tuli akan
doa hamba-hamba-Nya dan tidak buta akan tengadahan tangan-tangan dan air mata
mereka, yang akan membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang berlimpah
dan memasukkan mereka ke dalam “pelukan” kenikmatan-Nya dalam taman-taman-Nya
yang indah yang telah dijanjikan-Nya, amin.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan-kekurangannya. Namun, penulis berharap, yang sedikit
ini mampu memberikan gambaran sekelumit tentang Analisi Kesulitan Belajar
Bahasa Arab Pada Mata Kuliah Istima’. Akhir kata, penulis memohon ribuan maaf
atas semua keterbatasan, dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi.
الشعار
وَقُلِ
اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ
وَسَتَرَدُّوْنَ
إِلَى
عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
{التوبة
(٩) :۱۰٥}
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui apa yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”
{Q.S.
At-Taubah (9): 105}
ABSTRAK
Analisis Kesulitan
Belajar Bahasa Arab Pada Mata Kuliah Istima’ I
Bahasa adalah
sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang
dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan
berinteraksi. bahasa juga berfungsi sebagai alat yang digunakan seseorang untuk
mengemukakan pendapat, pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Dengan bahasa
pula maka manusia bisa membentuk masyarakat dan peradaban. Andaikata tidak ada
bahasa, maka dia tidak akan dapat melakukan hal tersebut diatas. Atas dasar
inilah maka sangat wajar bila kita mengatakan bahwa semua aktivitas yang kita
lakukan sepanjang hidup kita selalu membutuhkan bahasa.
Tidak dapat
disangkal, bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa asing akan mendapati
kesulitan-kesulitan, yang mana kesulitan-kesulitan ini dapat diperkecil apabila
dia memiliki faktor-faktor pendorong yang sangat kuat atau dengan kata lain dia
memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari bahasa tersebut.
Objek penelitian
di sini ialah Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab UPI. Sedangkan yang
menjadi sampel penelitian adalah mahasiswa tingkat I Program Pendidikan Bahasa
Arab____tahun ajaran 2004/2005 yang telah menyelesaikan pembelajaran mata
kuliah Istima’ I. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menyebarkan angket.
Tujuan yang ingin
dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
kesulitan-kesulitan yang didapat oleh para pembelajar bahasa Arab dalam
mempelajari Istima’I, untuk kemudian memberikan solusi dari permasalahan
tersebut.
Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dalam
mempelajari mata kuliah Istima’ I ditinjau dari faktor intrinsik pembelajar
adalah adanya perasaan tidak senang terhadap bahasa Arab, sulitnya materi
bahasa Arab pada mata kuliah Istima’ I, adanya perasaan tidak senang terhadap
mata kuliah Istima’ I, kurangnya konsentrasi pada saat mengikuti perkuliahan,
kurangnya jumlah kehadiran, selalu malas untuk belajar di rumah dikarenakan
kurangnya fasilitas, dan kegiatan yang mereka pilih di luar perkuliahan tidak
berhubungan dengan perkuliahan. Sedangkan masalah-masalah yang di tinjau dari
faktor ektrinsik pembelajar adalah adanya paksaan dari pihak orang tua untuk
kuliah di Program Pendidikan Bahasa Arab UPI atau karena faktor terpengaruh
oleh teman, kurang memadainya alat bantu yang digunakan dalam proses belajar
mengajar pada mata kuliah Istima’ I, sulitnya tugas yang diberikan oleh
pengajar, kurangnya frekuensi mahasiswa dalam mengumpulkan tugas, Metode yang
digunakan pengajar dirasakan monoton dan membosankan, sulitnya materi yang
diberikan, ketidak hadiran pengajar, dan kondisi tempat tinggal mereka yang
tidak mendukung untuk belajar.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................... i
Syair................................................................................. iv
Abstraksi........................................................................................................v
Daftar
Isi .......................................................................................................vii
Daftar Tabel ix
BAB
I: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................... 3
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian ............................................ 4
2. Kegunaan Penelitian ................................... 5
D.
Definisi Operasional ........................................... 6
E.
Asumsi ................................................................ 7
F.
Sistematika Penulisan ......................................... 7
BAB
II: ANALISA TEORITIS MENGENAI BELAJAR DAN
MENYIMAK (ISTIMA’)
A.
Belajar
1. Hakekat
Belajar............................................. 8
2. Tujuan
Belajar................................................ 10
3. Unsur
- Unsur Dinamis Belajar...................... 10
4. Syarat - Syarat Belajar................................... 12
5. Faktor
– Faktor Yang Mempengaruhi Belajar.......................12
B.
Kesulitan Belajar
1. Kesulitan
Belajar Secara Umum.................... 14
2. Kesulitan
Belajar Bahasa Arab..............................................17
C.
Istima’
(Menyimak)
1... Pengertian
Istima’ (Menyimak)..................... 18
2.
Proses
Menyimak...................................................................21
3.
Materi
Menyimak...................................................................21
4.
Media Menyimak Dan Kegunaannya.....................................22
BAB
III: METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian ............................................... 24
B.
Populasi dan Sampel............................................ 25
1. Populasi......................................................... 25
2.
Sampel.......................................................... 26
C.
Teknik Pegumpulan Data..................................... 27
D.
Teknik Pengolahan Data...................................... 28
BAB IV: HASIL ANALISIS DATA ANGKET DAN INTERPRETASI DATA
A.
Hasil
Ananlisis
Angket..................................................................31
B.
Interpretasi
Data.................................................. 46
BAB
V: KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ......................................................... 53
B.
Saran ................................................................... 54
Daftar
Pustaka
DAFTAR
TABEL
Tabel 1: Hasil
Data Analisis Angket..........................................................31-45
Kupersembahkan skripsi ini teruntuk:
Ayah & Ibu, yang tiada henti berdo’a
Kalian bagai sekolah, mengeluarkan umat yang baik budi
Kalian laksana taman, menghasilkan buah yang manis rasanya
Kalian guru segala guru, berpengaruh hingga ku mati
Terima kasih atas kasih sayang yang diberikan
Terima kasih atas tetesan airmata sewaktu mendoakanku
Terima kasih atas tetesan keringat demi menafkahiku
Terima kasih karena terjaga dalam gulita
demi sakitku sewaktu ku kecil
Kakak dan Adikku tersayang
yang selalu mendukungku
Teman-teman sumber inspirasiku
Terima kasih atas pengalamannya
Ya Allah, Walau kami kecil di hadapan hambamu, dan hina
bagi makhlukmu
Namun jadikanlah kami besar dimata-Mu, mulia di hadapan-Mu
Sebagaimana kau muliakan Nabimu, Amin..
صفحة
تصحيح لجنة الامتحان
الممتحن الأوّل,
الدكتور الحاج صفيان
سورى, الماجستير
رقم الموظف: 13127194
الممتحن الثانى,
الدكتورندوس
الحاج ماد على, الماجستير
رقم الموظف:
131998641
الممتحن الثالث,
الدكتورندوس
تاتانج
رقم الموظف:
131998643
هذه الرسالة تحت إشراف
رئيس شعبة تربية اللغة العربية,
الدكتورندوس الحاج أغوس سلام رحمة,
الماجستير
رقم الموظف: 130809421
رئيس قسم تربية اللغات الأجنبية
الدكتورندوس أمير, الماجستير
131476554 رقم الموظف:
ANALISIS
KESULITAN BELAJAR BAHASA ARAB PADA MATA KULIAH ISTIMA’ I
(Studi
Analisis Deskriptif Pada Mahasiswa
Tingkat I Program Pendidikan Bahasa Arab Tahun Ajaran 2004/2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan
Disusun
Oleh:
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ASING
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
______________________
2007
0 komentar:
Post a Comment