Studi
Tentang Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran Biologi Pada SLTP Negeri 2
Pangkajene Kabupaten Pangkep
ABSTRAK
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat
belajar Biologi siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada SLTP Negeri 2
Pangkajene Kabupaten Pangkep. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 2
sebanyak 2 kelas yang terambil secara acak. Data dalam penelitian ini dikumpul
dengan menggunakan instrumen berupa angket. Data yang terkumpul selanjutnya di
analisis dengan statistik deskriptif berupa persentase.
Hasilnya menunujukkan
minat belajar biologi siswa berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata
skor minat sebesar 115,48 dari 150 skor tertinggi yang mungkin dicapai.
Terdapat 63,83 % siswa yang minat belajarnya sedang, 29,79 % tinggi, dan 4,26 %
siswa yang minatnya rendah. Sedangkan faktor-faktor kurikulum, 72,34 % faktor
dari diri siswa, 70,39 % faktor metode mengajar, dan faktor sarana dan
prasarana sebesar 70,07 %.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini
masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha
pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani
secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas
terabaikan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di negara yang maju
sekalipun.
Sungguhpun demikian pemerintah, dalam
hal ini Depdiknas telah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi segala masalah
pendidikan. Upaya tersebut hampir mencakup semua komponen pendidikan. Misalnya
pembaharuan kurikulum, pembaharuan proses belajar mengajar, peningkatan
kualitas guru, pengadaan buku pelajaran, pengadaan dan penyempurnaan sarana dan
prasarana belajar, penyempurnaan sistem penilaian, penataan organisasi dan
manajemen pendidikan, dan berbagai usaha yang mengarah pada pencapaian hasil
pengajaran/pendidikan secara maksimal.
Mengingat pendidikan selalu berkenan
dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung
pada manusianya (Nana Sudjana, 1989). Unsur manusia yang paling menentukan
keberhasilan pendidikan adalah guru dan pesrta didik. Dalam hal ini guru
dituntut bagaimana ia menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang profesional. Di
lain pihak peserta didik harus sadar bahwa pendidikan sangat menentukan
kemajuan peradaban manusia.
Dalam kegiatan pengajaran, unsur yang
penting adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam
belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil
belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan
berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai
tuain belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya
adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan sikap serta
ide dan apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan
siswa.
Berdasar dari uraian di atas tampaknya,
masalah pendidikan yang banyak diragukan orang bisa diselesaikan dengan baik.
Hal mana semua unsur yang berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang
maksimal diperhatikan. Hanya saja kenyataan menunjukan, bahwa setiap kali
evaluasi pengajaran dilakukan seringkali hasilnya tidak memuaskan, termasuk
dalam pengajaran IPA-Biologi umumnya. Tentu saja banyak faktor yang berpengaruh,
di antaranya adalah minat belajar siswa terhadap pelajaran yang dimaksud,
pantas untuk dipertanyakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi dkk,
(1998) bahwa bilamana tidak ada minat seseorang terhadap suatu pelajaran,
akan timbul kesulitan dalam belajarnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasar dari uraian latar belakang tersebut di atas,
maka penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian terhadap masalah:
1. Bagaimana
minat belajar siswa SD Negeri Labuang Baji I Makassar terhadap mata pelajaran IPA-Biologi?
2. Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi minat belajar siswa SD Negeri Labuang Baji I Makassar
terhadap mata pelajaran IPA-Biologi?
C. Tujuan
Penelitian
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana minat belajar siswa SD Negeri
Labuang Baji I Makassar terhadap mata pelajaran IPA-Biologi ?
2. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi
minat belajar siswa SD Negeri Labuang Baji I Makassar terhadap mata pelajaran
IPA-Biologi.
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam
penelitian ini antara lain :
1. Hasilnya
diharapkan sebagai bahan masukan bagi insan yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan, bahwa penumbuhan minat belajar adalah prasyarat mutlak dalam
pencapaian hasil belajar maksimal.
2. Hasilnya
diharapkan menjadi landasan bagi para guru, khususnya guru IPA-Biologi bahwa
pemilihan pendekatan dalam belajar IPA-Biologi perlu diperhatikan minat siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Minat Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan
(Slameto, 1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas dan
memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.
Menurut Kartono (1995), minat merupakan
moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu
obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya
terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan
kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi
(afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu
soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh
karena itu biologi berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak
ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu
pengetahuan juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian,
bidangbiologi dapat melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan semangat
belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian siswa sendiri
apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi atau tidak (Ahmadi,
1998).
Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan
atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik
atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam
bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).
Minat dapat menjadi sebab sesuatu
kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu
minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan
informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman
(Hardjana, 1994).
Menurut Gie (1998), minat berarti
sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena
menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah
keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara
penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang
pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.
Minat besar pengaruhnya terhadap
aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari
biologi dengan sungguh-sungguh
seperti rajin belajar, merasa senang
mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan
kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum
karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan
mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan
motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga
tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan
lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat
siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).
Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan
dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek
kejiwaan melahirkan daya tarik tersendiri untuk memperhatikan suatu obyek
tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian psikologi
menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa
ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap
penolakan kepada guru (Slameto, 1995).
Minat merupakan salah satu faktor pokok
untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat
mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan
bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 1998).
Menurut Gie (1998), arti penting minat
dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah :
1. Minat
melahirkan perhatian yang serta merta.
2. Minat
memudahnya terciptanya konsentrasi.
3. Minat
mencegah gangguan dari luar
4. Minat
memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.
5. Minat
memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.
Minat melahirkan perhatian spontan yang
memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian,
minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang
lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan
minat itu, serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari
masing-masing siswa (Gie, 1995).
Minat dan perhatian dalam belajar
mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata
pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran
tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik
secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan
minat pada objek tersebut.
Kalau seorang siswa mempunyai minat
pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa
tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan
biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak
menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah
diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi
hasil belajarnya (Kartono, 1995).
Suatu minat dapat diekspresikan melalui
suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada
hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki
untuk dapat mempelajari hal tersebut.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu
pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi
yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan
tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat
bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya,
kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.
Dengan demikian perlu adanya
usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan
minat belajar siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang studi
biologi. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi
yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu minat sifatnya
berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.
Minat belajar dapat diingatkan melalui
latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan
suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika
seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan
kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di
sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan
melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang
dipelajari.
Minat sebagai salah satu aspek
psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat
dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan
bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat
berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa
kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan orang tua dan persepsi
masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).
Menurut Slameto (1995), faktor-faktor
yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:
1.
Penyajian materi yang dirancang
secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berserni.
2. Memberikan
rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang
studi yang sedang diajarkan.
3. Mengembangkan
kebiasaan yang teratur
4. Meningkatkan
kondisi fisik siswa.
5. Memepertahankan
cita-cita dan aspirasi siswa.
6. Menyediakan
sarana oenunjang yang memadai.
Minat belajar membentuk sikap akademik
tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat
belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya
memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki
seseorang (Loekmono, 1994).
Minat berkaitan dengan nilai-nilai
tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar
sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian,
menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan
gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu
berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar
didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam
belajar (Sudarnoto, 1994)
Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir
motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat
belajar dalam diri seorang siswa yiatu :
1. Suatu
hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
2. Suatu
dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang
studi.
3. Hasrat
siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
4. Hasrat
siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.
5. Gambaran
diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
Beberapa langkah untuk menimbulkan
minat belajar menurut (Sudarnoto, 1994), yaitu :
1.
Mengarahkan perhatian pada tujuan yang
hendak dicapai.
2.
Mengenai unsur-unsur permainan dalam
aktivitas belajar.
3.
Merencanakan aktivitas belajar dan
mengikuti rencana itu.
4.
Pastikan tujuan belajar saat itu
misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.
5.
Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan
jadwal belajar.
6.
Bersikaplah positif di dalam menghadapi
kegiatan belajar.
7.
Melatih kebebasan emosi selama belajar.
B. Faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Belajar
IPA-Biologi
Menurut Abdullah (1989), ada beberapa
yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk
dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut
digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang
berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari
dalam diri siswa).
Dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan
kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri
siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Untuk
lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing faktor tersebut minat belajar
IPA-Biologi siswa dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata
pelajaran IPA-Biologi pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan
fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum
1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran IPA-Biologi khususnya di tingkat
Sekolah Dasar, adalah :
1.Membantu siswa memahami
konsep-konsep IPA-Biologi.
2.Membantu
mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
3.Membantu
menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari
konsep-konsep IPA-Biologi.
4.Membantu
siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA-Biologi yang dibantu ilmu dasar
lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
5.Membantu
siswa memahami keteraturan kehidupan makhluk hidup sehingga menimbulkan rasa
kagum dan cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa.
6.Membantu
persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
7.Meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
b.
Faktor dari dalam Diri Siswa
Siswa adalah sekelompok manusia yang
akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang
ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa,
dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling
tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar
mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Proses belajar mengajar menurut konsep
ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar
untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang
optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti
diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
1.Mencari
perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
2.Mengarahkan
seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3.Memberi
dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk
mencapai tujuan.
c.
Faktor Metode Mengajar
Mengajar atau mentransfer ilmu dari
guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut
dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai
metode mengajar yang dapat digunakan .
Di sekolah atau lembaga pendidikan
tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk
mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah
yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan
diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok
untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru
yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam
proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar
siswa (Roestiyah, 1993).
d. Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi
yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh
seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru,
diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang
harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam
keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam
meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan
sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata
melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang
diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
1) Tugas profesional
Tugas
profesional ialah
tugas yang berhubungan dengan profesinya.
Tugas
profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan.
2) Tugas
manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas sebagai
manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata
pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh
potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi
idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau
di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat
mengerti bila menghadapi guru.
3) Tugas
kemasyarakatan
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai
anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa
depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu
yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan
bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
Di samping ketiga tugas pokok tersebut
diatas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :
a) Fasilitator perkembangan
siswa
Kemampuan dan potensi yang dimiliki
siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat
rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan
siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata
lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah
hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
b) Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian
perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai
agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
c) Pengelola
kegiatan proses belajar mengajar
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan
kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu
dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai
pengelola proses belajar mengajar.
d) Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat
menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu
menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap
anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam
keluarganya.
e. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang
keberhasilan pengajaran misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, alat peraga dan lain-lain.
Penggunaan alat peraga dalam proses
belajar mengajar mempunyai fungsi utama (Nasution, 1990), yaitu :
1.Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata
atau lisan belaka.
2.Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, daya indra seperti objek terlalu besar dapat
digantikan dengan gambar, film, atau model.
3.Dengan
menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif siswa, dan
4.Dengan
sikap yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan banyak mengalami kesulitan jika harus diatasi sendiri.
C.
Meningkatkan Minat Siswa dalam Belajar Mengajar
Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Menurut Slameto
(1988), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang
minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subyek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat
baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang
hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat
akan membantu seseorang mempelajari sesuatu (Slameto, 1988).
Mengembangkan minat siswa terhadap mata
pelajaran IPA-Biologi pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana
hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri
sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana
pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. Bila siswa menyadari bahwa
belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting,
dan bila siswa bahwa hasil dari pengalaman akan membawa kemajuan pada dirinya
kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk
membangkitkan minat pada pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada (Slameto, 1988).
Di samping memanfaatkan minat yang
telah ada, Tanner (1975, dalam Slameto, 1988) menyarankan agar para pengajar
juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri sendiri. Ini dapat dicapai
dengan jalan memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan antara suatu
bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu,
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Roijjakkers (1980,
dalam Slameto, 1988) berpendapat bahwa untuk menimbulkan minat-minat baru,
dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan berita
sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Bila usaha-usaha di atas tidak
berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan
pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar
melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak dilakukannya
dengan baik.
Studi-studi eksperintal menunjukkan
bahwa siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena telah
bekerja dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya,
cenderung bekerja lebih baik daripada siswa yang dimarahi atau dikritik karena
pekerjaannya yang buruk atau tidak ada kemajuan. Menghukum siswa karena hasil
kerjanya yang buruk kurang efektif, bahkan hukuman yang terlalu kuat akan
sering menghambat proses belajar tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik
daripada tidak perhatian sama sekali. Hendaknya para pengajar bertindak bijaksana
dalam menggunakan insentif. Insentif apapun yang dipakai perlu disesuaikan
dengan diri siswa masing-masing (Slameto, 1988).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian non-eksperimental, sebab dalam pengumpulan data
sebelumnya tidak dilakukan manipulasi terhadap subjek penelitian, jadi hanya
berupa penelitian deskriptif yang bersifat kuantitatif.
B. Variabel Penelitian
Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel adalah minat siswa terhadap mata pelajaran
IPA-Biologi. Sesungguhnya variabel minat merupakan variabel bebas, karena dapat
mempengaruhi kecenderungan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA-Biologi,
yang dalam penelitian ini diungkap apa adanya.
C. Ruang Lingkup
Pembahasan dan Definisi Operasional
Ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA-Biologi, dengan mengangkat masalah yang terjadi
pada siswa SD Negeri Labuang Baji I Makassar.
Berdasarkan
dari ruang lingkup pembahasan di atas, maka dapat didefinisikan secara
operasional tentang masalah pokok penelitian ini yaitu; suatu pengkajian dengan
melakukan telaah pustaka dan penelitian terhadap minat belajar siswa SD
Negeri Labuang Baji I Makassar.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
dan Sampel
Populasi
dalam pemilihan ini adalah keseluruhan siswa SD Negeri
Labuang Baji I Makassar. Adapun
sebaran populasi yang dimaksudkan seperti Tabel I berikut :
Tabel I
Sebaran
Populasi Penelitian
KELAS
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
IVA – IV B
|
36
|
44
|
80
|
VA – V B
|
34
|
46
|
80
|
VI A – VI B
|
33
|
45
|
78
|
Jumlah
|
103
|
135
|
238
|
2.
Sampel
Dalam
pengambilan sampel digunakan teknik purpositif random sampling. Dengan
teknik tersebut yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas
IV, kelas V, dan kelas VI masing-masing sebanyak 2 kelas dengan kalkulasi
seperti pada tabel 2.
Tabel 2
Jumlah
Sampel Penelitian
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
IV
|
16
|
16
|
32
|
V
|
16
|
16
|
32
|
VI
|
15
|
15
|
30
|
Jumlah
|
46
|
46
|
94
|
E. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara yang dilakukan peneliti mengumpulkan data
penelitian adalah :
1. Library
research; yaitu mengkaji dan menganalisa literatur yang berhubung dengan masalah
yang dibahas.
2. Field research;
yaitu dengan penelitian lapangan yang meliputi:
a. Metode observasi; yaitu mengamati secara langsung
suatu obyek. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang
gejala-gejala tertentu dengan jalan mengamat-amati secara langsung selama waktu
tertentu, sedemikian rupa sehingga peneliti dapat mengenal apa yang berada di
“muka” dan apa yang berada di ”belakang” suatu gejala.
b.
Metode interview; interview atau wawancara; merupakan teknik menggali,
menemukan atau menjaring informasi secara langsung dengan pedoman wawancara (interview
guide).
c. Metode angket; dimaksudkan untuk memperoleh data
melalui sejumlah pertanyaan secara tertulis terhadap sampel.
F.
Teknik Analisis Data
Data yang
telah terkumpul selanjutnya diolah dengan deskriptif, kemudian dianalisis
kecenderungan-kecenderungan minat belajar sampel terhadap pelajaran
IPA-Biologi, yang dianalisis secara induktif dan deduktif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini
disajikan beberapa hal yang merupakan hasil penelitian dan pembahasan
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Penyajian
Data Penelitian
Data penelitian berupa skor minat
belajar siswa SDN Labuang Baji I Makassar terhadap pelajaran IPA-Biologi
terlihat seperti pada tabel 3 berikut.
Tabel 3
Skor Minat
Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPA-Biologi
No. Responden
|
Skor Minat
|
No. Responden
|
Skor Minat
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
113
|
8
|
112
|
2
|
109
|
9
|
114
|
3
|
126
|
10
|
102
|
4
|
114
|
11
|
112
|
5
|
129
|
12
|
123
|
6
|
121
|
13
|
120
|
7
|
129
|
14
|
121
|
1
|
2
|
3
|
4
|
15
|
109
|
37
|
125
|
16
|
92
|
38
|
93
|
17
|
111
|
39
|
123
|
18
|
107
|
40
|
119
|
19
|
125
|
41
|
109
|
20
|
124
|
42
|
106
|
21
|
101
|
43
|
120
|
22
|
114
|
44
|
116
|
23
|
120
|
45
|
96
|
24
|
125
|
46
|
119
|
25
|
119
|
47
|
127
|
26
|
101
|
48
|
108
|
27
|
123
|
49
|
112
|
28
|
121
|
50
|
116
|
29
|
112
|
51
|
111
|
30
|
85
|
52
|
111
|
31
|
119
|
53
|
120
|
32
|
115
|
54
|
120
|
33
|
112
|
55
|
106
|
34
|
117
|
56
|
110
|
35
|
121
|
57
|
119
|
36
|
119
|
58
|
110
|
1
|
2
|
3
|
4
|
59
|
114
|
77
|
139
|
60
|
112
|
78
|
114
|
61
|
117
|
79
|
109
|
62
|
103
|
80
|
115
|
63
|
110
|
81
|
117
|
64
|
117
|
82
|
123
|
65
|
109
|
83
|
131
|
66
|
113
|
84
|
115
|
67
|
106
|
85
|
119
|
68
|
107
|
86
|
116
|
69
|
123
|
87
|
114
|
70
|
118
|
88
|
131
|
71
|
134
|
89
|
134
|
72
|
125
|
90
|
116
|
73
|
113
|
91
|
112
|
74
|
108
|
92
|
102
|
75
|
137
|
93
|
105
|
76
|
118
|
94
|
126
|
J u m l a h
|
10.855
|
Data penelitian berupa faktor-faktor
yang mempengaruhi minat siswa SDN Labuang Baji I Makassar terhadap pelajaran
IPA-Biologi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut .
Tabel 4
Tabulasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar IPA-Biologi
No .
|
Faktor
|
Nomor Angket
|
Berpengaruh
|
Jumlah
|
||||
ya
|
tidak
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||
1.
|
Kurikulum
|
1
|
70
|
74,45
|
24
|
25,53
|
94
|
100
|
|
|
2
|
79
|
84,04
|
15
|
15,96
|
94
|
100
|
|
|
3
|
86
|
91,49
|
8
|
8,51
|
94
|
100
|
|
|
4
|
90
|
95,74
|
4
|
4,26
|
94
|
100
|
|
|
Jml
|
|
345,73
|
|
5,26
|
|
|
|
|
Rata2
|
|
86,43
|
|
13,56
|
||
2.
|
Dari
dalam
diri siswa
|
5
|
68
|
72,34
|
26
|
27,66
|
94
|
100
|
|
6
|
62
|
65,96
|
32
|
34,04
|
94
|
100
|
|
|
7
|
74
|
78,72
|
20
|
21,27
|
94
|
100
|
|
|
|
Jml
|
|
217,02
|
|
82,97
|
|
|
|
|
Rata2
|
|
72,34
|
|
27,66
|
|
|
3.
|
Metode
Mengajar
|
8
|
63
|
67,02
|
31
|
32,99
|
94
|
100
|
|
9
|
64
|
68,08
|
30
|
31,91
|
94
|
100
|
|
|
|
10
|
74
|
78,72
|
20
|
21,27
|
94
|
100
|
|
|
11
|
69
|
73,40
|
25
|
26,59
|
94
|
100
|
|
|
12
|
65
|
69,15
|
29
|
30,85
|
94
|
100
|
|
|
13
|
62
|
65,96
|
32
|
34,04
|
94
|
100
|
|
|
Jml
|
|
422,33
|
|
177,65
|
|
|
|
|
Rata
|
|
70,39
|
|
29,61
|
|
|
4.
|
Guru
|
14
|
51
|
54,25
|
43
|
45,74
|
94
|
100
|
|
|
15
|
54
|
57,45
|
40
|
42,55
|
94
|
100
|
|
|
16
|
72
|
76,59
|
22
|
23,40
|
94
|
100
|
|
|
Jml
|
|
188,29
|
|
111,69
|
|
|
|
|
Rata
|
|
62,76
|
|
37,23
|
|
|
5.
|
Sarana/ Prasarana
|
17
|
94
|
100
|
0
|
0
|
94
|
100
|
|
18
|
53
|
56,38
|
41
|
43,62
|
94
|
100
|
|
|
|
19
|
62
|
65,96
|
32
|
34,04
|
94
|
100
|
|
|
20
|
63
|
67,02
|
31
|
32,99
|
94
|
100
|
|
|
21
|
63
|
67,02
|
31
|
32,99
|
94
|
100
|
|
|
22
|
94
|
100
|
0
|
0
|
94
|
100
|
|
|
23
|
63
|
67,02
|
31
|
32,99
|
94
|
100
|
|
|
24
|
56
|
69,15
|
38
|
40,42
|
94
|
100
|
|
|
Jml
|
|
592,55
|
|
217,05
|
|
|
|
|
Rata
|
|
70,07
|
|
27,13
|
|
|
2. Pengolahan data Penelitian
Data minat belajar IPA-Biologi pada
Tabel 3 selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil terlihat pada
tabel 5 berupa distribusi frekuensi.
Tabel
5
Distribusi Frekuensi Skor Variabel
Minat Belajar IPA-Biologi
Skor
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Potensi (%)
|
0 – 81
82 – 96
97 – 119
120 – 134
135 - 150
|
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
|
0
4
60
28
2
|
0
4,26
63,83
29, 79
2, 13
|
|
|
94
|
100
|
Dari tabel 5 di atas, terlihat bahwa
63,83 % siswa yang memiliki minat belajar IPA-Biologi kategori sedang, hal mana
skor rata-rata minat belajar IPA-Biologi sebesar 115,48 yang berada pada
interval 97-119 kategori sedang. Dengan demikian maka dapat dikatakan minat
belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar berada pada kategori
sedang.
Data Faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar IPA-Biologi pada tabel 4 selanjutnya dianalisis dengan statistik
deskriptif. Hasilnya seperti terlihat pada tabel 6 berupa persentase rata-rata
setiap faktor yang mempengaruhi minat belajar IPA-Biologi siswa.
Tabel 6
Persentase
Rata-rata setiap Faktor yang Mempengaruhi
Minat
Belajar Siswa Terhadap Pelajaran IPA-Biologi.
No
|
Faktor
|
Berpengaruh
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Kurikulum
Dari dalam
diri Siswa
Metode
Mengajar
Guru
Sarana dan
Prasarana
|
86.43 %
72,34 %
70,39 %
62,76 %
70,07 %
|
13,56 %
27,66 %
29,61 %
37,23 %
27,13 %
|
Untuk lebih jelasnya, pengaruh setiap
faktor terhadap minat belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar
diuraikan berdasarkan urutan faktor pada tabel 6.
1. Faktor Kurikulum
Dari hasil pengisian angket nomor (1)
sampai dengan nomor (4) seperti ditujukkan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari
94 siswa SDN Labuang Baji I Makassar yang menjadi sampel penelitian, terdapat
86,43 persen responden yang menyatakan bahwa faktor kurikulum berpengaruh
terhadap minat belajar IPA-Biologi dan 13,56 % responden yang menyatakan tidak
berpengaruh.
Berdasakan hal tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum faktor kurikulum mempunyai pengaruh terhadap
minat belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal ini didukung
oleh fakta lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor kurikulum
berpengaruh terhadap minat belajar IPA-Biologi.
Selanjutnya dari nomor 4 angket
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengaruh faktor kurikulum, isi materi
pelajaran IPA-Biologi yang terdapat dalam kurikulum 1994 merupakan faktor yang
paling dominan mempengaruhi minat belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I
Makassar. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa (95,74 persen)
yang memberikan tanggapan positif terhadap pernyataan tersebut.
2. Faktor dari dalam Siswa
Dari hasil pengisian angket nomor (5)
sampai dengan nomor (7) seperti ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa,
dari 94 siswa SDN Labuang Baji I Makassar yang menjadi sampel penelitian,
terdapat 72,34 persen responden yang mengatakan bahwa faktor dari dalam diri
siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi, dan 27,66 persen
responden yang menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum faktor dari dalam diri siswa mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal ini
didukung oleh fakta lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor
dari dalam diri siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi.
Selanjutnya dari 3 nomor angket
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengaruh faktor dari dalam diri
siswa, faktor bakat yang sesuai dengan materi pelajaran IPA-Biologi, merupakan
faktor yang paling dominan mempengaruhi prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN
Labuang Baji I Makassar. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya presentase siswa
(78,33 persen) yang memberikan tanggapan positif terhadap pertanyaan tersebut.
3. Faktor Metode Mengajar Guru
Dari hasil pengisian angket nomor (8)
sampai dengan nomor (13), seperti ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan, dari 94
siswa SDN Labuang Baji I Makassar yang menjadi penelitian, terdapat 70,39
persen responden yang menyatakan bahwa faktor metode mengajar guru berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPA-Biologi, dan 29,61 persen responden yang
menyatakan tidak berpengaruh,
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum faktor metode mengajar guru mempunyai pengaruh
terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal
ini didukung oleh fakta lebih dari 50 persen siswa yang menyatakan bahwa faktor
metode mengajar guru berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi.
Selanjutnya dari 10 nomor angket
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengaruh faktor metode mengajar guru,
pelaksanaan praktikum merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
prestasi prestasi belajar siswa SDN
Labuang Baji I Makassar. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa
(78,72 persen) yang memberikan tanggapan positif terhadap pernyataan tersebut.
4. Faktor Guru
Dari hasil pengisian angket nomor (14)
sampai dengan nomor (16) seperti ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa,
dari 94 siswa SDN Labuang Baji I Makassar yang menjadi sampel penelitian,
terhadap 62,78 persen responden yang menyatakan bahwa faktor guru berpengaruh
terhadap prestasi belajar IPA-Biologi, dan 37,23 persen responden yang
menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum faktor guru mempunyai pengaruh terhadap prestasi
belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal ini didukung oleh
fakta lebih dari 50 % siswa yang
menyatakan bahwa faktor guru berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi.
Selanjutnya dari 3 nomor angket
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengaruh faktor guru, penggunaan alat
bantu mengajar (alat peraga) merupakan faktor paling dominan mempengaruhi
prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal ini
ditunjukkan dengan tingginya prestase siswa (76,59 persen) yang memberikan
tanggapan positif terhadap pertanyaan tersebut.
5. Faktor Sarana dan Prasarana
Dari hasil pengisian angket nomor (17)
sampai dengan (24) seperti ditunjukkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa, dari 94
siswa SDN Labuang Baji I Makassar yang menjadi sampel penelitian, terdapat
70,07 persen responden yang menyatakan bahwa faktor sarana dan prasarana
berpengaruh terdapat prestasi belajar IPA-Biologi, dan 27,13 persen responden
yang menyatakan tidak berpengaruh.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum faktor-faktor sarana dan prasarana mempunyai
pengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I
Makassar. Hal ini didukung oleh fakta lebih dari 50 persen siswa yang
menyatakan bahwa faktor sarana dan prasarana berpengaruh terhadap prestasi
belajar IPA-Biologi.
Selanjutnya dari 8 nomor angket
pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui pengaruh faktor guru, keberadaan
perpustakaan dan laboratorium merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN
Labuang Baji I Makassar. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase siswa
(100 persen) yang memberikan tanggapan positif terhadap pertanyaan tersebut.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian pembahasan ini diuraikan
secara terpisah antara pembahasan tentang keadaan minat belajar IPA-Biologi dan
faktor-faktor yang mempengauhi minat belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji
I Makassar.
1. Minat Belajar IPA-Biologi
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan terhadap data tentang minat belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang
Baji I Makassar, menunjukkan bahwa rata-rata minat belajar IPA-Biologi siswa
adalam 115,48 dari 150 kemungkinan skor tertinggi yang diperoleh, di mana
rata-rata sebesar 115,48 bila
dikonsultasikan dengan kategori dalam
distribusi frekuensi, termasuk kategori sedang pada interval nilai 97-119
dengan persentase sebesar 63,83 persen. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
terdapat 29,79 persen siswa yang mempunyai minat dalam kategori tinggi dan
hanya 4,26 persen siswa berkategori minatnya rendah.
Berdasar dari kenyataan ini, maka dapat
diasumsikan bahwa dengan kondisi minat seperti itu dapat diduga bahwa tidaklah
terlalu sukar mengarahkan siswa SDN Labuang Baji I Makassar dalam belajar
IPA-Biologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (1995), bahwa dengan minat yang cukup terhadap sesuatu, maka tidak
sukar mencapai tujuan yang dimaksud dari apa yang diminati itu. Asumsi penulis
juga sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa dengan adanya minat belajar,
maka pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam
belajar (Sudarmono, 1994).
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Belajar IPA-Biologi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar dapat berupa
faktor-faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) maupun faktor internal
(faktor dari dalam diri siswa).
Dari 4 faktor eksternal (faktor dari luar
siswa) yang diamati dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar, berdasarkan hasil
analisis data terungkap bahwa faktor eksternal yang meliputi: kurikulum, metode
mengajar yang diterapkan guru, profil guru serta kelengkapan sarana/prasarana
belajar mempunyai pengaruh yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan
tingginya persentase siswa yang memberikan tanggapan bahwa faktor-faktor
tersebut berpengaruh siswa yang memberikan tanggapan bahwa faktor-faktor
tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka terhadap mata pelajaran
IPA-Biologi, yaitu masing-masing: faktor kurikulum 86,43 persen, faktor metode
mengajar 70,39 persen, faktor guru 62,76 persen serta faktor sarana dan
prasarana 70,07 persen.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis
data juga terungkap bahwa faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) juga
mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji
I Makassar. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase siswa yang
memberikan tanggapan bahwa faktor tersebut sangat mempengaruhi, yaitu sebesar
72,34 persen.
Dari kelima faktor yang diamati dalam
penelitian seperti yang telah diuraikan di atas, faktor kurikulum merupakan
faktor pertama yang paling dominan mempengaruhi prestasi
belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Dalam hal ini adalah isi
materi pelajaran IPA-Biologi seperti yang dijabarkan dalam kurikulum 1994 yang
akan dipelajari oleh siswa dipandang dapat mengarahkan siswa dalam belajar. Hal
ini sejalan dengan salah satu tujuan yang terkandung dalam kurikulum 1994,
yaitu membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA-Biologi untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari (Anonim, 1993).
Faktor kedua yang
mempunyai pengaruh cukup besar adalah faktor dari dalam diri siswa sendiri.
Dalam hal ini, dari 3 nomor pertanyaan yang diajukan, faktor bakat merupakan
faktor dari dalam diri siswa yang sangat mempengaruhi prestasi belajar
IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar. Hal ini dipertegas oleh
Suryabrata (1988), yang menyatakan bahwa: “Belajar pada bidang yang sesuai
dengan bakat seseorang akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
Kemampuan itu baru akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar.
Faktor ketiga yang mempunyai
pengaruh terhadap prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I
Makassar adalah metode mengajar yang digunakan oleh guru. Dari 3 nomor
pertanyaan yang diajukan, menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi
pelajaran yang akan disajikan sangat mempengaruhi prestasi siswa, misalnya
metode eksperimen atau praktikum. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada satupun
metode mengajar IPA-Biologi. Demikian pula sebaliknya tidak satupun materi
pelajaran IPA-Biologi cocok diajarkan dengan semua metode mengajar. Oleh karena
itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya
dalam proses belajar mengajar IPA-Biologi akan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa (Roestiyah, 1993).
Selanjutnya faktor keempat yang
juga mempengaruhi prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I
Makassar adalah faktor guru. Dari 3 nomor pertanyaan yang diajukan, alat bantu
mengajar (alat peraga) oleh guru merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Hudoyo (1984) bahwa: “Salah satu cara untuk memperlancar proses belajar
mengajar IPA-Biologi adalah dengan mengubah situasi abstrak ke situasi konkrit,
yakni menggunakan alat peraga”.
Komponen kelima yang ikut
mempengaruhi prestasi belajar IPA-Biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar
adalah kelengkapan sarana dan prasarana untuk belajar. Dari 8 nomor pertanyaan
yang diajukan, pengadaan perpustakaan dan laboratorium serta kelengkapannya
sebagai tempat pelaksanaan praktikum, merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Perlunya pengadaan sarana tersebut, khususnya laboratorium dalam
pembelajaran IPA-Biologi sejalan dengan pernyataan Usman (1994) bahwa:
“Memberikan pelajaran kepada siswa di kelas yang dilanjutkan dengan kegiatan
praktikum yang dapat menunjang teori secara ilmiah sehingga teori yang
diberikan akan lebih berkesan dan mantap dalam ingatan siswa”.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan :
1. Minat belajar biologi siswa SDN
Labuang Baji I Makassar berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata skor
minat sebesar 115,48 dari 150 skor tertinggi yang mungkin dicapai. Terdapat
63,83 % siswa, minat belajarnya terhadap pelajaran biologi kategori sedang,
29,79% siswa kategori tinggi, dan hanya 4,26 % kategori rendah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar biologi siswa SDN Labuang Baji I Makassar adalah kurikulum
sebesar 82,43 %, diri siswa sebesar 72,34 %, metode mengajar sebesar 70,39 %,
guru sebesar 62,76 %, dan faktor sarana serta prasarana sebesar 70,07 %.
B.
Saran-saran
Berkaitan
dengan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
mengajukan saran berupa:
1. Sedapat mungkin guru-guru biologi menjadikan hasil
penelitian ini untuk meningkatkan hasil pengajaran biologi.
2. Agar guru-guru
khususnya guru biologi dapat membantu siswa menumbuhkan dan menguatkan minat
belajar siswa sesuai dengan pendekatan didaktik.
3. Bagi peneliti selanjutnya sedapat mungkin
menggunakan hasil penelitian ini dan mengembangkannya. Misalnya dengan
menguraikan prestasi belajar biologi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,
H. Pengelolaan Pengajaran. Cet; III. Ujungpandang: Bintang Selatan.
1991.
Ahmadi,
Abu. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: CV. Toha Putra. 1998
Ali,
M. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 1993.
Buchari.
Psikologi Pendidikan. Jakarta. Aksara Baru. 1985.
Gie.
Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti. 1995.
Hardjana.
Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Hasnawiyah.
Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada SMA di Ujungpandang.
Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Hudoyo,
H. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Usaha Nasional. 1984.
Kartono,
K. Bimbingan Belajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 1995.
Loekmono.
Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Muhtar.
Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PGK &
PTK Dep.Dikbud. 1992
Nasution,
S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta.
PT. Bina Aksara. 1988
Purwanto,
M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Cet. V; Bandung: Remaja Pusokarya.
1990.
Roestiyah.
Didaktik Metodik. Jakarat: Bina Aksara. 1993.
Sardiman,
A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet. IV; Jakarta: Rajawali
Pers. 1992.
Slameto.
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. II; Jakarta: Rineka
Cipta. 1995.
Sudarmono.
Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo. 1994.
Usman,
H. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. Ujungpandang: FIP IKIP
Ujungpandang. 1994
Utuh,
Harun. Proses Belajar Mengajar. Cet. I; Surabaya: Usaha Nasional. 1987
Walgito,
Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Cet. II; Jakarta: Andi
Offset. 1993.
Lampiran 1.
ANGKET MINAT BELAJAR
SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SLTP NEGERI 2 PANGKAJENE KAB.
PANGKEP
Pengantar
Pada
lembar berikut ini, diajukan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan minat belajar Anda terhadap mata pelajaran biologi. Anda diminta memilih
salah satu jawaban dari 5 pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan atau
pendapat anda yang sebenarnya. Jawaban Anda dalam angket ini tidak mempengaruhi
prestasi belajar Anda di sekolah dan dijamin kerahasiaannya.
Petunjuk Pengisian
1. Tulislah nama serta jenis kelamin Anda dengan jelas.
a. N
a m a :
b. Jenis
Kelamin :
2. awablah pertanyaan di bawah ini dengan
memberikan tanda (√ ) pada tempat yang tersedia.
3. Pilihlah :
SS = Sangat Setuju, artinya jika Anda merasa
bahwa pernyataan itu benar-benar sesuai dengan keadaan diri Anda.
S = Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa
pernyataan itu lebih banyak sesuai daripada tidak sesuai dengan keadaan diri
Anda.
R = Ragu, artinya jika Anda merasa bahwa
pernyataan itu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
TS = Tidan Setuju, artinya jika Anda merasa bahwa
pernyataan itu lebih banyak tidak sesuai dengan keadaan diri Anda.
STS = Sangat Tidak Setuju, artinya jika Anda
merasa bahwa pernyataan itu sungguh tidak ssuai dengan keadaan diri Anda.
Atas
kesediaan Anda dalam menjawab angket ini penulis mengucapkan terima kasih.
Wassalam,
Penulis
No.
|
Pernyataan
|
Tanggapan
|
||||
SS
|
S
|
R
|
TS
|
STS
|
||
A
|
Waktu yang
digunakan
|
|
|
|
|
|
1.
|
Saya selalu
menggunakan waktu luang untuk membaca buku tentang biologi
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya merasa
tugas biologi yang diberikan sangat menyita waktu.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya merasa jam
pelajaran biolobi yang ada sekarang ini masih kurang, sehingga perlu
ditambah.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Menyesal sekali
rasanya bila waktu luang saya berkurang, karena harus menyelesaikan
tuas-tugas biologi.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya berusaha
memanfaatkan waktu yang kosong untuk belajar biologi apabila guru berhalangan
hadir
|
|
|
|
|
|
6.
|
Waktu luang
selalu saya gunakan untuk bermain bersama teman-teman.
|
|
|
|
|
|
7.
|
Setiap kali ada
lomba pengetahuan tentang biologi, saya selalu berusaha untuk dapat ikut berpartisipasi.
|
|
|
|
|
|
8.
|
Bila ada lomba
pengetahuan tentang biologi saya tidak berpartisipasi.
|
|
|
|
|
|
B.
|
Frekuensi Kehadiran
|
|
|
|
|
|
1.
|
Saya selalu
rajin ke sekolah bila ada pelajaran biologi
|
|
|
|
|
|
2.
|
Jika ada
praktikum biologi saya jarang hadir
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya selalu
hadir mengikuti pelajaran biologi di sekolah
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya tidak ke
sekolah jika ada jam pelajaran biologi
|
|
|
|
|
|
5.
|
Jika ada
praktikum biologi saya selalu hadir
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya malas
mengikuti les biologi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
Perhatian
|
SS
|
S
|
R
|
TS
|
STS
|
1.
|
Saya selalu
memusatkan perhatian pada saat jam pelajaran biologi sedang berlangsung
|
|
|
|
|
|
2.
|
Saya selalu
sulit berkonsentrasi pada saat jam
pelajaran biologi
|
|
|
|
|
|
3.
|
Jika ke toko
buku yang pertama kali menarik perhatian saya adalah buku-buku tentang
biologi
|
|
|
|
|
|
4.
|
Buku-buku
biologi tidak menarik untuk dipelajari.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Salah satu yang
menarik perhatian saya dalam mempelajari biologi yaitu adanya gambar.
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya merasa
bahwa pelajaran ilmu sosial lebih menarik dipelajari daripada pelajaran
biologi.
|
|
|
|
|
|
7.
|
Saya sangat
tertarik untuk melakukan percobaan-percobaan biologi di rumah.
|
|
|
|
|
|
8.
|
Program-program
siaran pendidikan tentang biologi di
televisi tidak menarik perhatian saya.
|
|
|
|
|
|
9.
|
Saya merasa
penjelasan yang diberikan oleh guru biologi itu sangat menarik untuk
didiskusikan bersama teman-teman.
|
|
|
|
|
|
10.
|
Saya selalu
gelisah pada saat selalu mengikuti pelajaran biologi.
|
|
|
|
|
|
D.
|
Keaktifan dalam
menyelesaikan tugas
|
|
|
|
|
|
1.
|
Saya selalu
mengerjakan pekerjaan rumah biologi dengan baik.
|
|
|
|
|
|
2.
|
Jika ada
pekerjaan rumah biologi saya jarang mengerjakannya.
|
|
|
|
|
|
3.
|
Saya selalu
mendiskusikan dengan teman-teman jika ada tugas pelajaran biologi yang sulit.
|
|
|
|
|
|
4.
|
Saya merasa
tugas-tugas biologi terlalu memberatkan.
|
|
|
|
|
|
5.
|
Saya selalu
berusaha menyelesaikan soal-soal biologi karena memudahkan saya dalam belajar
biologi.
|
|
|
|
|
|
6.
|
Saya agak malas
mengerjakan soal-soal biologi yang ada pada buku paket.
|
|
|
|
|
|
Lampiran II. ANGKET
PENELITIAN
A. PENGANTAR
1. Penyebaran angket ini dimaksudkan untuk mendapatkan
data guna kelengkapan penyusunan skripsi penulis yang berjudul “Studi
tentang Minat Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Biologi pada SLTP Negeri 2
Pangkajene Kab. Pangkep”.
2. Pemberian angket ini tidak ada hubungannya
dengan nilai mata pelajaran Biologi Anda, karena itu diharapkan aar Anda
menjawab pertanyaan dalam angket ini dengan sejujur-jujurnya.
3. Berilah tanda silang (X) pada salah satu
alternatif jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan keadaan sbenarnya.
B. IDENTITAS
RESPONDEN
1. N a m a :
……………………………….
2. N I P :
……………………………….
3. Kelas : ……………………………….
C. PERTANYAAN
1. Apakah orang tua Anda
tahu atau pernah membaca Kurikulum 1994, tentang mata pelajaran ?
a. ya b. tidak
2. Apakah orang tua selalu mengarahkan Anda untuk mempelajari Biologi
?
a. ya b
tidak
3. Apakah Anda pernah membaca kurikulum 1994 tentang mata pelajaran
IPA-Biologi
a. ya b
tidak
4. Menurut Anda, apakah kurikulum1994 mata pelajaran IPA-biologi dapat
mengarahkan Anda dalam mempelajari materi biologi ?
a. ya b
tidak
5. Apakah materi pelajaran biologi sesuai dengan kemampuan Anda ?
a.
ya b
tidak
6. Apakah dalam mempelajari materi biologi perlu berdiskusi dengan
orang lain, misalnya teman ?
a.
ya b
tidak
7. Apakah materi pelajaran biologi sesuai dengan bakat Anda ?
a. ya b
tidak
8. Apakah metode (cara) mengajar yang digunakan oleh guru Anda dalam
menjelaskan materi pelajaran biologi menarik bagi Anda ?
a. ya b
tidak
9. Menurut Anda, apakah setiap konsep biologi yang diajarkan perlu
ditunjang dengan praktikum?
a. ya b
tidak
10. Apakah pelaksanaan praktikum membantu Anda dalam memahami konsep
biologi yang diajarkan?
a. ya b
tidak
11. Apakah Anda senang bila praktikum biologi?
a. ya b
tidak
12. Apakah gaya mengajar guru biologi Anda dapat mempercepat pemahaman
Anda tentang konsep yang diajarkan?
a. ya b.
tidak
13. Apakah Anda senang dengan guru biologi Anda?
a. ya b.
tidak
14. Bila Anda tidak melakukan tugas yang diberikan oleh guru biologi
Anda, apakah guru Anda memberikan hukuman kepada Anda?
a. ya b.
tidak
15. Apakah Anda senang bila guru biologi Anda menembalikan pekerjaan
anda walaupun nilai anda rendah?
a. ya b.
tidak
16. Apakah sekolah Anda mempunyai perpustakaan?
a. ya b.
tidak
17. Apakah guru biologi Anda selalu menggunakan alat bantu mengajar setiap
memberikan materi?
a. ya b.
tidak
18. Apakah di Perpustakaan Anda mendapatkan buku paket biologi?
a. ya b.
tidak
19. Selain buku paket biologi, apakah di perpustakaan terdapat
buku-buku lain yang berhubungan dengan pelajaran biologi?
a. ya b.
tidak
20. Menurut Anda, apakah setiap memberikan materi pelajaran biologi
guru perlu menggunakan alat peraga?
a. ya b.
tidak
21. Menurut Anda, apakah penggunakan alat peraga membantu Anda dalam
memahami pelajaran biologi yang diajarkan>
a. ya b.
tidak
22. Apakah sekolah Anda memiliki Laboratorium?
a. ya b.
tidak
23. Apakah Laboratorium tersebut memiliki perlengkapan (alat dan bahan)
untuk praktikum biologi?
a. ya b.
tidak
24. Apakah di rumah Anda memiliki tempat belajar khusus?
a. ya b.
tidak
0 komentar:
Post a Comment